tag:blogger.com,1999:blog-87702395156994861322024-03-18T12:57:54.900-07:00Koleksi Cerita LucahEdisi Bahasa Malaysia dan IndonesiaUnknownnoreply@blogger.comBlogger171125truetag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-67610483806590129282014-08-02T09:30:00.001-07:002014-08-02T09:30:42.654-07:00Teman Adik<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Pertama kali aku dikenalkan dengan hubungan sexual yang sebenarnya terjadi pada saat adikku perempuanku memperkenalkan kepadaku seorang teman wanitanya. Sejak pertama kali aku melihat, memang aku sangat tertarik pada wanita ini, sebut saja namanya Nuke. Suatu saat Nuke datang ke rumahku untuk bertemu dengan adikku yang kebetulan tidak berada di rumah. Karena sudah akrab dengan keluarga- ku, meskipun di rumah aku sedang seorang diri, ku persilakan Nuke masuk dan menunggu. Tapi tiba-tiba ada pikiran nakal di otakku, untuk nekat mendekati Nuke, meskipun rasanya sangat tidak mungkin. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Setelah berbasa-basi seperlunya, kutawarkan dia untuk ku putarkan Blue Film. Mulanya dia menolak karena malu, tapi penolakannya ku pikir hanya basa-basi saja. Dengan sedikit ketakukan akan datangnya orang lain ke rumahku, aku putarkan sebuah blue film, lalu ku tinggalkan dia menonton seorang diri dengan suatu harapan dia akan terangsang. Benar saja pada saat aku keluar dari kamar, kulihat wajah Nuke merah dan seperti menahan getaran. Aku mulai ikut duduk di lantai dan menonton blue film tersebut. Jantungku berdegup amat sangat keras, bukan karena menonton film tersebut, tapi karena aku sudah mulai nekat untuk melakukannya, apapun resikonya kalau ditolak. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ku bilang pada Nuke:" pegang dadaku...... rasanya dek dekan banget", sambil kutarik tangganya untuk memegang dadaku. Dalam hitungan detik, tampa kami sadari, kami telah berciuman dengan penuh nafsu. Ini pengalaman pertamaku berciuman dengan seorang perempuan, meskipun adegan sex telah lama aku tahu (dan kuinginkan) dari berbagai film yang pernah ku tonton. Mulutnya yang kecil ku kulum dengan penuh napsu. Dengan penuh rasa takut, tanganku mulai merayap ke bagian dadanya. Ternyata Nuke tidak marah, malah kelihatan dia sangat menikmatinya. Akhirnya kuremas-remas buah dadanya dengan lembut dan sedikit menekan. Tanpa terasa kami sudah telanjang bulat berdua di tengah rumah. Setelah puas aku mengulum puting susu dan meremas-remas buah dadanya, mulutku kembali ke atas untuk mencium dan mengulum lidahnya. Sebentar kemudian malah Nuke yang turun menciumi leher kemudian dadaku. Tapi sesuatu yang tak pernah ku bayangkan akan dilakukan seorang Nuke yang usianya relatif masih sangat muda, ia terus turun menciumi perut sambil mulai meremas-remas kemaluanku. Aku sudah amat sangat terangsang. Kemudian mataku hampir saja keluar ketika mulutnya sampai pada batang kemaluanku. Rasanya nikmat.... sekali. Belum pernah aku merasakan kenikamatan yang sedemikian dasyat. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ujung kemaluanku kemudian dikulum dengan penuh napsu. Nampak luwes sekali dia menciumi kemaluanku, aku tidak berpikir lain selain terus menikmati hangatnya mulut Nuke di kemaluanku. Kupegang rambutnya mengikuti turun naik dan memutarnya kepala Nuke dengan poros batang kemaluanku. Setelah sekian lama kemaluanku di lumatnya, aku merasakan sesuatu yang sangat mendesak keluar dari kemaluanku tanpa mampu kutakah lagi. Kutahan kepalanya agar tak diangkat pada saat spermaku keluar dan ach....... dengan menahan napas aku mengeluarkan spermaku di mulutnya. Sebagian langsung tertelan pada saat aku ejakulasi, selebihnya ditelan sebagian-sebagian seiring dengan keluarnya spermaku tetes demi tetes. Aku tertidur pulas tanpa ingat lagi bumi alam. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kurang lebih sepuluh menit kemudian aku terbangun. Aku sangat kaget begitu kulihat tepat dimukaku kemaluan Nuke. Rupanya pada saat aku tertidur, Nuke terus menjilati kemaluaku sambil sedikit-sedikit menggesek-gesekan kemaluannya pada mulutku. Meskipun awalnya aku takut untuk mencoba menjilati kemaluannya, tapi karena akupun terangsang lagi, maka kulumat kemaluannya dengan penuh napsu. Aku segera terangsang kembali karena pada saat aku menciumi kemaluan Nuke, dia dengan ganas mencium dan menyedot kemaluanku dengan kerasnya. Aku juga kadang merasakan Nuke menggigit kemaluanku dengan keras sekali, sampai aku khawatir kemaluanku terpotong karenanya. Setelah puas aku menjilati kemaluannya, aku mulai mengubah posisiku untuk memasukkan kemaluanku pada kemaluannya. Tapi dia menolak dengan keras. Ternyata dia masih perawan dan minta tolong padaku untuk tidak membimbingnya supaya aku memasukkan kemaluanku pada kemaluannya. Terpaksalah aku menjepitkan kemaluanku di payudaranya yang besar dan ranum. Sambil kugerakkan pantatku, ujung kemaluanku di kulum dan dilepas oleh Nuke. Aku tidak mampu menahan aliran spermaku dan menyemprot pada muka dan rambutnya. Aku melihat seberkas kekecewaan pada raut wajahnya. Saat itu aku berpikir bahwa dia takut tidak mencapai kepuasan dengan keluarnya spermaku yang kedua. Tanpa pikir panjang aku terus turun kearah kemaluannya dan menjilati dengan cepatnya. Karena aku sudah tidak bernapsu lagi, kujilati kemaluannya sambil berhitung untuk supaya aku terus mampu menjilati dalam keadaan tidak bernapsu sama sekali. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Pada hitungan ke 143 lidahku menjilati kemaluannya (terakhir klitorisnya), dia mengerang dan menekan kepalaku dengan keras dan menjerit ach................ Dia langsung tertidur sampai aku takut sendiri kalau-kalau ada orang datang. Ku gendong Nuke ke tempat adikku dalam keadaan tertidur dan kupakaikan baju, lalu kututup selimut, lantas aku kabur ke rumah temanku untuk menghindari kecurigaan keluargaku. Inilah pengalaman pertamaku yang tak akan pernah aku lupakan. Aku tidak yakin apakah akan kualami kenikmatan ini lagi dalam hidupku. </span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-21874823876500049132014-08-02T09:06:00.001-07:002014-08-02T09:06:27.267-07:00Tangga<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Hello,ini aku ceritakan satu kisah yang berlaku dalam hidup aku. mula-mula tu aku rasa tension sangat sebab tak tahu nak buat apa,so aku pun duduk kat tangga di apartmen aku.aku selalunya kalau tension sangat aku akan hilang tension aku dengan melancap.jadi hari tu aku pun melancap dekat tangga. bila aje sampai kat tangga aku terus buka seluar aku dan seluar dalam aku.lepas tu hanya pakai baju aje. aku pun duduk la kat tangga tu dan aku urut zakar aku.aku memang dah biasa melancap ni.aku paling kurang melancap satu hari sekali.lepas tu aku suka juga minum air mani aku.sedap rasanya.orang kata banyak khasiat. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">tengah aku urut zakar aku tu.zakar aku stim habis.keras.zakar aku menegang.kalau picit memang rasa macam picit batu .aku pun urut zakar aku sampai air mazi keluar.aku jilat tangan aku yang penuh dengan air mazi.rasa biasa je air mazi aku.tengah sedap urut zakar aku.tiba-tiba satu kak tu datang.aku tak perasan pun.kak tu datang dari tangga atas.kak tu senyum je tengok aku.lepas tu kak tu datang kat aku dan duduk sebelah aku.kak tu senyum lebar je.aku tergamam juga.nak kata malu tu malu juga.tapi aku tengah stim masa tu mana nak ingat malu.tapi aku memang tak sempat pun nak pakai seluar aku. kak tu asyik senyum je kat aku.lepas tu kak pegang zakar aku.kak tu kata boleh tahan juga zakar aku. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">kak tu urut zakar aku.zakar aku keras bukan main lagi.tangan kak tu basah dengan air mazi aku.lepas tu kak tu jilat tangan dia.kalau kauorang nak tahu kak tu masa tu pakai baju kurung tapi pakai baju aje tak pakai kain.bukan main putih lagi betis kak tu.tak ada bulu.aku bukan boleh tengok perempuan pakai baju kurung,tambah-tambah lagi kalau kain sutera ,sure aku mesti melancap.kak tu pakai baju kurung sutera.bagi aku memang seksi habis.dah la tu bau badan kak tu juga boleh tahan.sedang kak tu urut zakar aku.aku memang stim gila.aku selak baju kurung kak tu.putih gila paha kak tu.aku nampak puting tetek kak tu timbul.macam tak pakai baju dalam aje.tapi tetek kak tu boleh kata tak berapa besar sangat la.tapi bau badan kak tu cukup best buat nafsu aku naik lagi gila.lagipun kak tu tengah urut zakar aku.bila kak tu naik stim.badan kak tu jadi panas.aku dapat rasa panas badan kak tu.aku pun masukkan tangan aku dalam baju jurung kak tu.dah basah habis paha kak tu.vagina kak tu pun dah basah habis.aku urut vagina kak tu.lepas tu aku jilat jari aku yang dah banyak air mazi kak tu.terasa best pula masa tu.kak tu dah naik stim gila. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">kak tu cantik juga.ada la macam nora penyanyi tu.rambut pun sama.lepas tu masukkan kepala aku dalam baju kurung kak tu.kak tu diam aje.aku terus jilat vagina kak tu.panas lembap betul vagina kak tu.aku rasa best habis.aku jilat kelentit kak tu.kak tu hanya keluarkan suara kecil aje takut nanti orang lain dengar.aku kucup dan cium mulut kak tu.basah juga bibir kak tu.ini lah first time aku cium.masa aku cium kak tu,tangan aku ramas tetek dia.kak tu masih lagi urut zakar aku.lepas je lebih kurang 10 minit.aku tanggal baju kurung kak tu.wow,memang tak pakai baju dalam.tetek boleh tahan juga.aku jilat lagi tetek kak tu.puting tegang habis.tangan aku masih lagi meraba dan mengurut vagina kak tu.air keluar melimpah.basah tangga.macam tumpah air pula.tangan aku basah habis lepas tu aku sapu air mazi kak tu kat tetek dia. sebab aku dah stim habis.aku baringkan kak tu.aku gesel-gesel zakar aku kat vagina kak tu.rasa panas habis.aku dah tak tahan.aku cuba masukkan zakar aku dalam vagina kak tu,tapi punyalah payah.anak dara lagi katakan.aku tekan kuat-kuat zakar aku dalam vagina kak tu.kak tu jerit perlahan-lahan je. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">muka kak tu dah merah dah.badan aku dan badan kak tu dah berpeluh.bau badan kak tu jadi bertambah best bila makin banyak peluh.bau vagina kak tu pun boleh tahan. aku dah tahan ,aku jolok terus zakar aku masuk dalam vagina kak tu.kak tu tak kata apa-apa,aku tengok muka kak tu stim aje.aku dayung keluar masuk zakar aku dalam vagina kak tu.aku rasa gembira sebab aku dapat rasakan vagina anak dara.pertama kali pula tu.masa aku dayung tu,aku rasa panas habis.best gila.aku dayung ada la dalam 20 minit.wow power juga zakar aku. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">bagi banyak cerita-cerita seks melayu yang aku baca mereka suka buat style doggy.tapi aku tak suka.aku hanya suka jilat vagina perempuan .main tetek perempuan. lepas aje air mani aku pancut dalam vagina kak tu.aku terus terbaring atas badan kak tu.kak tu aku rasa dah klimaks banyak kali juga sebab banyak gila air kak tu keluar. lepas tu aku bangun,aku pakai balik pakaian aku.kak tu pakai balik baju kurung dia.lepas tu kita orang lepak lagi kat situ.aku tanya kak tu puas tak malam ni.kak tu jawab best,tak macam dia baca dalam cerita seks.bagi dia cara aku dah kira ok.tapi kak tu kata dia suka posisi 69.tapi aku kata kat tangga ni susah sikit.nanti kita buat lain kali.kak tu kata boleh.lepas tu kita orang cari tempat lebih best supaya kitaorang boleh buat cara 69. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">mungkin cerita aku ini tak berapa best sangat sebab benda berlaku kejap aje.</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-89298145742707760572013-01-14T08:58:00.001-08:002013-01-14T08:58:20.009-08:00Work Partner<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Kejadian ni terjadi lebih kurang 2 tahun lepas. Waktu tu aku tengah tunggu result spm, so aku kerja kat hotel 4 star kat area kl. Aku kerja banquet, tapi part time je. So, bile ade function, baru aku masuk kerja. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br />
Jadi, aku banyak la masa untuk lepak-lepak. Nak dijadikan cerita, bukan aku sorang je keje part time kat situ. Ramai gak budak macam aku, yang tunggu spm, student univ, college ( ala…carik duit poket la tu.) Dalam banyak-banyak part timer tu, aku tertarikla kat sorang awek ni. Aku nampak die since hari pertama aku start keje. Aku tak pasti umur die berapa, tapi muka die sweet macam lebih muda dari aku. Figure die pun sederhana aje, tapi kira okayla. Die ni buat kerja clumsy sikit, so kekadang terhibur jugak bila tengok die buat kerja. Aku tak berani nak tegur die sampailah berlaku satu peristiwa yang tak pernah aku lupakan. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br />
Hari Sabtu malam Ahad, kitorang ade function, but diorang buat buffet jer. So, tak banyak pakai pekerja. Tapi function tu lama la jugak sebab ade persembahan. Maklumla…annual dinner. Function tu habis lebih kurang pukul 11.00 malam. Kitorang pun menjalankanlah tugas kitorang. Time tu ade la lebih kurang 7 orang buat clearing. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br />
Selesai buat clearing, langit dah lain macam, nak hujan. Staff yang lain balik tumpang kereta supervisor kitorang. Die takleh nak tumpang sebab dah tak muat, lagipun lain destination. Lagipun die memang biasa balik naik komuter. Aku pulak naik motor Suzuki best bapak aku. Baru je aku nak start motor, hujan turun…lebat pulak tu. Aku dah duk menyumpah-nyumpah. Tapi, nasib baik aku tak kesorangan. Die pun takleh nak menapak ke stesyen komuter. Aku nampak muka die dah masam sambil mulut ntah membebel ape ntah. Aku terfikir, inilah peluang aku nak tegur die. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br />
So, aku pun tegurla die. Die pulak layan baik aje. Best jugak borak dengan die. Dalam berborak-borak tu, aku dapat tau yang die ni sebenarnya student kolej lagi tua 2 tahun dari aku. Nama die Zana. Then, aku nampak Zana macam kesejukan sebab baju kitorang kena tempias hujan. Aku pun ajak Zana lepak kat banquet office. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br />
Masa kat banquet office, Zana kata die nak tukar baju yang kering. Die tanya aku, kat mana nak tukar baju. Aku pun offer nak duduk luar bilik sampai die habis tukar baju. Die pun setuju dan aku keluar. Lebih kurang 5 minit aku kat luar, aku tanyala Zana dah siap ke belum. Aku tak dengar jawapan, so aku ingat die dah sudah. Aku pun masuk la. Aku terkejut sebab die belum siap butangkan blouse die. So, terus mintak maaf kat Zana, tapi aku tengok die macam cool je sambil terus button-up blouse die. Die tanya aku, "Tak pernah tengok ke? Takde makwe ke?". Aku terkedu gak nak jawab. Jawapan yang mampu keluar dari mulut aku cuma "Tak" je. Die terus datang kat aku. Cara die jalan ke arah aku membuat aku gabra sebab aku tak tau apa yang bermain di fikiran die. Tiba-tiba aku nampak die macam tenung 'adik' aku. Die tanya aku, "Stim ke?". Kali ni aku dah tak terkedu dah sebab otak aku dah fikir bukan-bukan...hehe. Aku pun senyum je kat Zana. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br />
Die datang makin dekat dan terus pegang adik aku dari luar seluar aku. Dahla seluar slack tu nipis, terasa tangan die duk raba-raba adik aku. Aku saje tanya die, "Eh, nak buat ape ni?". Zana jawab dengan selamba, "Jangan buat bodoh pulak…" sambil terus tarik zip seluar aku. Aku taknak die buat kerja sensorang, so aku start la raba breast dia. Aku lebihkan usap kat putting die. Nafas die dah tak teratur. Aku bukak butang blouse die dan aku nampak dada die berombak. Die pakai bra warna cream.Aku terus tanggalkan blouse die. Die pun bukak kemeja aku. Aku terus belai breast sambil cium tengkuk die. Dari tengkuk, mulut aku bergerak ke telinga die. Aku hisap telinga die. Aku tengok die menggeliat dan die terus tolak mulut aku. Die kata, "Tak tahanlah…geli sangat". Aku bukak bra die dan aku tonyohkan muka aku kat breast die…geram. Aku hisap puting die dan sesekali aku gigit slow-slow. Die dah start terdengih-dengih. Aku suka reaksi die bila die stim. So, aku teruskan hisap breast die. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br />
Sambil menghisap, tangan aku menjalar ke peha die. Aku usap-usap celah peha die. Terasa lembap sikit. Aku berhenti hisap breast die dan tumpukan perhatian pada 'bawah' die pulak. Aku bukak zip seluar die dan aku tarik seluar ke bawah. Aku dukung die dan aku letakkan die atas meja. Panty die warna pink. Bila aku kangkangkan die, aku nampak panty die dah basah. Tangan aku memainkan peranan. Mula-mula aku usap-usap dari luar panty aje. Lepas tu aku selitkan jari aku kat celah panty die. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br />
Die tanya dengan suara tersekat-sekat, "Tak sempit ke masuk jari kat celah tu?". Aku faham maksud die dan terus tarik panty die. Terserlahla pussy die yang dilitupi well-trimmed hair. Aku teringat video-video blue yang aku tengok. So, aku hisap pussy die dengan rakus. Die terus mengeluh perlahan. Tiba-tiba aku rasa badan die macam kejang sambil die mendengus kuat. Die tarik tengkuk aku dan tarik aku ke muka die. Die kiss aku sambil lidah die menjalar dalam mulut aku. Dari ciuman die, aku dapat rasakan yang die ni ade pengalaman. Then die bisik kat aku, "I dah tak tahan dah ni, please…..". Aku kiss die sekali dan terus bukak seluar dan seluar dalam aku. 'Adik' aku memang dah stim, so takyah nak hisap-hisap macam cerita blue tu. Aku betulkan posisi die supaya die duduk kat tepi meja. Aku kangkangkan die dan terus masukkan adik aku slow-slow dalam pussy die. Ketat jugak pussy die. Aku sorong dan tarik adik aku dalam pussy die, mula-mula slow pastu makin laju. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br />
Tiba-tiba aku terasa macam nak terpancut, so aku tarik keluar adik aku. Aku alih posisi die dan aku pun naik sekali atas meja tu. Aku hisap breast sambil menunggu adik aku lega sket. Bila dah lega, aku masukkan adik aku semula. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br />
Aku teruskan sorong tarik. Dalam aku mendayung tu, aku perasan ntah berapa kali ntah die kejang…climax la tu kot. Tiba-tiba die tarik dan peluk aku sambil kaki die dirapatkan…aku rasa die climax lagi sebab die mengeluh kuat gak. Masa tu lah aku dapat rasakan adik aku macam dikepit serapat-rapatnya. Aku terasa sungguh nikmat. Aku tak sempat nak tanya die sama ada nak pancut dalam atau luar. Lagipun die tengah peluk aku, so aku tak sempat nak keluarkan adik aku. Otak aku pun dah takleh nak fikir sebab terlampau nikmat, so aku terus tolak adik aku masuk dalam-dalam dan pancutkan benih aku dalam pussy die sambil mengeluh, "Aaahhhh……". Aku terus terdampar kepenatan atas badan die. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br />
Tiba-tiba die kejutkan aku, "Dah pukul satu ni, you kena hantar I balik." Aku pun terus pakai pakaian aku dan hantar die balik naik motor. Helmet satu jer, so aku gamble la tak pakai helmet. Nasib baik takde polis. Sampai kat rumah die, barulah aku tau die duk menyewa ngan kengkawan die, so tak kisah sangatla balik lambat. Lepas hantar die aku terus balik rumah aku. Nasib baik aku ade bawak kunci spare, takyahla kejutkan mak bapak aku. Kalau tak, menadah telinga je la aku. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br />
Lepas mandi, aku tak terus tidur. Aku terbayang kenikmatan yang baru aku lalui sambil berharap ia akan berulang lagi. Memang aku bernasib baik sebab harapan aku sama dengan harapan Zana. Bila ade function, kitorang selalu cari peluang untuk buat benda tu, tapi aku tak pancut dalam dah. Kadang-kadang, aku bawak kondom. Mula-mula aku cadang nak bertanggungjawab dan nak jadikan die awek aku, tapi die menolak sebab die takut, lepas kahwin nanti, aku cepat bosan dengan die. So, aku tak kisah. Aku dah tak contact die semenjak aku dapat tawaran masuk ke sebuah universiti tempatan. Aku cuma dengar cerita dari kawan aku kat hotel tu yang die dah sambung twinning program ke UK.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-74284915469952235142013-01-14T08:57:00.001-08:002013-01-14T08:57:37.559-08:00Kali Pertama<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Umur aku sekarang ni dah 26 tahun dan sudah bekerja disalah sebuah syarikat swasta yang terkenal diseluruh Malaysia. Macam remaja-remaja lain, aku pun ada gak pengalaman yang tak boleh aku lupakan masa aku remaja dulu. Kisah ni terjadi masa aku di tingkatan 5. Masa ni aku baru mula serius bercinta dengan pakwe aku ni. Umur aku 17, umur dia 21. Masa ni dia study kat salah sebuah IPT, biasalah kan, pakwe aku ni pandai ayat, kalu setakat budak umur 17 macam aku ni mesti boleh makan punya...anyway, masa mula-mula kawan kami ayik dating dulu tapi lepas tu, dia dah mula berani pegang tangan, both of us rajin naik bas pergi dating jauh-jauh sikit sebab kalau dekat town sendiri nanti terserempak dengan sedara-mara. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Masa kat atas bas, dia mula pegang tangan aku, lama lepas tu, dia mula peluk penggang aku, kemudian dia rapatkan muka dia kat muka aku, aku biar saja, sebab rasa cinta kat dia...dia mula cium pipi aku, perlahan-lahan dia cium aku kat mulut dan aku balas lepas tu adala beberapa adegan 'heavy' atas bas tapi kitaorang tak dapat pergi jauh memandangkan tu tempat public tapi aktiviti macam tu berterusan kalau kami ada peluang dan jika kami rasa selamat untuk kami berbuat demikian. Aku pun dah jadi macam ketagih benda-benda macam tu and sometimes aku yang minta. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Satu hari ni, masa tu aku dah habis SPM, dia ajak aku pergi kat rumah bujan dia, aku pun masa tu tak berapa boleh pikir lagi pun terus tak menolak, sampai kat sana aku tengok rumah tu sunyi saja, housemate dia semua dah balik. Dia ajak aku masuk, aku ngikut aja. Dia tutup pintu dan senyum kat aku...mula-mula dia lepak dulu..lepas tu dia mula dekat ngan aku and mula cium dan peluk aku, makin lama-makin kuat pelukannya dan makin rakus ciumannya, aku hanya mengikut arus. Dia pegang belakang tengkukku dan meneruskan ciuman ke leher dan belakang telinga, aku jadi makin hanyut, kemudian tangannya dimasukkan ke dalam t-shirt dan kali ini tangannya mula naik turun meraba bahgian belakangku, kemudian cakuk braku dibuka tangnnya mula berubah kehadapan dan meramas breastku, kemudian dia menolak aku unntuk bering di atas lantai dan menyelak bajuku hingga manampakkan breastku lalu terus dihisapnya nipple aku sehingga aku betul-betul hilang arah. Seluruh badanku dicium dan dijilat dan bertubi-tubi dia menghisap nippleku, tangnnya pula sudah meraba masuk ke dalam jeans ku dia kemudian membuka butang jeansnya, aku mula menarik t-shirtnya keatas memberi isyarat supaya dia membuka bajunya, dia tidak membantah, semasa dia membuka butang seluarku, aku juga melakukan perkara yang sama ke atasnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dengan kerjasama kedua-dua belah pihak maka kami berdua tidak dilindungi seurat benang serentak. kini dia berada di atas badanku sambil menikmati breastku, tanganku pula merayap-rayap meraba bontotnya yang pejal (pakwe aku ni atlit, body boleh tahan). Dia turun kebawah dan mula mencium cipapku, dia mula finggering dengan dua jarinya, aku makin hanyut seperti terapung-apung diudara. Aku kemudian meminta di memsukkan 3 jari untuk aku merasa lebih puas.."daripada 3 jari baik ambik ni terus"..katanya sambil menunjukkan kepada senjatanya, aku terdiam, aku tak tahu, tapi pada waktu itu aku rasa lakukanlah apa saja asal aku puas. Tanpa menunggu persetujuan aku, dia terus menghalakan senjatanya ke lubang cipapku yang telah basah, ditusuknya dengan kuat..."aaak.....sakit ...." dia masih meneruskannya, aku mangaduh lagi, dia menarik keluar sambil mengusap kepala ku, ku lihat kepala batangnya sudah merah bagaikan nak pecah, "tahanlah sikit sayang, first time memanglah sakit...nanti mesti okay....kita cuba lagi yek..." aku mangangguk saja. Dia menghulurkan senjatanya ke sasaran buat kali kedua, kali ini dia berjaya memasukkan separuh daripada senjatanya ke dalam lubang ku..aku masih sakit...aku menolaknya dan menekan bahagian bawah perutku untuk mengurangkan kesakitan. Dia memelukku dan mencium bahagian belakang ku , sakitku tadi mula reda, "Dah okay? kita cuba lagi...." Dia kemudian menurunkan mukanya ke bawah dan mejilat kelentitku, aku klimaks lagi, tanpa membuang masa dia menerjah masuk dengan cepat dan kali ni dia berjaya memasukkan semua sampai habis, aku menahan nafas, tak dapat aku ceritakan rasaku pada waktu itu, kemudian perlahan-lahan dia menarik keluar kemudian disorongnya kembali, dia manarik dan menyorong beberapa kali sehingga dia hendak terpancut dan dia menarik keluar senjatanya dan memancutkan air maninya di atas perutku..kami, berehat buat seketika dan kemudian kami mandi bersama..selepas kejadian itu, hubungan aku makin rapat dengannya dan kami ada mengulanginya beberapa kali, kemudian aku ditawarkan ke IPTA dan hubungan kami mula renggang, kami putus setelah aku berada di tahun 2 semasa di IPTA, </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Aku berjumpa dengan pakwe baru yang sekuliah denganku...orangnya baik dan beriman, aku belum melakukan apa-apa dengan pakweku yang baru ni, paling teruk, pegang tangan je, tu pun amat jarang sekali....aku pun heran macam mana aku tak ketagih nak benda macam tu, mungkin sebab bila bersama pakweku ni, kami kurang malah tidak langsung berbicara soal seks, kerana aku rasa melalui percakapn juga boleh mnyebabkan "arousal"..tetapi aku telah memberitahu pakweku ni yang aku ada membuat dosa besar, dia menerimanya dengan baik walaupun mula-mula agak terkejut kerana aku dikategorikan sebagai perempuan yang nampak baik jugakle (tapi takle sampai bertudung bulat). Dia kata semua manusia ada buat salah, benda tu dosa besar, tapi kalau bertaubat dan tekad takkan buat lagi secara haram insyallah Allah s.w.t terima. Sejak berkawan dengannya aku rasa aku lebih banyak mendekati diri dengan Islam dan aku rasa sepatutnya, sesiapa yang ketagih tentang s! ! ex ni, eloklah baca al-quran banyak-banyak supaya fikiran tu tak dihasut oleh syaitan untuk melakukan perkara-perkara yang boleh membawa kepada zina...."jangan kamu mendekati zina" termasuklah pelluk cium bukan muhrim, berbincang pasal benda tu dan lain-lain lagi. Ingatlah, Allah s.w.t akan mengampunkan dosa-dosa manusia selagi dia tidak melakukan dosa besar". Zina adalah dosa besar... elakanlah dirimu dari terjebak kedalamnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Assalamua'laikum </span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-77685805262251513042012-12-16T06:01:00.001-08:002012-12-16T06:01:03.449-08:00Tragedi Oktober<br />
<span style="font-family: inherit;">Tanggal 14hb oktober jam 2.30 petang hari rabu itulah yang bersejarah dalam hidupku, buat pertama kali aku menjamah tubuh seorang perempuan dan aku kehilangan teruna secara paksa. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Ceritanya bermula ketika aku balik kampung halaman kerana kau disuruh oleh ayah untuk mengambil geran tanah di rumah pakcikku. Sesampai saja aku di kampung hujan turun dengan lebat jadi seluruh tubuh serta bag pakaianku basah kuyup, lalu memanggil nama pakcikku lantas pintu dibuka oleh kak tipah dan menyuruh masuk, kak tipah lantas memberi aku towel selepas itu aku terus mandi, aku mandi bogel macam biasalah. Maklumlah rumah kampung bilik air berlobang-lobang semasa aku mandi aku terlihat sepasang mata sedang mengitip aku mandi, jadi aku buat tak tau aja, aku tahu itu adalah kak tipah bini nombor 2 pakcikku umurnya dalam linkungan 32 tahun masih belum ada anak dan pakcikku umurnya dalam 58 tahun. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Selepas mandi aku terus bertanyakan pakcikku, kak tipah hanya menjawab pakcik tak ada dia pergi singapura dengan kawannya balik malam besok. Jadi aku menceritakan kedatangan aku disuruh oleh untuk menganbil geran tanah ayahku. Kak tipah hanya mengiya-iyakan sahaja dalam aku tak sedar kak tipah sempat memandang zakarku yang masih lagi memakai towel. Aku meminta kak tipah meminjamkan kain atau seluar pendek untuk aku pakai. Lantas sampai dibilik kak tipah terus menarik towel yang aku pakai dan menolak aku diatas tilam, dengan rakusnya kak tipah menghisap zakarku yang keras lagi panjang, kak tipah macam orang hilang akal. Aku tak terdaya lagi kerana zakarku dilancap serta dihisap dengan kuat hampir aku nak terpancut. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Lantas kak tipah memaksa aku menjilat lubang pukinya yang berserabut dengan bulu tangan kak tipah nenarik rambutku dan meletakkan bibirku di pukinya. Yuck baunya hancing sekali lantas kak tipah marah pada aku katanya "jilat cepat akak dah lama tak kena jilat" nak tak nak terpaksa aku jilat sampai cecair putih melimpah ke dalam mulutku kak tipah mengerang sedap "sedapnya ohhh lagi sayang oohh" dengan cepat kak tipah nenarik rambutku menyuruh naik ditilam kak tipah terus menghisap zakarku sehingga keras lalu naik diatasku bercelupak dan membuka kangkangannya dan memegang zakarku masuk kedalam lubang pukinya "aduuuuh sedapnya panjang batang kau adduuh sedapnya". Kak tipah terus mengenjut zakarku kedalam lubuk yang lama tidak berpenghuni. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Aku diperalatkan macam kak tipah sedang menungang kuda makin lama makin laju kak tipah menahan nafas nafsu serakahnya. Puki kak tipah sempit sekali naik melecet zakar aku dibuatnya aku tengok dah nak sampai airnya dan air mani aku pun dah hampir terpancut lalu kak tipah melajukan lagi permainannya supaya sama-sama puas. Tiba-tiba lebih kurang 45 minit permainan hampir tamat kak tipah menjerit "AAAAAAHHHHHHHHH OOHHHHH AAAHHHHHHHHHHHHHHH " dan tak sampai seminit aku nak terpancut aku cakap kak tipah "saya nak terpancut" lantas kak tipah menyuruh aku pancut di dalam lubang pukinya lantas terpancutlah sperma terunaku yang suci dilubang puki kak tipah. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Selepas saja adengan itu berlalu kak tipah memberi amaran kepada aku katanya kalau aku bagi tahu pada suaminya atau femilyku dia akan naya aku dengan ilmu hitam aku hanya diam aje lantas kak tipah kebilik air untuk mandi sebelum turun dari katil sempat kak tipah menghisap batang zakarku katanya dia puas dengan batang panjang dan besar macam aku punya dan terus pergi mandi aku masih keletihan maklumlah penat baru sampai dikampung pun belum hilang lagi dah penat lain..</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-37372981466835345742012-12-16T06:00:00.001-08:002012-12-16T06:00:23.196-08:00Yuran Tuisyen Ayu<br />
<span style="font-family: inherit;">Hai kawan-kawan. Sebelum saya menceritakan pengalaman seks saya, izinkan saya perkenalkan diri saya. Saya seorang guru sekolah rendah yang mengajar Bahasa Inggeris di salah sebuah sekolah di Temerloh, Pahang. Sekolah ini adalah sekolah luar bandar (sekolah kampung) dan rata-ratanya pencapaian pelajar dalam Bahasa Inggeris adalah teruk. Boleh dianggap sayalah satu-satunya manusia yang pandai berbahasa Inggeris di kampung ini. Ramai ibu bapa yang hendak saya mengajar Bahasa Inggeris kepada anak-anak mereka yang akan menduduki peperiksaan SPM. Dalam ramai-ramai itu ada seorang anak murid saya ini bernama Ayu. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Ayu mempunyai body yang cukup solid. Tetek dia, besar dan berisi. Kalau tengok dia mesti meleleh air liuh. Dari cerita budak-budak kampung, si Ayu ini adalah seorang bohsia dan ayah kandungnya sendiri memakai dia. Saya sebenarnya tak kisah sama ada dia bohsia atau dipakai oleh bapa dia. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Pada suatu hari hujan turun agak lebat. Biasanya tuition akan bermula pada pukul 4.00 petang. Disebabkan hujan ramai semua pelajar telah menelefon saya dan mengatakan yang mereka tidak akan hadir ke tuition disebabkan hari hujan. Ayu tidak menelefon saya sebab rumahnya tiada telefon. Nak cakap benar, Ayu adalah dari keluarga yang miskin, ayahnya seorang buruh dan Ayu mempunyai 11 orang adik beradik. Dia anak sulung. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Disebabkan tak ada kerja, saya pun mulalah menonton cerita blue. Tengah shok tengok tiba-tiba pintu rumah saya diketuk orang (saya sememangnya tinggal seorang di rumah guru yang agak jauh dari rumah-rumah lain). Saya pun terus menutup tv dan video dan membuka pintu. Rupa-rupanya Ayu. Dia telah basah kuyup dan sedang mengigil kesejukan. Saya terus menjemputnya masuk. Seterusnya saya memberi dia tuala, kain pelekat dan baju saya supaya dia dapat menyalin pakaiannya yang basah kuyup itu. Tanpa banyak soal dia terus memasuki bilik saya untuk menyalin pakaian. Saya pula terus ke dapur untuk membuat minuman panas untuknya. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Tiba-tiba Ayu memanggil saya. Dengan tergesa-gesa saya pun ke bilik di mana Ayu sedang menyalin pakaian. Di dalam bilik saya dapati Ayu belum menyalin pakaiannya. Saya pun bertanya kepadanya kenapa beliau memanggil saya. Beliau seterusnya menjawab yang zip jeansnya tidak boleh ditanggal. Beliau meminta saya menanggalkannya untuk dia. Saya pada saat itu agak serba salah. Melihat saya agak serba salah beliau memberitahu yang dia terlalu sejuk dan mesti menyalin pakaiannya tetapi zip jeans pula meragam. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Tanpa berfikir panjang lebar, saya pun cuba buka zip jeansnya. Memang ketat dan payah nak buka. Naluri seks saya pada waktu itu pula mula meningkat. Seterusnya tanpa memikir panjang lebar saya memasukkan tangan saya kedalam jeans untuk memudahkan saya membuka jeansnya. Beliau tidak membantah. Belakang tapak tangan saya terkena pukinya. Akhirnya saya berjaya menanggalkan zip jeansnya dan seterusnya melucutkan jeans. Kini beliau berdiri hanya dengan memakai T-shirt dan seluar dalam. Konek saya dah stim melihat keadaanya. Seterusnya saya memasukkan tangan saya ke dalam seluar dalamnya. Beliau tidak membantah. Dengan perlahan-lahan saya melucutkan seluar dalamnya. Wow... bau aroma pukinya membuat konek saya bertambah keras. Bulu pukinya tidaklah seberapa lebat. Halus bagai kapas. Saya terus menjilat pukinya dan pada masa yang sama bermain-main dengan bijinya. Beliau mula mengeluarkan bunyi ah... ah... ah.... Saya teruskan jilatan pukinya lebih kurang 10 minit. Saya minum air pukinya yang mengalir keluar. Kesedapan air pukinya mengalahkan madu. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Selepas itu saya memasukkan jari saya kedalam pukinya dan seterusnya menggorek pukinya. Tiga jari boleh masuk serentak. Barulah saya dapat mengesahkan apa yang diperkatakan oleh budak-budak kampung. Tiga jari boleh masuk sekali.... Betapa longgarnya puki dia tapi saya tak kisah. Hidangan dah terhidang cuma perlu dimakan dengan lahap. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Kemudian saya memimpinnya ke katil. Diatas katil saya membuka baju-Tnya. Kini Ayu dah 90 peratus bogel, hanya memakai colinya sahaja. Saya mengisap teteknya tanpa menanggalkan colinya. Beberapa minit kemudian saya membuka colinya dan seterusnya mengisap teteknya yang besar, gebu dan berisi itu. Pada masa yang sama tangan saya masih menggorek pukinya. Ayu mula mengeluarkan bunyi mengerang. Saya dah agak dia nak klimaks, jadi saya percepatkan pergerakan jari saya. Dia mula mengeluarkan bunyi dengan agak liar dan berkata "cikgu tolong jilat puki saya, saya nak klimaks ni". Bila terdengar gitu saya terus bangun dan menyuruhnya memakai pakaiannya. Dia terkejut dan bertanya kenapa. Saya menjawab kalau dia menganggap saya cikgu pada situasi itu tak payahlah teruskan. Dia meminta maaf dan seterusnya berkata "tolonglah saya Na (nama samaran saya), saya nak klimaks ni" Saya menyuruhnya bersabar dulu. Seterusnya saya meminta dia membuka pakaian saya. Kami berdiri kembali. Mula-mula dia menanggalkan baju-T saya. Dia terpesona melihat bulu dada saya yang lebat dan terus menjilat dada saya. Perlahan-lahan Ayu memasukkan tanggannya kedalam jeans saya dan memegang konek saya dari luar seluar dalam. Seterusnya dengan perlahan dia membuka zip jeans saya dan melucutkannya. Kini saya hanya berdiri dengan seluar dalam saya. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Beliau bermain-main dengan konek saya dan sebelum membuka seluar dalam saya. Apabila seluar dalam saya terlucut, konek saya yang telah lama stim, tercanggak. Beliau mencium butuh konek saya dan mula mengulumnya. Setelah beberapa minit, kami berbaring kembali diatas katil. Posisi 69. Konek saya didalam mulutnya dan saya pula menjilat pukinya. Banyak juga air mazinya keluar. Sambil mengulum konek saya beliau menggeluarkan bunyi ah... ah... ah.... </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Tiba-tiba beliau tergigit konek saya. Taklah terlalu keras tetapi cukup menyakitkan. Dia berbuat demikian kerana telah klimaks. Saya teruskan penjilatan dan Ayu pula terus mengulum konek saya. Saya dah dapat rasa macam nak pancut. Saya terus bangun dan mengeluarkan konek saya dari mulutnya. Seterusnya saya meminta Ayu duduk di birai katil dan saya pula berdiri. Saya masukkan kembali konek saya kedalam mulutnya dan memintanya menggulum dengan perlahan-lahan. Akhirnya terpancutlah mani saya ke dalam mulutnya. Dia menelan kesemua air mani saya. Pada masa yang sama beliau terus mengulum konek saya. Punyalah gelinya, tak terdaya saya, saya mula mengliat tetapi dia enggan melepaskan konek saya, sehingga konek saya mula layu. Akhirnya kami berbaring diatas katil keletihan. Masih bogel. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Hujan dah berhenti. Masa tuision dah habis. Saya pun bertanya kepada Ayu sama ada dia nak balik atau tidak. Dia berkata yang ayahnya yang menyuruh dia menghiburkan saya sebagai upah bayaran tuition yang tertunda. Ayahnya juga telah mengarahkannya supaya tinggal bersama saya sehingga pagi esok. Bila terdengar apa yang Ayu katakan bukan main gembiranya hati saya. Dapatlah saya menikmati puki Ayu dengan sepuas-puasnya. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Selepas kami menggumpul tenaga kembali, kami memulakan babak kedua permainan kami. Saya meminta Ayu mengurut konek saya yang dah layu. Pada masa yang sama kami bercium. Bukan main galahnya Ayu menghisap lidah saya. Seperti anak kucing yang kelaparan. Setelah konek saya tercanggak kembali saya mengkangkangkan kaki Ayu seluas-luasnya. Seterusnya dengan perlahan-lahan saya mula menjolokkan konek saya kedalam puki Ayu. Memang senang nak masuk kedalam puki Ayu. Sewaktu itulah saya bertanya sama ada beliau pernah bermain sebelum ini dan dengan berani dan terus terang beliau mengatakan yang beliau kerap ditiduri oleh bapanya dan adiknya yang berusia 16 tahun. Kadang-kadang bapa dan adiknya akan mengkongkiknya pada masa yang sama. Itu urusan dia, tapi saya tak kisah. Yang pentingnya pada masa ini Ayu milik aku. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Berbalik kepada kisah kami berdua, selepas memasukkan konek saya kedalam pukinya, saya pun mula menghayun dengan permainan sorong balak tarik balik bermula. Selepas lebih kurang 15 minit kami menukar posisi. Saya dalam keadaan duduk dan Ayu pula duduk diatas konek saya. Mulalah dia turun naik. Pada masa yang sama tangan saya mempermainkan teteknya. Kadang-kadang menghisapnya. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Ayu mula turun naik dengan pantas. Matanya semakin layu. Kedua-dua tangannya diletak disekeliling leher saya. Beliau mula bersuara, aduh... sedapnya main dengan Na. Kami sama-sama nak keluar. Saya bertanya sama ada nak keluar dalam atau luar dan Ayu menjawab dalam. Ayu meneruskan turun naiknya. Saya semakin rakus menghisap teteknya. Aduh... duh... duh.... Ayu teriak. Ayu mula klimaks dan saya mula memancutkan air mani saya kedalam pukinya. Pada masa saya sedang memancut saya mengigit tetek Ayu. Kasihan dia. Terdapat kesan gigitan saya, tapi dia tak kisah. Menurutnya memang sedap gigitan saya bila dia klimaks. Liar konon. Akhirnya kami terdampar diatas katil. konek saya masih dalam pukinya dan mula mengecut. Kami berbaring diatas katil keletihan. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Selepas sepuluh minit berehat kami sama-sama mandi. Hot water shower. Sewaktu mandi kami main sekali lagi. Kali ini style doggie. Saya amat keletihan begitu juga Ayu. Mana dayanya dah tiga kali pancut. Begitu juga Ayu dah tiga kali klimaks. Walaupun letih saya bertekad dalam hati yang saya mesti mempergunakan peluang ini dengan sebaik-baiknya. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Selepas mandi kami makan dan mula menonton cerita blue. Sambil menonton kami main raba-raba, hisap-hisap, cium-cium dan jilat menjilat. Bermula dari pukul 4 petang sampai keesokkan hari kami telah bermain sebanyak enam kali. Habis kering air main saya. Begitu juga Ayu. Habis kering air pukinya. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Keesokkan hari, lebih kurang pukul 7.00 pagi saya terdengar ketukan di pintu. Saya dah mula panik. Memang saya tak ke sekolah hari itu sebab hari Ahad. Dengan tergesa-gesa saya pun menyorok pakaian Ayu (kami sama-sama bogel sejak petang semalam) dan menyuruh Ayu bersembunyi dibawah katil. Kemudian saya membuka pintu. Adik Ayu, Adi sedang berdiri dihadapan pintu. Melihat keadaan saya yang letih lesu, dia faham yang saya telah enjoy dengan kakaknya sepanjang malam tadi. Saya mengajaknya masuk. Beliau bertanya dimana kakaknya dan saya mengatakan yang saya menyorokkannya di bawah katil takut orang lain tadi. Seterusnya kami ke bilik. Saya meminta Ayu keluar. Terlihat Ayu dalam keadaan bogel, konek Adi mula stim. Dia meminta kebenaran saya untuk melancap dengan menatapi kakaknya dalam keadaan bogel. Saya memberitahu yang dia boleh melancap dengan melihat blue filem secara live. Ayu dan saya mulalah berkongkek buat kali ke tujuh diperhatikan oleh Adi. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Dia melancap dengan pantasnya melepaskan geramnya melihat kami berkongkek dengan begitu bernafsu. Akhirnya dia memancutkan air mainnya dan seterusnya ke tandas untuk mencuci. Setelah pergelutan yang hebat saya memancutkan air mani. Tak banyak yang keluar, cuma beberapa titik sahaja tapi saya puas. Untuk membuat Ayu pula klimaks saya menjilat dan memasukkan lidah serta jari kedalam pukinya. Akhirnya beliau pun klimaks. Selepas itu Ayu minta diri untuk balik. Ayu balik bersama Adi. Selepas peristiwa itu kami kerap bermain. Pelbagai posisi, teknik dan pelbagai cara kami mencuba sehingga saya melanjutkan pelajaran ke U tahun lepas. Cerita terakhir yang saya dengar, Ayu sudah kahwin dengan seorang budak kampung. Ayahnya pula masuk penjara kerana edar dadah manakala adiknya bekerja di Johor. </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-48564037864171941782012-10-20T11:02:00.001-07:002012-10-20T11:02:33.343-07:00Warna Hidupku<br />
<span style="font-family: inherit;">Aku seorang lelaki yang di anugerahi dengan paras rupa yang mengoda.Ada yang jatuh hati pada mata brownku ini,Ada yang jatuh hati pada bibirku yang kemerahan,ada yg jatuh hati akan suaraku ini,Ada yang jatuh hati pada tubuh badanku yang bidang ini dan ada yang tertarik dgn gaya diriku ini.Itulah aku,yang mempunyai daya penarikan sehingga aku bercita-cita menjadi seorang model serta pelakon ataupun penyanyi. Namun roda hidupku amat malang di sisi agama.Aku kesal...tapi aku tetap terus dengan cara hidupku itu....entah mengapa aku tak tahu.Mungkin aku memerlukan seseorang yang dapat membimbing aku ke jalan yang sebaiknya.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Diari Pertama... </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Aku sememangnya disukai oleh kebanyakkan perempuan di sekolahku.Saban hari pasti ada kiriman salam dari mereka yang menyukai diriku.Sehingga aku menjadi rebutan di kalangan perempuan-perempuan di sekolahku.Tak kira form ONE ataupun SIX.Aku diberi perhatian.Lantas....aku mula terfikir..di hatiku..aku perlu seseorang untuk meredakan keadaan ini.Aku memilih seorang wanita yang aku amat sukai padanya. Dia *Aisha* jua menyukai aku.Aku tidak bertepuk sebelah tangan.Dia menyukaiku bukan kerana perwatakanku tapi dia menyukaiku kerana budi dan simpati dia terhadapku.Mungkin YOU ALL dapat meneka "kenapa ia simpati pada diriku?" ......... </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Setelah aku disahkan menjadi pakwenya... aku mula dibenci oleh kaum Hawa di sekolahku. Bermacam dugaan aku dengan Dia menempuhi sehingga aku di warningkan oleh Ibubapa Dia. Entah bila aku dituduh tidur bersama dia.Aku tak nafikan aku kekadang datang ke rumahnya di waktu malam untuk study bersama tapi ia ditemani oleh kawan karibku serta teman-teman perempaun yang lain *teman dia* Aku disalah anggap bilamana aku dikata tidur bersama apabila keluarganya tiada dirumah untuk menghadiri kenduri kahwin kawan ayahnya.Padahal aku tak pernah menjejaki kaki ke rumah dia seorang diri....aku mesti ditemani oleh kawan karibku. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Tapi ada mata yang memasang sewaktu aku terlupa untuk mengambil kunci pagar rumahku yg tertinggal dirumahnya.Aku berpatah balik utk mengambilnya...tapi tak dijumpai.Aku pulang dan dimarahi ibu kerna tidak cermat menjaga kunci sekecil tu.... Pepagi, aku dikejutkan dgn deringan telefon.Aku selalu bangkit awal pagi.Lantas kusambut panggilan itu."Oh ...awak*dia*...pehal talipon nie?"......Ooo kunci dah jumpa!..okay jap lagi saya datang".Aku bergegas keluar tanpa memberitahu pada ibuku.Sampai di rumah dia...aku dipelawa masuk. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">"jemputlah minum dulu"..kata dia.Aku tak menolak terus minum.Dia duduk disebelahku..amat rapat. "awak...suatu hari nanti kita pasti berkeadaan macam ini"katanya.Aku tergaman.Hampir terlekat roti bakar di kerongkongku."err...kalau ada jodoh"..balasku.Dia menjatuhkan kepalanya dibahuku.Ahh..tersirap darahku. Aku mula tidak keruan.Aku minta izin utk pulang.waktu aku melangkah ke pintu keluar..dia memegang tanganku lantas diciumnya.Lagi sekali aku tergaman..terpaku dan kelu.Dia tersenyum dan bersuara "hati-hati Bang bila ke tempat kerja tu".Oh ..hatiku kembali aman."rupa-rupanya dia berlokan seolah aku jadi suaminya nanti".aku tersenyum sinis.'okay yang'...secara tiba-tiba aku mencium dahi dan pipinya.Aku terus pulang.Pulang dgn hati kegembiraan."gila...apa yang aku lakukan ini"..kesal hatiku.Tapi ceria wajahku tidak mengambar kekesalan. Aku sungguh gembira.Gembira yang tak berpanjangan..... </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Diari Kedua </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Aku dikejutkan dengan gosip apa yang telah berlaku sewaktu aku kerumahnya.Kisah lain dari apa yang berlaku. Aku dan Dia terasa dijadi bahan ketawa.Cerita itu tersebar dikalangan remaja di pekan itu.Aku malu.Malu semalu malunya.Aku mula menyiasat perkara itu.Aku menawarkan siapa yang menyebar fitnah ini akan kuturut kehendaknya sebagai balasan.Seminggu tawaran itu dibuat.Aku menerima surat agar aku ke rumah seorang pelajar perempuan pada pukul 9.00 pagi selasa.Waktu itu masa persekolahan.Aku rela kesana..biarpun aku memonteng sekolah dan perempuan itu jua tidak kesekolah. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Rumahnya sunyi.Aku membuka pintu pagar rumahnya kerna aku tak sabar mengetahui maksudnya itu.Bila saja aku mengetuk pintu rumahnya.Aku disambut oleh seorang perempuan sekelas dgnku...."oh..awak..pesal panggil saya nie" ..dan aku sambung lagi..."cam mana tahu tentang siapa yang membawa angkara nie semua?"..kasar nadaku."rileks....masuk dulu" balasnya."alamak dia tengah berkemban!"bisik hatiku..."sorry saya baru nak mandi" katanya yang tersimpul-simpul malu. "errr...nak mandi dulu ker??...balas kupula.pelajar itu mengeleng kepalanya.Aku tak kisah..janji aku dapat tahu rahsia itu. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Aku mula mengemukakan soalan yang patut aku tahu tapi pelajar itu sekadar memberitahu aku bawa bertenang.kerna semua itu akan terjawap asalkan aku sanggup melakukan dahulu apa yang pelajar itu mahu.Aku pasrah kerna itu janjiku."okay apa yang nak saya lakukan"herdikku.pelajar hanya tertawa anak saja."Baiklah..awak harus lakukan seperti saya lakukan sekarang kalau betul awak pegang pada janji awak" katanya.Aku mengangguk kepalaku.Lantas satu perkara yang tak pernah aku alami mula terjadi didepan mataku."awak..awak"...tersekat-sekat suara apabila di melabuhkan kain batiknya ke lantai.Seurat benang pun tidak ada ditubuh badannya.Aku seolah terpukau.Bentuk tubuh seorang perempuan yang belum aku tatapi..kini telah aku alami.Pejal...berbentuk-bentuk...gebu...seksi...menyeksa jiwaku. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Hampir lima minit aku terpaku."kenapa tak sanggup"..perlinya. Aku tercabar dengan pertanyaannya itu.Aku seolah tidak berfikiran.Aku membuka kesemua pakaianku sehingga setara dengannya. Aku tak kisah...janji aku tahu rahsia yang memalukan aku selama ini."dah...apalagi?"balasku."okay....saya mahu awak rogol saya disitu".Tuding jarinya ke arah bilik."ahh...apa sebenarnya ini"..soalan itu bermain dikepalaku.'"Jgn bimbang..saya takkan bagi awak mengandung"..perlinya lagi."cis sempat lagi adegan kelakar di isi olehnya.Mahu tak mahu ...aku turuti jua kemahuannya itu. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Aku baring di katilnya."hmmm..wanginya"hati syaitanku berbisik.Aku dihampirinya dan berbaring disebelah diriku.Antara aku dengannya terlalu rapat.katilnya sepatut muat untuk seorang."Lakukanlah seperti yang selalu lelaki lakukan terhadap wanita seperti diriku ini" perintahnya kepadaku.Aku tekadkan hati"maaf aku terpaksa" bisikku....lantas kupeluk tubuhnya.Hangat.ku jalari tanganku yang sebelum ini suci tanpa bertuan.Kini aku dijajahi untuk menjajah ke setiap pelosok tubuhnya.kucium satu persatu bahagian tubuhnya.ku hangatkan lagi dengan geseran demi geseran antara badanku dgn badannya.Mulanya ia tidak membalas...tapi setelah aku denganya,mula dikuasai syaitan kami seolah sehaluan.merapatkan bibir satu sama lain....ahhh....kesuaman mula menyentuh lidahku.kami semakin aktif.Habis tubuhku diterokainya...."apakah dia sudah biasa sebegini rupa"tertanya hatiku. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Aku terkejut dari lamunan setelah adikku yang aku lindungi selama ini diganggui.Aku seolah kejang di setiap pelosok urat sarafku.Adik ku dibelai dgn manjanya oleh lidahnya.seolah-olah ia mendapat icecrim mangnolia.aku terpejam...dan cuba melupakan apa yang aku sedang berlaku ini.Aku cuba membilang nombor.....namun sampai di angka 34..aku terasa sesuatu berada di mukaku.ku bukakan mata."ahhh....dahsyatnya".fikirkku.Aku sekadar melihat saja.melihat dan terus melihat.Aku seolah lupa..yang adikku diberi layan istimewa.Padaku.....mataku yang di beri layanan teramat istimewa.Dia berhenti."kenapa tengok jer tak nak cuba?"tanya sambil tetawa baby.Aku terdiam.Hanya melihat dan mula merapatkan mulutku ke mahligai itu.ahh...baunya agak berlainan. tapi aku tak kisah.kukeluarkan lidahku.mmmmmm....terdengar suaranya.aku makin terpesona.lantas makin hebat deria rasaku merasa di setiap inci curam itu.aahhhhh...makin jelas bunyi..dan makin hebat peranan aku diwaktu itu.Habis muka aku dibasahi oleh kepekatan seolah cairan. Aku makin hebat bermain di mahligai itu. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Tetiba ia hilang.Hilang apabila dia mula bertukar posisi.dia berbaring dan melengkangkan pahanya yang kemerahan itu.Aku terus menindihnya dengan perlahan-lahan.kami mula dicantum di atas.Dia mengembara disetiap ruangan mulutku.Dan aku mengembara disetiap pergunungan dengan jari-jemariku.Dia seolah tercabar dgn layananku.Akhirnya...adikku diheret olehnya ke mahliganya utk didiami oleh adikku. ahhhh......terasa suaman sejuk..padat dan hebat.Adikku hilang dimahliga itu.sekejap timbul sekejap tenggelam...seolah dipukul ombak yang tak kesudahan. keluar masuk adikku mula tidak menentu.makin lama makin pantas....makin lama makin resah.Akhirnya aku tewas.Namun takkan mengalah.Aku tetap menjajah. Biarpun adikku muntah-muntah.Aku terus redah sehingga dia mula mengarah...."ahhh..ahh..saya dah kalah".kami terhenti tanpa arah.Sama-sama beriadah.Setelah berpenat lelah. </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-86960114141084151182012-10-20T11:01:00.003-07:002012-10-20T11:01:31.954-07:00Tomboy Part II<br />
<span style="font-family: inherit;">Aku mengangkat tubuh mimah masuk ke biliknya..........menelentangkannya semula keatas katil yang sedia menanti......adegan seterusnya,yang lebih panas dan ganas lagi.Mimah merelakan segalanya,untukku bertindak ke atas tubuhnya yang putih bersih.....bila ia rasa satu kenikmatan yang belum pernah dirasainya sebelum ini.Tubuh gebu dan putih melepak itu...mula aku kerjakan dengan begitu lahap sekali.Mulutku menjalar ke tengkuk,ke puting buah dadanya....sambil tanganku meramas-ramas cicap nya dengan penuh nafsu sekali...mata mimah terpejam kesedapan.....kenikmatan. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Tubuhku bertemu tubuh mimah......mulutku menutup mulutnya...lidahku menjunam masuk kedalam kerongkong mimah...aku sedut lidahnya,mimah tercungap-cungap kelemasan menahan nafasnya....yang tak tentu arah di buatku...mimah cuba melarikan mulutnya dari mulutku....aku tak memberinya peluang untuk berbuat demikian.....mulutku sentiasa mengikuti pergerakan mulut mimah ke kiri dan kanan.Ini membuatkan mimah kelemasan dalam pelukkan ku.Sambil berbuat begitu tanganku membuka kancing seluar jeansnya......dengan pengalaman yang ada padaku....begitu mudah untuk melurutkan seluar jeans dan seluar dalam mimah.Tanganku terus merayap-rayap...mengusap paha mimah yang putih gebu....ku lihat tubuh mimah menahan kegelian yang amat sangat.Mimah mengeliat...mengetap bibir....tangannya mencengkam cadar katil. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">"CCcccccee........eeeppptttaaalllaahhhhh bbbanngggg.......rayunya lagi..." </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Aku sembamkan mukaku ke cicap mimah yang tembam......aku jilat dengan ghairahnya tanpa menghiraukan rintihan mimah yang semakin sayu........................ Aku bangun dari meniarap......membuka kemeja t ku....mencampakkannya ke lantai, kemudian aku berdiri disisi katil menarik talipinggang dan zip seluar seleckku......me- lurutkan seluar seleckku di ikuti seluar dalamku sekali....punaiku terus saja terpancut keluar dengan bangganya....melihat keindahan tubuh yang bakal diratahnya sebentar nanti.Setelah aku bogel......kaki mimah aku tarik betul-betul dibirai katil ....aku duduk menghadap cicap mimah yang tembam disinari cahaya lampu jalan.Kaki mimah aku kuak seluasnya....lututnya aku bengkokkan.....untuk kali kedua adegan yang akan dijalankan sebentar nanti.Dengan ghairahnya aku menyuakan lidahku mencari batu permatanya,aku jilat......mimah meraung macam kena hesteria...aku tahu mimah sudah klimaks yang entah keberapa!!!!!!!!!!!!! </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Dalam keadaan telunjur........aku menarik tubuh mimah supaya badannya berada dicelah kakiku...supaya mimah memegang punaiku yang bersaiz 8 inci panjang..... aku meminta dengan lembut ,supaya mimah memasukkan adikku ke dalam mulutnya.aku lihat mimah tergamam...seketika dan agak terkejut dengan permintaanku...aku tahu mimah geli....lagipun ia belum merasainya dan masih perawan.Benda tu bukannya kotor mimah....macam mimah jilat ais krim saja...... mimah mencuba memasukkan kepala takuk kedalam mulutnya...aku merasakan kepanasan air liur mimah....lidahnya bermain di kepala punaiku,mula-mula sedikit.... lama-kelamaan...semakin jauh mimah menyuakan batangku kedalam mulutnya, hampir separuh masuk ke dalam mulut mimah........sebab batangku besar lagi panjang....mulutnya kecil saja,tak mampu untuk memasukkan semua batangku. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Ada lebih kurang 20 minit...mimah buat macam tu ...aku rasa nak terpancut air maniku kedalam mulutnya......biar mimah mengelupur nanti...bila air maniku menerjah masuk kedalam mulutnya...aku menyepitkan kepala mimah dengan kedua belah kakiku......supaya mimah tak boleh bergerak......supaya mimah tak boleh cabut mulutnya dari batangku...aku terus pancutkan air maniku ke dalam mulut mimah merasakan badan mimah menolak kuat tubuhku.....ia cuba melarikan mulutnya dari batang punaiku,mimah tersedak-sedak...aku menekankan batangku kedalam mulutnya....mimah cuba mengoyangkan kepalanya...ini membuatkan aku lebih kesedapan lagi. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">"Aabbannnggg.....mmmmm....immah ggellillahhh bbannggg..." </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Aku mengubah kedudukanku dari 69,dengan menindih tubuh mimah kembali...bila kepala punaiku yang keras aku gosok ke atas cicapnya yang tembam...mimah terus mengeliat....mulutnya mendesis-desis meminta sesuatu....sehingga mimah terketar-ketar di buatku. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">"Mimah merayu...kepadaku</span><br />
<span style="font-family: inherit;">"CCccceppaattlaahhh bbanngggg....mmmmii....mmmaaahh...ttaakkk...ttaahhaannn nniiiiiiiiiii......" sambil tangan mimah melurut batang punaiku. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Bila aku rasakan tepat sasaranku......kedua tanganku merangkul ponggong mimah, dengan kepala mimah terjuntai di birai katil...mulutku terus mengusap perut mimah. Aku terus menekan ponggong dan batang punaiku menjunam masuk ke dalam cicap mimah.......mimahtersentak dan mulutnya tergangga luas.......matanya terbeliak menahan kesakitan,sementara itu aku terus menjilat tengkuk dan buah dada mimah... supaya ia hilang kesakitan yang di alaminya sebentar tadi...kemutan cicapnya makin kuat....aku lihat mimah begitu leka dengan keseronokan yang aku cipta kepadanya.....aku hentak kembali......satu jeritan yang halus kedengaran keluar dari mulut mongel itu. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">"AAaaahhhh...hhhhhhh......aaadddduu....uuhhhhhh..Bbb...bbann...gggggg... ssssaaakkiitttt....nnyyyaaa.."Mimah macam nak menolak tubuhku tapi tak berdaya,tanganku memaut erat tengkuknya. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Satu ciuman mulut ketengkuknya........ciuman nafsu semata-mata........aku rehat sebentar,tetapi mulutku tetap bekerja.....mulutku di tutup dengan mulutnya.....supaya mimah tak menangis lebih lama.Sambil aku tarik batangku berkali-kali...mulutku melekat pada puting buah dadanya ........ membuatkan mimah bergerak kekiri dan kanan,setelah aku yakin mimah dah tenang...aku terus hentak hingga ke pangkal batang punaiku....ku lihat mata mimah terpejam rapat....seolah-olah menanti seranganku yang seterusnya....mimah mengigil dan enangis......aaaaaaaaa....... aaaaaahhhhhhhhhhh....!!!! </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Badan mimah terangkat.........aku rendam batangku buat seketika...takut mimah menjerit terkena peluru bersaiz 8 inci dengan ukur lilit 5 1/2 inci.Setelah keadaan kembali tenang.......aku mula membuat kayuhan.....mula-mula perlahan,lama-kelamaan semakin laju...aku tengok muka mimah berkerut menahan kepedihan dan kesedapan........kedua kakinya terangkat dan tangannya meramas-ramas kain cadar sambil mulutnya tak berhenti merintih-rintih.......... </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">"AAaaa..... dduuhhhh.... bbbaa... aanngggg... ssee.. sseeeddappnnyyaaa.... aaaawwwwaaawwhhhhh....bbbbaannnggggg," </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Air mimah tersembur keluar......buluku dan bulu mimah basah lencun dibuatnya...peluh mencurah keluar dari badan mimah.....biarpun jam menunjukkan hampir pukul 1 pagi.aku biarkan tangan dan kaki mimah terkejang...sambil mulut tak berhenti merintih dengan kuat......aku mengayuh makin laju dan kemutan cicap mimah tak henti-henti menyepit batang punaiku...membuatkan aku semakin ghairah untuk bertarung hingga kepenghujungnya.Tubuhku dan tubuh mimah berpeluh..... kerana hampir 3 jam aku mengerja dan melapahkan tubuh mimah. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Aku rasa mimah dah terkulai layu lagi....kulihat tubuhnya tak bermaya...aku kerjakan dan air mani mimah terus keluar tak henti-henti......sehingga becak kawahnya.Aku hentak batangku ke cicap mimah semula...aku menjunamkan batangku bertalu-talu dengan aksi yang begitu ganas sepanjang aku meniduri gadis-gadis ataupun janda. Badanku mengigil sama ada....aku menghayunkan ponggong ataupun badanku.... dengan satu hentakan yang kuat kedalam cicap mimah...aku memancutkan air maniku dan segala tenagaku ke liang cicap mimah.Kami sama-sama menjerit kesedapan. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">AAaaaaaahhhhhhhhhhhh......... jeritku sambil memeluk mimah dengan kuat sekali..... mimah pun begitu jua. OOOOoooooo... hhhhhhhhhhhhhh.. aaaaaagggggggg........... aku rasakan air panas terpancut menjolok kepala punaiku kedalam cicap mimah....dan satu kemutan yang paling kuat pernah aku rasai. Aku terlentok di atas tubuh mimah...bila kami berdua tersedar jam menunjukkan pekul 6 pagi.Waktu bagi sebuah rumah kenduri sibuk dengan penyembelihan seekor lembu.Aku mengajar mimah bukan setakat bidang masakan saja,tetapi satu bidang yang belum mimah pelajari sebelum ini..... bidang sex. Aku harap selepas ini mimah akan menjadi seorang perempuan yang sejati..... bukan seorang tomboy. </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-64756765448743361712012-10-20T11:01:00.001-07:002012-10-20T11:01:09.677-07:00Tomboy Part I<br />
<span style="font-family: inherit;">Aku dapat awek tomboy ni.......masa pi kenduri khawin rumah bapa angkatku,pada bulan febuari yang lalu.Awek tomboy ni masih muda remaja,usianya baru menjangkau 16 tahun...belajar di MRSM Perlis.Tubuhnya taklah sebesar mana...tinggi dengan aku hanya paras bahu saja.Kulitnya putih bersih,buah dadanya sederhana kecil,mulutnya kecil.Aku kenalnya masa sama bergotong royong di rumah bapa angkatku....untuk mengadakan kenduri kahwin anaknya.Dia tahu dari kawanku...aku adalah seorang tukang masak di sebuah Hotel yang terkemuka juga.Dia menyatakan hasrat dari kawanku untuk belajar masak...... </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">"macamana boleh tak kau mengajar masak....ok boleh tapi malam nanti...aku tengah buat kerja ni..,"beritahuku lagi. "jangan kau mengajar yang lain sudahlah...soroloh kawanku lagi..," </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Mimah mengajak aku kerumahnya.....keluarganya berada di rumah kawanku sepanjang malam.Mimah memakai seluar jeans dan T-Shirt berlengan pendek.Setelah selesai mengajar Hamimah pelbagai masakan....kami melabuhkan ponggong di sofa di tengah ruang tamu dirumahnya sambil beborak-borak.Mataku tak lekang daripada memerhati buah dadanya dari celah bajunya.Timbul nafsu jahatku untuk meniduri Hamimah gadis Tomboy. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">"Mimah........ahhhh abang nak cium Mimah bolek tak......boleh sekadar cium saja tahu....tak boleh lebih-lebih..,"katanya lagi. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Mimah...ayah dan mak mimah balik tak malam ni tak....ayah dan mak tidur dirumah kenduri,aku bertanya untuk mendapatkan kepastian.Mimah diam saja...menundukkan kepalanya kelantai.Tanganku memegangkan dagunya....mulutku mula mencium mulut mimah,mengulum telinganya......aku dapat rasakan bulu romanya berdiri tegak menahan kegelian....badan mimah bergetar... bila lidahku menjilat pangkal tengkuknya nafasnya mula mendesah tak keruan. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Aku lihat matanya pejam rapat.......kesempatan itu aku junamkan lidahku kedalam mulutnya...lidahku menjalar keseluruh mulut mimah.Tanganku memainkan perana....supaya aku dapat menelentangkan mimah diatas sofa nanti.Mimah menolak tubuhku dan berkata..................... </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">"Mimah tak mahu lebih-lebih banggg....mimah takut..,"katanya lagi.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">"Abang nak ringan saja mimah..,"kataku memberi kepastian. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Bila tubuh mimah dah terbaring diatas sofa......tanpa membuang masa aku mula meneroka tubuh mimah yang muda...yang belum pernah disentuh mana-mana lelaki. Setelah puas mengigit dan mengulum telinga serta menjilat tengkuk ....sambil tangan meramas-ramas tetek mimah yang masih di baluti dengan baju...mata mimah dah kuyu....dia membiarkan aku membuka kutang baju T-Shirtnya dan melucutkan colinya.Terpampamlah keindahan buah dadanya yang hendak mekar. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Aku sembamkan mukaku kealur gunungnya...sambil lidahku menjilat putingnya dengan rakus...mimah macam nak pengsan aku tengok......menahan perasaan kegelian dan kesedapan.Tanganku meramas-ramas kedua buah gunungnya...lidahku menjilat pusatnya.Sebelah tanganku membuka kancing seluar jeansnya dan melurut dengan kakiku hingga kehujung kakinya.Setelah itu lidahku menjilat pahanya hingga sampai ke seluar dalamnya...mimah mengelepar dan pantas menolak kepalaku..... </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">"BBbbbbaannggg......tttoolloonnggllaahhh......mmmiimmmaaahhh...ttaakkk..mmm aaauuuu..,"kata mimah lagi. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Abang tak main....abang nak jilat saja...mimah...tanpa berlengah lagi aku melucutkan seluar dalam mimah...aku membuka lebar paha mimah..lidahku kujulurkan kedalam alurnya yang sempit...tempat kegemaranku.MImah meraung dengan hebatnya.....aku naik panik dibuatnya..takut orang terdengar, mampus aku nanti orang kerjakan.Ponggong mimah begerak ke kiri dan kanan menahan kegelian. Lidahku tetap bekerja keras tanpa henti............ </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">"AAAAaaaaabbbbaanngggggg......mmmmmii....mmmmaahhhh ddaahhhhh.....ttakkk taahhhannn....bbbaannnggg..,"</span><br />
<span style="font-family: inherit;">"AAAaaabbbannnggg bbbboollleehhhhh mmmmaaiiinnn ddd....eeenngaannn mm..mmmiimmmaahhh bbaanggg..,"suaranya kedengaran perlahan. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Mulut dan lidahku tetap bermaharaja lela....dibuatku diseluruh lubang cicap mimah. Sudah satu jam aku mengerjakan budak tomboy itu.......dah lembik sampai nak pengsan aku kerjakannya.Aaaaabbaanggg cepatlah bbanng mimah dah tak tahan ni dah...bbanggg....aku senyum sendirian kerana aku dapat mengubahkan seorang tomboy kepada seorang gadis yang akan hilang kegadisannya sebentar lagi. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">bersambung.......kerana aku nak kesekolah ambil isteriku.!!!!!!!!!!!! </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-63501654461201031412012-10-11T13:31:00.001-07:002012-10-11T13:31:08.389-07:00Zura<br />
<span style="font-family: inherit;">aku suka juga gangu gadis kolej ni.terutama yang berumar dalam 16 tahun hingga 24 tahun saja.bila aku tengok awek-awek tu jalan batang zakar aku sudah menegang,maklum sajalah aku suka pada pucuk muda.bahkan kekadang isteri aku menyerah sebulan hanya beberapa kali saja.tengah dok masak dalam kolej yang gadis ni belajar,aku terpandang seorang gadis yang kecil molek.kawan dia tu aku kenal ,dari dia aku boleh kenal sigadis kecil molek ini.nama gadis tu zura,orang sebelah selatan nu. baru umur 18 tahun.dia orang masih belajar.dia ajak aku kedisko dan mengelilingi pulau disebelah utara.selesai menari aku tidak terus hantar zura pulanng keasrama ,sebalik nya aku bawa zura kehotel.dalam kotak fikiran ku ,aku mesti meniduri zura juga.......sebelum zura pulang kekuala lumpur cuti selama sebulan. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">masuk saja kedalam bilik hotel aku terus peluk zura dari belakang.......aku sudah nekat untuk berbuat sesuatu.aku jilat tengkuk zura dari belakang.zura cuba melepas diri dariku.tanpa sewenang-wenangnya,aku terus tolak zura hingga rebah kekatil.dan terus aku mengucup bibir zura dengan sewenang-wenangnya.bibirnya begitu hangat dan lembut,aku kulum bibirnya,sementara tangan aku merayap mencari kancing bajunya.zura tidak memakai coli,dan tersembol dua buah gunung susuyang cantik lagi pejal.......aku melepaskan bibirku dan ingin melihat reaksi zura......dia cuba menutup gunung susu,tapi tidak berjaya.aku kucup bibirnya,dan terus turun ketengkuk.jari jemeriku sedang mengusap kedua-dua puting gunung susu,sedangkan mulutku sudah menjelajah kedua gunung yang maha cantik itu. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">ketika itu juga zura sudah tidak keruan lagi."ohhhhhh.......bbbang......"bisik zura perlahan.aku senyum sendirian,kerana zura sudah mengalah dek kenikmatan yang diterima olehnya.jari jemariku menjamah dan meramas dengan lembut dua buah busut yang cantik itu.jari jemari zura mula berani menyentuh zakarku yang berada di dalam seluar dalam.Langsung aku terus buka seluar dalamku supaya zura,boleh mengenggam.........aku mengeluh nikmat.........ahhhhhhh.....ohhhhhh....kulihat zura sudah berani mengulum zakarku hingga kembang-sekembangnya.Sementara itu dengan gelojoh aku cari bibirnya,zura membalas tidak kurang hebatnya.kedua tanganku mencari kancing seluar jeansnya,aku lurutkan seluarnya hingga nampak seluar dalamnya yang berwarna kemerahan.aku tarik seluarnya kebawah..........betapa cantiknya bentuk cicapnya,alurnya masih terketup rapat,daun lalang tumbuh beberapa helai saja. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">ketika lidahku bermain diatas pusatnya,zura mula mengerang kecil keenakan......Mmmmmmm.......bang.....ohhhhh geli bang..gerangnya.kukucup dan kubasahi seluruh cipapnya sampai basah. Kelihatannya zura sudah lemas aku permainkan.Aku jilat-jilat mutiaranya yang kecil itu,dan ku hidu sepuas-puasnya...zura menjerit-jerit tak keruan....tubuhnya mengeliat nikmat tak terkata "mmmm......auwwwww....auwwwwwwwwwww........hhgggggggkkkkkkkkkk.....bang sedapppppppp.......bbbbang".kedua belah tangannya meramas belakangku sambil buntutnya terangkat-angkat......zura berteriak semakin keras. zura melenguh tak menentu.....menghayati nikmat yang pertama kali baru dilaluinya...kenikmatan syurga milik kami berdua. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Aku geselkan zakarku diatas cicap milik zura yang sudah lama menanti zakarku yang panjang lebih 9 inci.Kurasa bukit cicapnya hangat dan nikmat. Zura memegang pingangku kuat-kuat,kulihat zura memejam kelopak matanya....aku tekan zakarku pelahan-lahan.....sakit bbang antara dengar dan tidak,zura mengeliat kesakitan. Selaput daranya dah pecah dik kemasukan zakar ku yang panjang 9inci dan lebar sebesar pengelangan tanganku.Zura menangis terisak-isak kesakitan. Kulihat bibir cicapnya kembang kuncup....arrggh aku menahan kenikmatan kemutan cicapnya.Kemutannya begitu kuat sehinggakan terasa zakar macam hendak putus.Aku tak peduli itu semua.......aku mula mwenyorong tarik zakarku berkali-kali.Zura merintih kesakitan lagi dan aku perlahankan acara sorong menyorong. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">"Aaaaaaaauuuwwwwwwwwwwwwwwww.............huk..huk..zura menjerit terisak-iasak mintak belas kasihan......,tubuhnya mengeliat kesakitan dan kenikmatan.Aku berusaha mententeramkannya.....kukulum bibir dan kuhisap lidah zura dengan penuh nafsu sekali dan kugoyang-goyang punggungnya perlahan-lahan.........kemudian aku jilat gunung susunya sehingga bertambah lagi kemerahan puting susunya yang putih....mendesah-desah suara zura...kegelian dan nikmat.Aku tarik dan sorong kepala zakarku setengah saja di dalam liang cicapnya berkali-kali...........zura mula merintih kembali sambil menjerit kecil keenakan,aku mengambil kesempatan dengan menghentakan zakarku sedalam-dalam dan serapat-rapatnya hinggakan buah zakarku macam hendak masuk sekali. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Tubuh zura terangkat sambil memeluk tubuhku........ "Aaaaaauuwwwwww........ahhhh.....OOoooohhh.......sseeeeeeddaappnya bbang....gerang zura perlahan-lahan keenakan,perkataan yanyng sakit sudah bertukar menjadi sedap.Keenakan bermain dengan seorang gadis sunti...masih dara cukup menikmatkan.Aku peluk erat tubuh zura semacam tidak mahu melepaskannya,Uuupphh......sungguh nikmat merasakan kehangatan tubuh zura apalagi kulitnya yang halus licin,kedua-dua gunung susunya menekan dadaku yang bidang ini,sungguh mengasyikkan sewaktu zakarku menjalankan tugas sorong-menyorong di dalam cicapnya."Zura.....bagaimana....zura",bisikku mesra.......Mmmmmmmmm.....sssedap bbbangggg...nikmat rupanya bbanng. Belum sempat zura berkata-kata,aku terus mengulum lidahnya yang hangat...kurayapkan jari jemeriku kebawah puonggongnya yang padat...aku ramas semahu-mahunya.Aku mengoyangkan ponggongku dimana zakarku masih bermain dalam cicapnya yang lembut...bertapaku rasa nikmatnya...zura merintih kesedapan.......... "Aaauwwww...bang.....ssedap baaang",membuat aku semakin terangsang..."aahhh...zura....nnnikmaatnya",aahh aku menlenguh keenakan........ </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Zura merintih-rintih dalam kenikmatan....sambil aku mengulum bibirnya dengan penuh bernafsu sekali ,tapi aku tak peduli,aku menikmati tubuh muda yang berada dibawahku.berapa seketika zura cuba menjilat puting tetekku dengan penuh geram. Aku merasakan betapa liang cicapnya yang hangat mengemut ketat zakarku yang besar itu.....Arrrrgggghhhh......nikmatnya luar biasa semasa aku meniduri gadis-gadis kolej yang lain....aku mendesis panjang kerana terlalu nikmat... Kulihat zura seperti terawang-awangan menahan rasa nikmat yang tidak terhingga,menahan asakan dari batangku yang tiada taranya...zura menjerit kecil dan merintin perlahan-lahan nyilu dan nikmat.Kutekan dan kutekan sampai serapat-rapatnya batang zakarku kedalam cicap zura diantara kemutan yang ketat........kedasar mulut rahimnya. "Aaaaaaaaarrrrrrrrrgggggggggghhhhhhhhhhh...... aaaagggghhhhaaaaggghhhh...... aaauuuuuuuwwwwwwww.... oooooooooouuuuuuuhhhhhh...... amat nikmatnya zura. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Ku biarkan zura menikmati klimaksnya........sambil kuhinjutkan batang zakarku kedalam cicapnya yang tembam itu........mata zura terkatup rapat......aku terus berdayung dan berdayung selama 2 jam,aku bertarung dengan zura........laju dan semakin laju aku berdayung di dalam liang cicap zura....aku cuba menahan air mani dari keluar,namun aku tidak dapat menahannya lagi. Akhirnya aku menyerah kalah......Aku benamkan seluruh batang zakarku dan melepaskan rasa nikmat yang tidak terhingga..........Aaaaaaaggggggggrrrrrrhhhhhhhh sambil zura menanyak-anyak ponggongnya tanpa dipinta.Tubuh kami sama-sama mengejang...... "Oooooooouuuuuuuuuuuuuuuuuuuuhhh...... bbbbbbaaang......... auuuuuuuuwwwwwww" zura melepaskan klimaksnya. "Hhhhhgghhhh.......auuuuuwwwwwww......aaahhhhhhhh.....zura....oouuhhh nikmatnya zura..." gerangku menikmati tubuh zura. Batang zakarku memuntahkan sebanyak-banyaknya air maniku.......kedalam liang cicap zura.Kugoyangkan ponggong zura kekiri dan kekanan supaya zura mendapat kenikmatan yang lebih. Aku berguling disampingnya....aku menghempaskan tubuhku disamping zura.......Zura lemas....kelemasan. </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-74825813230882752812012-10-11T13:30:00.001-07:002012-10-11T13:30:14.674-07:00Ayu (Mute Love)<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"> Hai. tgh wat pe. Dr td tak keluar cubical. Sibuk ke?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Tadi sibuk sikit. Sekarang dah free.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ayu nak tanya sikit boleh?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Apa dia?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Zin dah ada gf?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">tak ader. Naper?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">saja tanya. Balik nanti naik bas ke?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ye.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ayu hantar Zin balik nak tak?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Boleh tapi saya malu larr..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Nape nak malu? Ayu hantar Zin balik ye.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">ok.. mmm.. nanti boleh saya buat lagi? ;)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">hii.. tak malu ye :P</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">tanye jer.. :)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">ok, jap lagi dah time balik. Ayu tunggu kat lif.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ok.. :)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Dengan tidak sabar, aku terus kemas meja kerja aku. Bekas bekal aku masukkan dalam beg dan terus keluar dari cubical menuju ke pintu keluar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Hai Zin. Awalnya kau keluar hari ni. Lagi 2 minit lah. ” sergah kak Milah reception.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Eh, ye ke kak? Oh, saya lupa jam saya tercepat. Tak apa lah, saya tunggu kat sini je lah.” aku pun terus duduk di sofa sambil menunggu waktu punch card tiba.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Sedang aku duduk membaca akhbar, jam punch card pun berbunyi menandakan masa balik dah tiba. Ketika itulah aku terlihat Ayu berjalan dengan lenggoknya menuju ke mesin punch card. Kemudian dia terus keluar dan sambil itu dia sempat menjeling ke arah ku dan melemparkan senyuman. Aku terus bangun dan punch card kad kedatangan lalu terus keluar menuju ke lif.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Di lobby lif, aku lihat Ayu sedang menunggu ku. Setelah dia sedar kelibat ku, terus sahaja jarinya memicit butang lif untuk turun.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Nampaknya kita orang terawal balik hari ni.” kata Ayu kepada ku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Hmm.. Ayu parking kereta kat mana? ” tanya ku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Kat B2. Kat situ tak ramai staff kita parking. Lagi pun kebanyakkan orang yang parking kat situ balik pukul 5.30 nanti.” Ayu menerangkan kepadaku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ohh i see…” jawab ku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Lif pun tiba dan membawa kami terus turun ke tingkat B2. Aku menuruti Ayu berjalan ke arah keretanya. Sambil berjalan, aku perhatikan punggungnya yang membonjol dan melenggok di setiap langkahnya. Memang bulat dan tonggek bontot minah ni. Geram je aku masa tu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ayu membawa aku ke keretanya. Kereta kancilnya di letakkan di bucu sudut parking kenderaan. Keadaan di situ agak gelap. Hanya kesamaran cahaya dari lampu kalimantang yang menerangi petak di hadapan memberikan sedikit sinar. Ketika kami tiba di keretanya, aku lantas menepuk punggung Ayu. Punggungnya bergegar dan berayun akibat dari tamparan manja tanganku. Ayu berdiri seketika sambil tersenyum memerhatikan ku yang sedang menuju ke pintu sebelah pemandu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Dah tak sabar ye?” tanya Ayu lembut sambil tersenyum memerhatikan ku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Hehe.. kalau boleh sekarang jugak saya nak.. ” kata ku sambil tersengih bak kerang busuk.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ayu terus berjalan perlahan-lahan menuju ke arah ku. Sesekali dia melihat sekeliling dan kemudian tersenyum memandang ku kembali. Ayu akhirnya berdiri di hadapan ku. Sambil tersenyum dia merenung jauh mata ku. Bagaikan magnet, kami berdua seolah tertarik antara satu sama lain. Kami berkucupan dan berpelukan bagaikan sepasang kekasih. Ayu kelihatan hanyut dalam pelukan ku. Tangan ku mengambil kesempatan meraba seluruh pelusuk tubuh Ayu. Ternyata dia merelakan. Punggungnya ku ramas geram, sekaligus mencetuskan berahi ku. Batang ku yang semakin keras dan berkembang di dalam seluar slack semakin aku tekan rapat ke perutnya. Pelukan Ayu juga semakin kuat dan rapat. Begitu juga dengan kucupannya yang semakin memberahikan dan membuatnya tidak sedar bahawa air liurnya sudah berciciran di dagu kami berdua.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kemudian Ayu melepaskan kucupan. Dia mengelap bibirnya yang basah dengan hujung lengan blouse yang dipakainya. Kemudian, dengan keadaan yang serba tak kena, dia terus memalingkan tubuhnya. Ketika itu, aku tahu apa yang bermain di fikirannya. Mungkin secara tiba-tiba perasaannya bertukar dari berahi kepada malu dan mungkin juga dia akan mengubah fikiran. Jadi, sebelum dia melangkah jauh dari aku, cepat-cepat aku sambar tangan dia dan aku tarik tubuh dia supaya rapat kepada ku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ayu kembali dalam pelukan ku. Perlahan-lahan dia mendongak melihat wajah ku. Dengan wajahnya yang ayu, dia merenung mata ku. Aku perhatikan matanya yang di lindungi cermin matanya mengecil, lantas aku teringat kenangan bersama kak Sue. Nampaknya Ayu sudah terlalu berahi. Aku rasa inilah masanya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ayu, maafkan saya…. ” kata ku ringkas sambil aku terus melepaskan pelukan dan menolak tubuhnya rapat ke kereta.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Memang cara yang ku lakukan agak kasar, tetapi setiap gerakan yang ku lakukan terhadap Ayu aku lakukan dengan lembut agar dia selesa dan tidak tercedera. Aku pusingkan tubuhnya membuatkan bahagian hadapan tubuhnya rapat bersandar pada kereta kancilnya. Kemudian aku terus berlutut di belakangnya. Ayu sedar keinginan ku. Lalu dia sengaja melentikkan punggungnya yang sememangnya sudah tonggek itu untuk tatapan ku. Tanpa buang masa, aku terus campakkan beg ku ke lantai. Muka ku segera ku benamkan di lurah punggungnya. Punggungnya yang masih di baluti skirt hitamnya itu aku hidu sedalam-dalamnya. Aroma punggung Ayu sekali lagi memenuhi rongga pernafasan ku. Aku benar-benar sudah hilang pertimbangan ketika itu. Aku kucup, cium dan hidu celah punggung Ayu penuh nafsu. Nafsu ku semakin tak tertahan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku terus selak kain Ayu ke atas. Serta merta Ayu terkejut dengan perbuatan ku. Dia cuba memusingkan badannya untuk mengelak punggungnya yang hanya seluar dalam sahaja yang tinggal dari di cium oleh ku. Namun kudratku ternyata lebih kuat dan dengan mudah aku tahan tubuh Ayu dari bergerak dan berpusing. Sekali lagi aku benamkan muka ku di celah punggungnya. Mulanya Ayu merintih sambil menggelek-gelekkan punggung untuk mengelak punggungnya dari di cium oleh ku, tetapi lama kelamaan Ayu akhirnya mengalah apabila suis nafsunya berjaya ku hidupkan. Punggungnya yang terdedah hanya dibaluti seluar dalam itu memberikan aku advantage untuk menjilat dan bermain-main dengan kelengkangnya dari belakang. Ternyata ianya memberikan keputusan yang sungguh positif. Namun, secara tidak langsung, aku sedari bahawa Ayu hanya merelakan aku melakukan tubuhnya dalam keadaan dia masih berpakaian. Punggungnya yang tonggek itu hanya rela di sentuh dan di kucup oleh ku jika ianya masih tertutup dengan kainnya. Dan, Ayu nampaknya telah terperangkap dengan kerelaannya sendiri. Pada ketika itu, aku tidak menyedari bahawa Ayu merelakan semua itu kerana dia mencintai ku. Apa yang ada di fikiran ku adalah, Ayu melakukannya kerana nafsu. Maafkan aku Ayu, aku masih mentah dalam soal cinta ketika itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kelengkang seluar dalam Ayu terasa semakin basah. Lidah ku semakin dapat merasai rasa kemasinan dari air yang terbit dari lubang berahinya. Ayu semakin ghairah menikmati kucupan dan jilatan aku.Denganperlahan-lahan aku lorotkan seluar dalam Ayu ke bawah. Nah! Terserlah sudah punggung yang selama ini aku geramkan. Punggung yang selama ini hanya dapat ku lihat dari luar kain yang dipakainya kini terpapar tanpa seurat benang di hadapan mata ku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Zin.. cepat sikit ye.. Takut ada orang datang..” kata Ayu perlahan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku terus menjilat kelangkangnya. Sambil hidungku menghidu bau celah bontot Ayu yang mengghairahkan walau pun sedikit bacin. Kedua-dua tangan ku tak henti meramas dan mengusap punggungnya. Lendir Ayu semakin banyak, seiring dengan erangan kecilnya yang kenikmatan lantaran dirangsang oleh lidah ku yang tak henti bermain di kelengkangnya. Sambil aku seronok melakukan perbuatan tidak senonoh itu, tangan ku juga dengan gopoh mengeluarkan batang aku yang sudah tak keruan tegangnya dari celah zip seluar slack yang telah ku buka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku terus berdiri di belakang Ayu. Ayu segera hendak memusingkan tubuhnya. Sangkaannya bahawa perbuatan ku menikmati bontotnya telah selesai ternyata meleset. Aku segera tahan tubuhnya dari berpusing menghadap ku. Ayu terpaksa berdiri dalam keadaan yang sama. Perlahan-lahan aku rendahkan tubuh ku. Aku hunuskan batang ku yang sudah kembang berurat itu di celah kelengkang Ayu. Aku gosok-gosokkan batang ku di alur cipapnya yang sudah terlalu banjir. Ayu menonggekkan tubuhnya agar hujung batang ku lebih mudah sampai ke biji nafsunya. Aku peluk tubuh Ayu sambil batang ku tekan dan tarik agar lebih kuat geselnya dengan lurah cipapnya. Dapat ku dengari nafas Ayu semakin bergelora. Lalu aku ingin cuba melakukan yang lebih fantastik. Perlahan-lahan aku cuba masukkan kepala batang ku ke dalam pintu lubuk berahi Ayu yang sudah benar-benar licin itu. Namun, dengan pantas Ayu segera memberontak mengoyangkan punggungnya untuk mengelakkan aku pergi lebih jauh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Zin… Pleaseee.. Ayu masih virgin… Jangan sayangg… Tolonglahh… “Rayu Ayu perlahan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Serta merta aku hentikan niatku. Rasa bersalah ku tiba-tiba wujud ketika itu. Aku telah memperlakukan seorang wanita yang belum pernah melakukan hubungan seks seperti pelacur. Aku rasa seperti menyesali terhadap perlakuan sumbang ku kepada Ayu. Lantas aku lepaskan pelukan dan aku berundur setapak ke belakang. Ayu menyedari aku menghentikan perbuatan ku lalu menoleh ke belakang. Dia memandang aku yang sudah berdiri setapak ke belakang. Ayu kemudian memusingkan tubuhnya dan terus rapat memeluk ku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Zin.. Ayu tahu Zin baik. Ayu tahu Zin tak sampai hati nak buat lebih teruk kat Ayu pasal Ayu masih dara. Sebab tu Ayu percayakan Zin. Sebab tu Ayu relakan semua yang Zin nak dari Ayu kecuali yang tadi tu je. ” kata Ayu perlahan sambil memeluk ku erat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku hanya berdiri kaku membiarkan Ayu rebah di dada ku. Batang ku yang masih tegang itu di himpit tubuh Ayu membuatkannya semakin tegang dan keras.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ayu juga macam Zin. Ayu juga ada nafsu. Memang Ayu tak nafikan bahawa Ayu juga bernafsu kat Zin, malah lebih dari itu. Sebab tu Ayu relakan semua ni. Baiklah, sebelum ada orang lain datang, baik kita habiskan dulu ye..” kata Ayu sambil tangannya terus merocoh batang ku buat pertama kalinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku kenikmatan di saat tangan Ayu yang lembut itu melancapkan batang ku. Aku terus memeluk Ayu dan mengucup kepalanya yang masih bertudung itu. Sesekali Ayu mendongak memandang wajah ku. Wajahnya yang berkaca mata itu sungguh ayu dan serta merta menambah keberahian ku. Pipinya yang berjerawat halus aku usap perlahan penuh rasa sayang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ayu.. tolong lancapkan kat bontot boleh tak..” aku meminta Ayu melakukannya di bahagian tubuh kesukaan ku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ayu hanya tersenyum sambil kembali merapatkan hadapan tubuhnya di keretanya. Aku terus menghunus batang ku di celah punggungnya. Aku geselkan batang ku di alur punggungnya yang tonggek itu. Semakin kuat aku geselkan semakin tak tahan aku rasakan. Batang ku semakin terbenam di belahan punggungnya yang dalam. Aku menikmati saat yang manis itu sepuasnya. Hinggalah apa bila aku sudah hampir hendak keluar, aku merengek mengucapkan kenikmatan merasai punggungnya. Aku tak henti memuji bontotnya yang tonggek itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Dan akhirnya lurah punggung Ayu dihujani dengan air mani yang memancut keluar dari lubang kencing ku. Seperti biasa, air mani ku yang banyak dan pekat itu akan berselaput di permukaan punggungnya dan mengalir jatuh perlahan-lahan mengikut bentuk punggung Ayu. Aku membiarkan tubuhku mengejang sejenak bagi menikmati sepenuhnya betapa sedapnya melancap di bontot seorang perempuan yang cantik dan tonggek itu dengan kerelaannya. Walau pun aku pernah menikmati bontot perempuan, Indumukhi, namun perasaan kali ini ternyata berbeza. Mungkin kerana bontot Ayu lebih tonggek berbanding bontot Indu dan kecantikan Ayu juga jauh lebih cantik darinya. Atau, mungkin itu juga adalah perasaan nikmat yang kurasakan di saat emosi dan perasaan ku semakin meningkat dewasa. Apa yang pasti, selepas kejadian itu, perhubungan antara aku dan Ayu semakin rapat dan semakin berahi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ayu secara rasminya menjadi wanita yang memuaskan nafsu ku dengan cara melancapkan ku, atau lebih mudah disebut sebagai tukang lancap. Ketika waktu makan tengah hari, kami kerap melakukannya di cubical ku apabila semua orang keluar makan. Setiap hari Ayu menghantar ku pulang dan sekali sekala kami melakukannya di dalam kereta. Tiada yang berat antara kami berdua. Terus terang aku katakan, kedewasaan aku membuatkan aku lebih matang berfikir tentang menghormati hak orang lain dan sebab itulah, aku tidak pernah walau sekali pun memasukkan alat kelamin ku ke dalam kemaluannya. Malahan, mulutnya juga tidak pernah kemaluan ku nikmati.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ayu juga nampaknya gembira menjadi tukang lancap ku, walau pun tiada kepuasan yang dia kecapi dari segi hubungan seksual, namun dia menikmati kepuasan dari segi sudut lain. Dia puas berada di dalam dakapan ku, kucupan ku, belaian ku dan itu adalah apa yang dia katakan setelah aku meminta pendapatnya secara jujur tentang kepuasan dari lubuk hatinya. Baginya juga, memegang, melancapkan dan melihat air mani ku memancut keluar juga sudah cukup puas untuk dirinya. Lebih lebih lagi jika tubuhnya yang menjadi sasaran benih ku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Jika di pejabat, hampir setiap hari kami melakukannya dan tiada siapa pun yang menyedari perbuatan kami berdua. Aku hanya bercuti melakukannya jika batang ku mula terasa sengal dan penat. Namun setelah ianya hilang untuk beberapa hari, IM bertajuk ‘burung haus’ akan terpapar di skrin komputer Ayu, menandakan kami boleh melakukannya anytime. Di sebalik kain yang menutup punggungnya, tiada siapa pun yang tahu bahawa di sebalik kainnya itu, tersembunyi air mani ku yang banyak menyelaputi celah punggungnya. Sekali-sekala jika Ayu mengenakan kain yang warnanya agak terang atau berseluar slack yang berwarna cerah serta sendat di punggungnya, sedikit kesannya akan kelihatan. Biasalah, kalau dah air namanya, pasti akan menembusi setiap lapisan yang boleh ditembusi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Namun, seperti yang aku katakan sebelum ini, aku akui bahawa aku mencintai Ayu, namun rasa rendah diri tentang status ku sebagai pelajar dan faktor umur ku yang lebih muda darinya membuatkan aku melupakan niatku untuk menyintainya. Niat ku setiap kali bersama dengan Ayu adalah demi kepuasan nafsu semata-mata. Aku terpaksa tutup pintu cinta kerana bimbang juga jika ianya akan mengganggu gugat masa depan Ayu sekiranya kami benar bercinta. Akhirnya, setelah tempoh praktikal ku tamat, aku meninggalkan syarikat tersebut bersama lipatan sejarah yang takkan ku lupakan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Setelah aku meningkat dewasa, sesekali terasa juga kekesalan meninggalkan cinta ku terhadap Ayu menjadi habuk yang diterbangkan oleh angin. Jika ku teruskan cinta ku, aku percaya, Ayu pasti akan berbangga menjadi milik ku kini. Namun, pertimbangan ku ketika diri ku masih mentah ketika itu melenyapkan sebuah kisah cinta yang bisu. Cinta yang tak terucap walau pun ku tahu, Ayu dan aku memang tidak bertepuk sebelah tangan. Kerana sesungguhnya, cinta yang berada dalam lipatan sejarah itu masih segar dalam ingatan dan memang tak akan ku lupakan. Kerana Ayu adalah cinta pertama ku yang sebenarnya cinta. Aku rasa kini dia sudah berumahtangga. Semoga Ayu berbahagia bersama suami dan anak-anak tersayang. Maafkan aku Ayu…</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-57206667645469610532012-09-28T14:17:00.001-07:002012-09-28T14:17:10.055-07:00Anak Dara Tua 2<div style="text-align: justify;">
Perhubungan Aisya(aku) dengan Abang N berjalan dengan baik semenjak diperkenalkan. Malah kemesraan berputik namun tiada komitmen yang dinyatakan secara berterang-terangan. Aisya ada hati tapi soal-soal perkahwinan tidak pernah disentuh dalam persahabatan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lunch, dinner and tea adalah kebiasaan. Aku happy dan comforta-ble dengan Abang N. Senang berbicara, suka mesra dan seloka, suka diusik, dan kelakar dengan hilai gelak tawa yang tidak tertahan-tahan bila berjenaka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Percayalah ini realnya.. Kalau dulu aku agak conservative dari segi mental dan sikap tapi kini aku lebih terbuka. Open minded yang selama ini disclosed tetapi kini terserlah. Perkara yang kuanggap kotor dan tidak baik, hanyalah satu persepsi salahku. Pelik juga-pelajaranku tinggi ke menara gading sedang fikiran ku bab dunia ini amatlah kecil.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan Abang N dia membuka mata hati dan mata fikirku. Persepsi dan perspektifku berubah. Aku menrima kehidupan dengan lebih terbuka. Aku tidak perlu melayan deria rasa sahaja. There's so many nice things dan tidak me nyendiri di bawah tempurungku sahaja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapakali I have been to his bangalo. One man in his big house. Well kept and beautiful. A big library and I boleh duduk didalamnya berhari-hari membaca. I love it. And you know what.. O migodd!! Dalam library di bangalo Abang N..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiba-tiba Abang N mengucup bibir aku, naik terkejut aku dibuat je.. Never in my life I have been kissed by anyone especially a male.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Why?" tanyaku terkejut.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Because I like you very much" jawab Abang N senyum sambil memegang bahuku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Abang N mencium bibirku, aku terima dan mengulum lidahnya. Mengigil aku. Lom pernah aku rasa lidah lelaki dalam mulutku. Kekuk dan asyik. Abang N memanglah berexperince dan lover yang bijak.. Dia punya cium buat aku mengerang dan mendesah.. Bila Abang N buka baju dan jeans aku, aku terus surrender.. Tak melawan dan membiarkan perlakuannya. He is so sweet membuatkan aku tidak membantah. Seluar dalam aku jangan cakaplah.. Basah kuyup dengan air pukiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan mulutnya dia "explore" tubuhku depan dan belakang di atas pemaidani di library tu. Bermula dari mulut, ke tengkuk, ke buah dadaku.. Bila dia hisap puting tetekku, aku kegelian dan lantas terkencing-kecing. Tak pernah aku experience macam ini punya geli dan seluruh tubuhku terencat-encat. Dari puting, turun ke pusat, turun ke cipapku yang sudah "banjir" Masa tu aku dah mula merengek, mendesah, meraung, mengerang dan menjerit. Abang N meyembamkan mukanya ke kebun pussyku maka basahlah mukanya dengan lendirku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bila ku tenguk zakar dia.. Terkejut sungguh aku. Never did I realize it. Punyalah besar dan panjang, Mungkin lebarnya aku tak tau lah.. Bulatannya penuhlah gengamanku dan ngam-ngam aje. Panjangnya dua gengaman tanganku tidak teremasuk kepala kotenya yang mengembang. Mula-mula aku panik.. Mampus aku ni.. Besar sangat.. Boleh ker? Isshh apa hal dengan aku ni.. Berani sangat.? Oh.. What the hack? So what? Dah sampai ke sini pun.. Tapi oleh kerana Abang N ni gentle lover dan aku masa tu dah tak tahan lagi.. Peduli apa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bila aku dibogel tanpa seurat benangpun ditubuhku, maka "Oral Sex" pun bermula, tak pernah aku experience dan tak akan aku lupakan selagi hayat dikandung badan. Mula-mula dia kangkangkan pehaku lebar-lebar. Bila mulut dan lidah Abang N hinggap pada biji aku, terpancut lagi air keluar dari cipap aku. Biji kelentitku tu dijilatnya, dilapahnya, disedut, digigit manja dan entah apa lagi di buat nya. Manakala di lubang cipap Abang N memasukkan lidahnya keluar dan masuk. Kemudian menghisap dan menyedut mulut lubang pukiku. Habis air maziku ditelannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Arghh.. Ohh.. Huuhaha.. Huhaha.. Arghh.. Hmm.. Oo.. O Abang Nn.. You're killing me.. It is so nicee.. Sedap.." Raungku lalu mengerang dan menjerit halus menahan kesedapan dengan mengeraskan perutku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku meraung macam orang mati emak. Air dari cipap aku meleh sampai ke punggung, sampai basah pemaidani bawah punggungku. Abang N melihat punggungku sudah basah, dia tolak kedua kaki aku ke atas supaya punggung aku terangkat sikit lalu dihirup dan dijilatnya air yang bertakung kat lubang duburku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku punyalah tak tahan.. Aku menjerit, "Please Abang N, please stop, not there" Lidah Abang N berlegar kat lubang duburku, di jilat nya.. Suka benar Abang N ni memasukkan lidahnya ke dalam duburku!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari lubang duburt, lidah Phillip naik semula ke cipap aku, kemudian turun balik ke bawah. Mula-mula aku rasa jijik juga dengan perangai si Phillip ni, tapi masa tu aku dah gian habiss.. Dunia pun dah tak tentu di buat nya. Kemudian Phillip, mula masukkan satu jari kedalam cipap aku, di cucuk nya cipap aku dengan jari nya, keluar-masuk, keluar-masuk, sekali lagi air aku terpancut keluar. Dari satu jari di tambah dua. Dengan dua jari dalam cipap aku, lidah Phillip concentrate kat lubang bontot aku.. Aku punya lah menjarit, syok betul ko..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian Phillip, pusingkan badan aku meniarap.. Sempat dia taruh bantal bawa peha aku supaya bontot aku ternaik sikit ke atas.. Experience si Phillip ni. Secara perlahan Phillip berbisik kat telinga aku " Spread your ass cheek please" Mula mula aku tak paham apa yang dia nak, tapi bila tangan dia sendiri yang tekan punggung aku, baru aku tau maksud dia.. Dia nak lubang bontot aku (pengotor betul Mat Saleh ni). Bila Phillip sembamkan muka dia ke ponggong aku, lidah dia cuba meneroka masuk ke dalam dubur aku!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini yang aku katakan pengalaman baru! Aku mula nya tak bagi dia masuk, gila ade, rasa jijik pun ade, tapi bila berulang kali Phillip membisik "Relax Ina, relax" aku pun relax, last-last terasa hujung lidah dia dalam bontot aku. Lubang dubur aku ni cute (kecik), tapi bila di kerjakan lidah si Phillip, terus expand you.. Bila dia jolok satu jari terus, masuk sampai aku naik seronok pulak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lebih kurang 45 minit Abang N mengerjakan cipap dan punggung aku, dia mula offer batang dia pada aku. Geli ada, takut pun ade sebab butuh Abang N dah le besar, panjang lagi.. Tapi bila Abang N, pusingkan badanku untuk posisi 69, dia mula attack semula cipapku, aku pun cuba kulum kepala kotenya. Nak muntah rasaku, sesak nafasku dan tersumbat tengorokku. Aku batuk-batuk. Abang N senyum sahaja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Abang N tau aku takde experience dalam hal-hal hisap menghisap ni sebab itu dia hulur batangnya yang besar tu ke mulutku dan seakan mengajar aku meghisap. Mula-mula aku geli juga, tapi lepas tu aku naik syok hisap batang besar ni.. Aku rasa banyak juga air dia keluar, tak tau lah air apa, air mazi ke, air mani ke, aku telan aje le..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku rasa Abang N benar-benasr sukakan aku. Bila time dia nak masukkan batangnya yang besar tu dalam Lubang pukiku, sempat dia berbisik, "You akan suka Sya.. Sure you will love this"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sempat Abang N mengenakan condom padahal aku tak kisahpun. Sekerat je condom tu tersarung pada batang kotenya yang panjang itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mula-mula dia kongkek aku cara tradisional, aku kat bawah, dia di atas. Batang dia belum masuk lagi aku dah terpancut berair cipapku jadi bila batangnya yang besar dan panjang itu masuk aku mengaduh dan menjerit kuat dan langsing. Aku merasa pedih dan sakitnya bagikan tersiat. Abang N punya stroke ni slow. Sambil tu puting tetekku digentel dan dinyonyotnya. Lama kelamaan stroke Abang N bertambah laju, sedang aku masih merasa pedih dan sakit.. Cipapku bagaikan berlendir dan berminyak dan air mataku deras mengalir.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sakitt.. Jeritanku kuat dan Abang N berhenti mempompa dan melihat kondomnya berdarah.. Dia melihat cipapku berdarah. Aku melihat cipapku berdarah. Yes memang pedih dan sakit.. Habis permaidani di bawah punggungku terkena darah cipapku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Habis daraku.. Gone!" bisik hatiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Abang N senyum dan aku masih merasa perit dan sakit di lubang farajku. Abang N memimpin aku ke bilik air dan membasuh cipapku dengan air suam. Aku masih menjerit kepedihan. Bersiut-siut. Malu.. Sungguh aku malu. Habis nak kuapakan. Malu atau tidak aku terpaksa juga ke klinik untuk rawatan petang itu. Abang N mem-bawa aku ke sebuah klinik swasta. Kebetulan doktor yang mera-wat adalah rakannya. Kesakitan membuatkan aku tidak tahan, berdenyut-denyut dan cipap aku masih bleeding. Doktor yang merawatku itu tersenyum sinis. Menyampah pula aku bila dia sengih kerang ketika memeriksa kemaluanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ganas!!" keluar kata itu dari mulut doktor.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang ganas? Aku benar-benar dipalit malu. Rupa-rupanya bibir farajku koyak rabak Dik tujahan kote besar dan panjang Abang N. Apalagi doktor pun menjahitlah setelah dibiusnya bibir cipap-ku. Kini cipapku tidak berdarah lagi cuma berjahit sahaja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun aku tidak berani bertentang mata dengan Abang N. Malu berkumpul di wajah dan hatiku. Menebal sungguh. Aku merasa jahitan di bibir farajku berdenyut dan menyiat. Bisa rasanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Don't worry Sya.. You akan sembuh sehari dua. Biasalah tu." pujuk dan rayu Abang N sambil memegang pehaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Tak biasa.. I lum pernah rasa camni. Ni baru 1st time..." jawabku pendek sambil menghela nafas yang panjang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seminggu kemudian..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bergegar katil dibuatnya. Aku masa tu dah mula meraung macam orang dah lama tak kena main.. Risau juga aku kalau raungan dan jeritan aku kedengaran Dik jiran tetangga Abang N. Takut juga ada pasukan pencegah maksiat dipanggil orang untuk menyerbu bangalo Abang N.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak tau lah berapa lama aku kena kongkek oleh Abang N sebab masa tu aku berada dalam alam lain, yang aku ingat posisi badan aku mula-mula atas katil, tiba-tiba aku rasa kepala aku dah tergelungsur ke bawah, kaki aku kat atas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hebat betul Abang N membuat aku orgasm beberapakali. Cipap aku bukan lagi berair malah berbuih di buatnya, raungan akupun aku dah tak ingat, yang aku ingat betapa lazat nye batang besar dan panjang Abang N mengerudi dan merobek lubang pukiku berkali-kali. Kini bibir farajku sudah boleh memberi untuk menerima sang haruan itu berenang dalam kolah cipapku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di jelajahnya seluruh pelusuk gua cipapku yang tak pernah di jelajahi oleh mana-mana batang lelaki.. To go where no penis has gone before.. Masa tu walaupun aIRCond bedroom tu berpa-sang, badan aku berpeluh-peluh, mengalahkan peluh hari-hari jogging. Tak taulah berapa lama aku berada di bawah Abang N menadah dan menerima hentakan rapat ke tundun, henjutan dan pompoan batang Abang N ke lubang pussyku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Abang N meneruskan kongkekan cara "tradisional" sehingga lah aku terasa air maninya terpancut dalam cipap aku. Hangat.. Panas.. Hangat.. Tak pernah aku rasa pancutan sekuat itu, sampai buntang biji mataku di buatnya, banyak air mani Abang N jangan cakap lah, sampai meleleh keluar dari cipapku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak hari tu, tak betul aku dibuatnya. Aku menjadi jalang nafsuku. Seminggu aku dikongkek, mahu dikongkek dengan berbagai posisi oleh Abang N. Dan seminggu aku belajar mengongkek dan perform oral sex yang menakjub dan menyedapkan jiwaku. Aku kira-kira hendak menikmati apa yang aku miss selama ini. Selama aku bergelar gadis dan andartu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terasa bodoh membiarkan usiaku berlalu begitu sahaja dan menganggap seks ini kotor. Bila aku dah rasa, seks rupanya tidak kotor malah ia menyihatkan minda dan tubuh badan. Hehehe!! Jujur dan terus terang.. Daraku ditelan oleh Abang N, sepupu Abang Johar-nick Songihman.</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-85446308983634740622012-09-28T14:16:00.002-07:002012-09-28T14:16:57.847-07:00Anak Dara Tua 1<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Dalam usianya 30 tahun ini, Aisya masih dara, wajah dan bodynya iras penyanyi Salwa Rahman, 36 30 38 dan ibunya selalu bercerita dengannya mengenai menimang cucu, walaupun abang-abangnya sudah memberi ramai cucu kepada ibunya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Dia seorang andartu yang kerjayanya bergelumang dengan komputer dan IT, Aisya dan Internet tidak dapat dipisahkan. Kedudukannya sebagai Pengurus Pemprosesan Data Elektronik di sebuah syarikat swasta yang ternama membuatkan kaum lelaki tidak berani meng-hampiri dia dan ini menjadikan Aisya akrab dengan Internet.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aisya melihat Internet sebagai satu benda hidup yang mampu melakukan sesuatu yang membahagiakannya. Interaksinya dengan kehidupan fizikal yang lain hanyalah setakat yang perlu sahaja. Internet menjadi realiti, menjadi keperluan sebenar untuk hidup, manakala kehidupan fizikal menjadi khayalan. Secara tidak disedarinya dunia fizikal ini tidak sebenarnya fizikal tetapi adalah alam buatan untuk melekakan pemikiran, dan Internet itu wujud dari penemuan manusia untuk mencari dunia sebenar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aisya bermukim di IRC, dan ramai rakan maya dikenalinya. Walau-pun kadang-kadang fikirannya menjadi semak dengan gangguan penyangak-penyangak seks, IRC menjadi teman setia kepadanya. Jika semua perbualannya di log, rasanya boleh penuh satu bilik dan beratus-ratus pokok malpa akan jadi korban. Semuanya perbualan-perbualan kosong yang memenuhi mindanya umpama air pasang berlalu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Tetapi, perbualan dengan nick Songihman ini benar-benar menyen-tak jiwanya. Perbualan Songihman lain dari perbualan-perbualan yang biasa ditempuhinya di IRC. Tiada seks, tiada godaan, tiada desakan. Perbualan mereka bernas, laksana dua sahabat yang baik, saling nasihat-menasihati. Jaga menjaga.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aisya dapat merasakan bahawa dia sudah jatuh hati pada nick Songihman. Kekuatan minda mengatasi segalanya; kerana tidak melihat gambar dan tidak mengetahui butir peribadi Songihman, perhubungan mereka tidak dibatasi oleh sempadan maya yang selalunya wujud dari keinginan fizikal itu, dan Songihman menjadi objek kehidupan yang kudus.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Disebalik tabir IRC, Aisya tidak kekok membayangkan kepada Songihman bahawa dia sudah bersedia untuk menjadi isteri kepada sesiapa saja, asalkan bertanggung-jawab dan berkerjaya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Hati Aisya berdebar. Esok adalah hari perhimpunan bagi cenel #dewasa, dan dia telah berjanji dengan Songihman untuk bertemu. Perhimpunan cenel bukanlah kebiasaan bagi Aisya, malahan inilah kali pertama dia akan hadir dalam perhimpunan cenel seperti itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Di perhimpunan itu, mata Aida liar memerhatikan lelaki berbaju hawaii sepertimana yang dijanjikan. Rakan-rakan lain ramai telah ditemui, namun Songihman tidak kelihatan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Hai..."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Hai.." balas Aisya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Dia sedang duduk memerhatikan gelagat warga cenel sambil memakan cucur badak, hampir tersedak. Seorang lelaki tercegat disebelahnya. Sederhana, cerah, berkumis dan tersenyum.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Maaf ya, saya lambat sampai tadi. Saya Johar, nick Songihman" kata lelaki itu sambil tersenyum.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Oh.. Tak mengapa, saya pun sedang rileks ni" balas Aida.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Saya Aisya, nick pun Aisya," mereka berjabat tangan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Oh ya.. Kenalkan, ini isteri saya, Linda," kata Johar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Oh tuhan? Mengapa ini terjadi padaku?"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aisya memaksa bibirnya menguntum senyuman. Tangan isteri Johar disambutnya longlai. Lawo iras Ziana Zain, solid molid dan cun melecun. Usia dalam 35tahun dan agaknya Figure lebih kurang 38 30 40. Hampir-hampir airmatanya berderai jatuh apabila dunia realiti menggempur dunia IRC yang di hidupinya selama ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Wah.. Cantik manis rupanya Aisya ni" puji Linda.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Akak dah banyak dengar cerita pasal Aisya ni dari Bang Johar tau.." kata Linda lagi sambil menyuapkan karipap kepada anak kecilnya yang tidak mahu berenggang daripadanya sedari tadi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Ya Aisya.. Sememangnya sudah lama Johar mencari seorang gadis untuk dijadikan isteri" kata Johar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Setan! Sanggup dia berkata begitu di hadapan isterinya sen-diri! Dasar buaya!" Fikir Aisya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aisya melihat lingkaran gelaran insan kamil yang dililitnya selama ini di leher Songihman menjadi debu dan lenyap ditiup angin pendingin hawa Carrier di dewan perhimpunan itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"A'ah, Akak nak carikan, Abang Johar tak mau, nak cari sendiri. Nasib baik dapat Aisya yang cantik manis, berpelajaran tinggi dan bersopan-santun ni" kata Linda beria-ia. Aisya terpinga-pinga kebingungan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Apakah wanita ini tidak memikirkan nasib anak-anak dan dirinya jika bermadu? Getus Aisya benci. Sejak pertemuan itu, Aisya melihat IRC sebagai musuh. Dia sudah kurang masuk ke IRC, dan jika login pun dengan nick lain. Nick Songihman dimasukkannya kedalam notify list dan bila kelihatan nick itu, dia cepat-cepat logout. Aisya menjadi pelarian Internet.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Tetapi hari ini dia sudah bertekad. Tiada gunanya dia menjadi pelarian. Internet adalah rakannya ketika susah dan senang sejak dari dahulu. Jemputan untuk makan malam di rumah Abang Johar pada malam ini adalah peluang terbaik untuknya membetulkan keadaan. Walaupun keinginan untuk dibelai dan disayangi dan membina keluarga bahagia menjadi idamannya, dia lebih rela menjadi andartu dari menjadi perampas suami orang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aisya bersikap dingin pada malam itu. Kelakar Johar dan bualan mesra Linda gagal memberi kesan kepada jiwanya. Aisya dapat merasakan yang Johar sedar perubahan sikapnya. Kelihatan Johar gelisah dan tidak senang duduk. Johar dan isterinya, Linda juga kerap saling berpandangan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Mengapa Aisya?" tegur Linda.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Aisya tak sihat ker?" katanya lagi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aisya bertekad, apa nak jadi, jadilah. Dia menghela nafas panjang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Begini Abang, akak. Aisya harap Abang Johar dan akak Linda tidak kecil hati dengan apa yang Aisya ingin katakan ini. Aisya.."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ting! Tong! Loceng rumah semi D Johar berbunyi. Johar dan Linda bingkas bangun. Seorang lelaki tampan dansegak, bersih, tinggi separuh baya melangkah masuk dari pintu yang dibuka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Aisya, mari Abang kenalkan sepupu Abang, nama dia Abang N," Johar tersenyum.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Abang kau cari gf untuk sepupunya yang itulah tu.." bisik Linda ke telinga Aisya. Linda menjeling Abang N.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aisya terkejut. Sangkaannya meleset. Dia mengurut dadanya. Nasib baik bunyi loceng pintu menyelamatkan mulutnya dari berkata-kata. Lain yang disyak lain pula jadinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Hi apa kabar?" tegur Abang N sambil bersalaman dengan Aisya sebaik di perkenalkan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Baik alhamdulillah, Abang pula bagaimana?" balas Aisya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Mereka duduk di ruang tamu berbual mesra danb panjang dan mula brgurau dan berseloka seperti sudah kenal lama.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">*****</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Pendekkan cerita.. Sebenarnya Linda, isteri Johar ada affair dengan Abang N. Dia menurut sahaja keperluan suaminya, Johar yang mahu mencarikan seorang girlfriend untuk sepupunya, Abang N yang sudah lama menduda itu dengan harapan sepupunya itu bernikah semula. Abang N pula seorang bizman yang berjaya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Hehehe!! Johar, suaminya tidak tahu siapa Abang N, sepupunya. Hal-hal yang discreet dan rahsialah. But I know Abang N better, luar dan dalam.. Deep in me I am jealous tapi I tak boleh tunjuk dan ikut sahajalah keperluan suami. Di satu love making mereka.. Linda(aku) dan Abang N.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku mengacah-acah kepala zakar Abang N dengan lidahku. Tanganku bergerak laju melancapkan butuhnya. Tempo halajuku membuatkan airmani Abang N berkumpul penuh didalam buah pelir. Aku meramas-ramas buah zakar Abang N sambil sebelah tangan semakin laju membelaibatsangnya yang besar, panjang dan tegang itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Tiba-tiba aku cuba menjolok jari hantuku ke lubang dubur Abang N. Aku tidak hiraukan kerana terlalu steam. Abang N membiarkan saja jari telunjukku menjunam ke dalam lubang duburnya. Zakar Abang N tegang bagaikan nak meletup!! Aku dapat merasakan urat maninya timbul dipenuhi cecair.. Kelazatan yang amat sangat tak dapat dibendungnya lagi pabila jariku terus menguit suis rahsia.. Abang N sudah tidak tahan dengan perlakuan oralku ke batang butuhnya dan juga ke duburnya. Dengan satu teran yang kuat Abang N menyemburkan airmaninya yang pekat dan memancutkan ke mukaku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Hangat dan air mani yang pekat itu melekat di pipi dan hidungku. Mulut kubuka luas untuk menadah siraman airmani dari butuh Abang N yang terus memancutkan isinya hingga titisan terakhir. Lidahku liar menjilat setiap titik air mani dan menelannya. Malah aku membersihkan kepala kote Abang N dengan mulutku dan menelan saki baki airmaninya. Sedapp. Aku terus mengurut urat zakarnya untuk mengeluarkan setiap titik air mani, seolah-olah aku menghargainya bagaikan butir permata.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Puting tetekku yang keras menyentuh perut Abang N, membuatkan batangnya mencanak keras. Abang N tak membuang masa lalu bibirnya mencari buah buntutku yang halus dan pejal itu. Bila hembusan nafasnya singgah di punggungku, meremang lubang roma yang terangsang oleh kehangatan nafas jantan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Abang N mengigit geram daging punggungku yang pejal, sambil itu lidahnya sengaja dipanjangkan dan menjilat celah dua kelopak farajku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Oohh? Ahh.. Hmm.. Nicee," rengekan kecilku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Cipapku kini basah dengan air mazi yang mula meleleh di celah pahaku memberi petanda yang aku sudah bersedia untuk direndam oleh zakar Abang N di dalam lubang cipapku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Cipapku tercungap-cungap bagaikan menjemput kote Abang N untuk terus bermukim di kebun farajku. Abang N juga mengacah-acahkan lidahnya dari menyentuh kelentitku yang memanjang dan mengeras terselit di pelepah cipap gebuku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Oh yess.. Yess.." Suara halusku kedengaran merelakan perlakuan Abang N 100% memakan pussyku. Dan aku kini mengangkakang kakiku luas-luas. Abang N menusuk, menujah dan menghunjam kepala kotenya ke dalam lubang pukiku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku menjerit langsing dengan nafasku kuat dan tubuhku menghong-gah ke depan dan ke belakang. Kote Abang N sudah berdesa di lu-Bang cipapku. Aku menerima seluruh batang butuh Abang N sehing-ga rapat ke pangkalnya. Senak dan penuh rasanya. G spotku dalam gua nikmat kegelian dan keseronokan. Aku kelampusan. Dipompa dan aku menerima melawan henjutan Abang N. Kemutan vaginaku menjadi lebih kerap apabila batang butuh Abang N yang berurat itu menyentuh dan mengesel keliling dinding farajku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Arghh.. Urghh.. Abang Nn.. Sedapp.. Fuck me.. Fuck me..!" Renggek dan rayuku meminta dikongkek kuat-kuat oleh Abang N. Tubuh kami berpeluh. Butuh keras Abang N masih mengancak dalam lubang pukiku..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku sudah orgasme beberapa kali dalam oral dan penetration ini. Namun Abang N masih terus mempulun henjutannya dan kurasakan bagai nak rabak bibir pukiku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Sukar aku hendak melepaskan Abang N. He can have a lover or a wife for that matter, I don't care as long as I can be fucked by him whenever I want. Tak gitu? Yes, why not? Aku angguk dan aku mahu Abang N boleh mengongkek aku bila aku mahu dikongkek. Yes.. Yes.. Yes.. Itu sahaja keperluanku.</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-191227566646409382012-09-27T11:29:00.003-07:002012-09-27T11:29:50.216-07:00Aku Obat Awet Muda Tante Erni<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"></span></span><br />
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kejadian ini terjadi ketika Aku kelas 3 SMP, yah Aku perkirakan umur Aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak. Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya tante Erni ( biasa Aku panggil dia begitu ) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin Aku bergetar.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Tante Erni ini tinggal dekat rumah aku, hanya beda 5 rumah lah, nah tante Erni ini cukup deket sama keluarga Aku meskipun enggak ada hubungan saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumah Aku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah tante Erni ini lah yang bikin Aku cepet gede ( maklum lah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepat</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">).</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Biasanya tante Erni kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atahu kadang-kadang celana pendek yang bikin Aku ser…ser…ser…Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang tv dan biasa juga Aku pura-pura nonton tv saja sambil lirak lirik. Tante Erni ini entah sengsaja atahu engenggak Aku juga enggak tahu yah.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Dia sering kalau duduk itu tuh ngangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser..ser lagi deh hmmm. Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengsaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih Aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya tante Erni ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan ( wuih Aku suka banget nih ). pernah Aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi tante Erni malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Nah dari situ Aku sudah mulai suka sama tuh tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh tante.Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan mami Aku ngsajak Aku pasti tante Erni pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ternyata mereka cerita hantu ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem pas waktu itu tante Erni mau ke WC tapi dia takut . Tentu saja tante Erni di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke wc sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman. Lalu tante Erni menarik tangan Aku minta ditemenin ke wc, yah Aku sih mau saja.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Pergilah Aku ke dalam villa sama tante Erni , sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar wc eh malah tante Ernin ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Lex temenin tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup tante takut nih ” kata tante Erni sambil mulai jongkok .</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga ” serrr..rr..serr.psstt” kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat tante Erni kencing dalem hati Aku kalau saja tante Erni boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmmmm. sampai-sampai Aku bengong ngliat tante Erni.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Heh kenapa kamu lex kok diam gitu awas nanti ke sambet” kata tante Erni</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ah enggak apa-apa tante ” jawabku</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihat nya ke bawah terus sih ” tanya tante Erni.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Enggak kok tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek ? ” tanyaku.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Tante Erni cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama cdnya</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Kamu mau liat lex ? nih tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti tante enggak enak sama mama kau ” kata tante Erni</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg deg an sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya vagina. Tante Erni membiarkan Aku memegang-megang vaginanya</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Sudah yah lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain kirain kita ngapain lagi ”</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Iyah tante ” jawab ku, Lalu tante Erni menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kita gabung lagi sama ibu-ibu yang lain.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badan ku enggak enak</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Lex kamu enggak ikut ? ” tanya mamiku,” Enggak yah mam aku enggak enak badn nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah mah ” kataku ” Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi ” kata mami</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Erni kamu maukan tolong jagain si alex nih yah nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin ” kata mami pada tante Erni ” Iya deh kak aku jagain si alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah aku mau bawa itu buat pulang besok ” kata tante Erni.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan tante Erni berdua saja di villa , tante Erni baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Kamu sakit apa sih lex ? kok lemes gitu ? ” tanya tante Erni sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatanNya</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Enggak tahu nih tante kepala ku jug pusing sama panas dingin saja nih yang di rasa ” kataku.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Tante Erni begitu perhatian padaku maklumlah di usia perkimpoiannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Kepala yang mana lex atas apa yang bawah ?” kelakar tante Erni padaku.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku pun bingung ” Memangya kepala yang bawah ada tante ? kan kepala kita hanya satu jawabku polos, Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman ” kata tante Erni sambil memegang si kecilku</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Ah tante bisa saja ” kataku ” Eh jangan2 kamu sakit gara-gara semalam yah ” aku hanya diam saja.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh tante Erni, pada waktu dia ingin membuka celanaku, ku bilang</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Tante enggak usah deh tante biar alex saja yang lap, kan malu sama tante ”</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Enggak apa-apa tanggung kok ” kata tante Erni sambil menurunkan celanaku dan cd ku.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Di lapnya si kecil ku dengan hati-hati , aku hanya diam saja</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Lex mau enggak pusingnya Hilang ? Biar tante obatin yah ”</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Pakai apa tan, aku enggak tahu obatnya ” kataku polos</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Iyah kamu tenang saja yah ” kata tante Erni</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali ini merasakan yang seperti ini</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Achh…cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan cd tapi tante Erni hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih” kataku</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Sudah kencingnya di mulut tante saja yah enggak apa-apa kok ” kata tante Erni ,</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut tante Erni karena tante Erni tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Hhgggg….achhh.. tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas vagina tante Erni yang kurasakan berdenyut-denyut.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Tante Ernipun langsung menghisap dengan agresifnya dan badan ku pun mengejang keras</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Croott….ser.err.srett ” muncratlah air mani ku dalam mulut tante Erni, tante Erni pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina tante Erni berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana tante Erni lembab dan agak basah</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Enakkan lex pusingnya pasti hilangkan ” kata tante Erni</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Tapi tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama tante nih soalnya tante….”</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Sudah enggak apa-apa kok, oh iya sperma kamu kok kental banget wangi lagi, kamu enggak pernah onani lex ? ”</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Enggak tante ”</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina tante Erni</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih ” Aku jadi salah tingkah</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Sudah enggak apa-apa kok tante ngerti “katanya padaku</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Tante boleh enggak alex megang itu tante lagi ” pintaku pada tante Erni</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Tante Erni pun melepas kan celana pendek nya, kulihat celana dalam tante Erni basah entah kenapa</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Tante kencing yah ? ” tanya ku</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Enggak ini namanya tante nafsu lex sampai-sampai celana dalam tante basah ” dilepaskannya pula celana dalam tante Erni dan mengelap vaginanya dengan handukku.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Lalu tante Erni duduk di sampingku”, Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah tante lap ” katanya, Akupun mulai memegang vagina tante Erni dengan tangan yang Agak gemetar, tante Erni hanya ketawa kecil</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Lex kenapa ? biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih ” kata tante Erni</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Dia mulai memegang penisku lagi ” Lex tante mau itu nih ”</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Mau apa tante ”</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Itu tuh ” aku bingung atas permintaan tante Erni</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Hmm itu tuh punya kamu di masukin ke dalam itunya tante kamu mau kan ?”</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Tapi alex enggak bisa tante caranya ”</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Sudah kamu diam saja biar tante yang sajarin kamu yah ” kata tante Erni padaku.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina tante Erni yang di tumbuhi bulu halus</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Lex jilatin donk punya tante yah ” katanya</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Tante alex enggak bisa nanti muntah lagi ”</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” coba saja lex ” Tante pun langsung mengambil posisi 69 aku di bawah, tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang tante Erni pun mulai mengulum penisku</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Achhhh ….. hgghhhghhh. tante ”</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina tante Erni tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina tante Erni seperti wangi daun pandan ( asli Aku juga bingung kok bisa gitu yah ) aku mulai menjilati vagina tante Erni sambil tanganku melepaskan kaus u can see tante Erni dan juga melepaskan kaitan bh nya , kini kami sama-sama telanjang bulat ,</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Tante Erni pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Kamu tahu enggak mandi kucing lex ” kata tante Erni.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku hanya menggelengkan kepala dan tante Erni pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat , ciumannya berlanjut sampai ke putingku dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante Erni pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun di jilatinya sampai aku merasakan anusku masuk keluar.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kulihat payudara tante Erni mengeras, tante Erni menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku di kulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara tante Erni. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina tante Erni, langsung tante Erni ku baringkan dan aku bangun langsung ku jilati vagina tante Erni seperti mnjilati es krim</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Achhh….uhh.hhghh.acch lex enak banget terus lex, yang itu isep jilatin lex ” kata tante Erni sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya , banyak sekali lendir yang keluar dari vagina tante Erni tanpa sengaja tertelan olehku</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Lex masukin donk tante enggak tahan nih ”</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Tante gimana caranya ? ”</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Tante Erni pun menyuruhku tidur dan dia jongkok diatas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Erni naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan tante Erni pun mengejang hebat</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Lex tante mau keluar nih eghhhh….huhh achh ” kata tante Erni</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina tante Erni. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina tante Erni mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan tante Erni sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Tante Erni tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang yah ” pinta tante Erni padaku</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan tante Ernipun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Achh … tante enak banget achhhh,….gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Tante alex kayanya mau kencing niih ”</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Tante Erni pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama tante Erni pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang nikmatnya.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kamipun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi tante Erni menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan tante Erni yang hebat.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan tante Erni, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan tante Erni di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam tante Erni. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya permintaan tante Erni, tepat jam 4:30 kami menenggakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Lex kamu sudah baikan ? ” tanya mami ku</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Sudah mam , aku sudah seger n fit nih ” kataku</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Kamu kasih makan apa Ni, si alex sampai-sampai langsung sEhat ” tanya mami sama tante Erni</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">” Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus ku kasih saja panadol ” kata tante Erni</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobilpun aku duduk disamping tante Erni yang semobil denganku. Mami yang menyupir ditemani ibu herman di depan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Didalam mobilpun aku masih curi-curi memegang barangnya tante Erni.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Sampai sekarangpun aku masih suka melakukannya dengan tante Erni bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan tante Erni. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kini tante Ernipun sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami tante Erni ternyata ejekulasi dini. Kinipun aku bingung akan anak itu. Yah begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL tante Erni bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan tante Erni yang nasibnya sama seperti tante Erni mempunyai suami yang ejekulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-77067584199462027852012-09-27T11:29:00.001-07:002012-09-27T11:29:28.685-07:00Aku Wanita Pencen <div style="text-align: justify;">
Aku dan Salleh selalu melakukan perbuatan terkutuk itu tidak kira masa dan tempat. Asalkan tiada orang dan selamat, pasti kami melakukannya. Salleh bagaikan seorang pelanggan setiaku. Malah bagi ku, dialah perwira ku. Tubuh ku di jamah penuh nafsu dan menjadi tempat takungan air maninya. Selalu aku pulang ke rumah dengan lubang dubur atau lubuk berahi ku berciciran dengan air mani yang Salleh lepaskan. Malah, tekak ku juga sering berselaput dengan lendiran air mani yang Salleh lepaskan di dalam mulut ku. SeksFantasia.xlogz.com Ohh.. aku terasa bagaikan seorang pelacur. Yang membezakannya hanyalah tiada bayaran yang ku perolehi, hanya kenikmatan yang ku sendiri dambakan. Aku bernasib baik kerana tidak mengandung. Aku tidak tahu dimana silapnya, mungkin air mani Salleh tidak berkualiti walau pun luar biasa banyaknya atau mungkin aku yang sudah menghampiri menopause.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah aku amati beberapa cerita dan komen di halaman web ini. Aku dapat perhatikan bahawa ramai lelaki yang tertarik dengan wanita yang berpakaian satin berkilat. Ye, aku akui memang benar. Kerana aku sendiri sudah merasainya. Salleh memang menggemari aku berpakaian kebaya atau baju kurung yang berkain satin. Lebih-lebih lagi jika kainnya adalah kosong tanpa corak. Seboleh boleh dia akan sediakan waktu untuk ku jika aku berpakaian sedemikian. Tidak pernah walau sekali aku miss bersetubuh dengannya jika aku berpakaian satin, walau pun hanya tudung. Tudung? Ye, jika aku bertudung satin, perkara yang paling di gemari Salleh adalah membiarkan aku menghisap zakarnya hingga seluruh benihnya memancut di dalam mulut ku. Aku tidak pernah geli. Malah aku menyukainya. Air mani Salleh yang banyak membuatkan aku bernafsu. Kadang kala sengaja aku biarkan air maninya meleleh dari tebing mulutku yang masih menghisap zakarnya. Sesungguhnya perbuatan ku itu seringkali membuatnya terkujat kujat kenikmatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salleh telah membelikan ku 5 helai tudung satin yang mana 4 berwarna putih dan 1 berwarna kuning. 2 helai tudung berwarna putih memang sengaja Salleh simpan di dalam lacinya dan selebihnya aku simpan di rumah. Kenapa Salleh simpan di dalam lacinya? Supaya mudah untuk ku menukarnya jikalau tudung ku telah kotor bersisa air maninya kerana dia juga gemar memancutkan maninya di kepala ku yang masih bertudung satin itu. SeksFantasia.xlogz.com Baiklah, tinggalkan cerita tudung. Aku ingin ceritakan bagaimana akhirnya aku diceraikan oleh bekas suamiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada hari itu, anak anak ku bercuti di kampong sementara suami aku pergi bekerja. Aku yang mengambil cuti mc sendirian di rumah. Tiba tiba Salleh talipon dan memberitahu bahawa dia juga bercuti. Tanpa segan silu aku mengajaknya datang ke rumah. Aku yang begitu ghairah ingin bersetubuh dengan Salleh di atas katil empuk ku terus mandi dan bersiap-siap sementara menunggu kehadiran Salleh. Kain batik lusuh yang berlumuran dengan air mani suami ku pagi tadi ku campakkan ke dalam bakul cucian. Aku pilih kain batik satin yang bercorak ala jawa, dipadankan dengan baju kurung kedah yang sendat dan singkat. Tubuh ku yang montok dan berlemak itu kelihatan sendat dibaluti pakaian yang mampu menggugat nafsu Salleh. Tudung satin putih aku pakai dan terus aku menuju halaman rumah, tidak sabar menanti buah hati sulit ku itu hadir.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak lama aku tunggu, akhirnya Salleh datang. Aku ajak dia masuk ke dalam rumah. Namun, sebaik sahaja tiba di ruang tamu, Salleh terus memaut pinggang ku. Daging pinggulku yang berlemak dan kelihatan sendat dibaluti kain batik satin nan licin itu di ramasnya geram.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kak Yah MC sebab demam ke?” Tanya Salleh seperti berbisik di telinga ku. Hembusan nafasnya yang hangat menerjah ke telinga ku menembusi tudung yang ku pakai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tak.. akak nak berehat sebenarnya… “ aku jujur memberitahunya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Saya ambil cuti sebab sakit la kakkk….” Salleh berkata lembut laksana seorang kekasih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Salleh sakit ye?” aku menyatakan kata seperti kerisauan. Aku risau akan kesihatannya, aku akui, cinta aku kepadanya semakin menebal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ye… Sakit rindu kalau tak nampak akak…..” Salleh mengakhiri kata-katanya dengan kucupan yang penuh hangat dan berahi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami berkucupan mesra seperti suami isteri. Salleh meramas tubuh ku kegeraman. Punggung ku yang sendat berkain batik itu di ramasnya tanpa henti. SeksFantasia.xlogz.com Geram betul dia time tu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku kenudian pimpin Salleh menuju ke bilik ku. Sewaktu menaikki tangga, Salleh berkali-kali mengucup dan meramas punggung ku. Malah dia juga berkali-kali menamparnya manja. Pasti bergegar punggungku yang sememangnya melenggok-lenggok di dalam kain yang sendat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sampai sahaja di bilik. Aku terus pinta Salleh duduk di tepi katil. Aku juga duduk rapat di sebelahnya. Kami sekali lagi berkucupan mesra. Terasa seperti sedang berbulan madu. Ingatan kepada status ku yang mempunyai suami dan anak-anak lenyap dalam keghairahan ku bersama Salleh. Sambil berkucupan, aku buka zip dan butang seluar Salleh. Keanjalan batangnya yang keras memukul tapak tangan ku. Ternyata dia tidak memakai seluar dalam. Batangnya yang keras meleding itu ku usap lembut. Aku lancapkan Salleh perlahan-lahan bersama irama kucupan kami yang semakin berahi. Salleh juga tidak ketinggalan. Sambil berkucupan, tangannya meramas daging pinggul dan peha ku. Sesekali tangannya menjalar ke tundun ku yang tembam. Aku sedar, kelicinan kain batik satin yang ku pakai benar-benar membuatkan batang Salleh keras sekeras kerasnya di dalam genggaman tangan ku yang gebu. Lebih-lebih lagi kainnya yang licin itu sendat membalut tubuh ku yang montok berlemak. Aku lepaskan kucupan. Aku pandang batangnya yang keras di dalam genggaman ku. Air liur ku telan menandakan seleraku kepada batang muda Salleh. Terus aku tundukkan kepala dan mengolom batang Salleh yang hangat itu ke dalam mulut ku. Itulah pertama kali aku menghisap batang lelaki selain suamiku di atas katil di dalam rumah ku sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salleh menggeliat kesedapan. Mulut ku yang hangat menghisap batangnya memberikannya kenikmatan yang sukar digambarkan. Bunyi hirupan air liur ku yang bersebati dengan air mazinya menambahkan keberahian Salleh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kak Yahhh… Saya tak sangka kak Yah akan melayan saya sejauh ini… ooo…ooohh… Saya tak sangka cinta kak Yah sehebat ini…. Terima kasih sayang…. Sebab pakai tudung dan kain yang cantik ni untuk saya….” Kata Salleh dengan suaranya yang bergetar, menandakan keberahian telah menguasai dirinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salleh memegang kepala ku yang bertudung satin itu. Di tekan kepala ku dan kemudian di tarik kembali berulang kali. Batangnya yang keras itu terbenam dalam di lulutku dan kembali keluar ke bibir ku. Ohh… Aku semakin bernafsu. Batang keras yang sedang ku hisap mengghairahkan diriku. SeksFantasia.xlogz.com Aku ingin diriku di curahkan mani nya. Aku ingin batang keras anak muda itu memuntahkan maninya. Aku cintakan batang anak muda itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hmmphhh.. hooffff… hoofff.. hmmnnphhh..” suara dari mulut ku yang dipenuhi batang Salleh memenuhi ruang bilik tidur ku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salleh semakin tidak dapat bertahan. Aku tahu air maninya akan meledak. Aku terus bangun dari katil dan terus berlutut di hadapannya. Batangnya yang berlumuran dengan air liur ku kembali ku capai dan ku lancapkan laju. Kelicinannya membuatkan Salleh semakin menggelinjang di atas katil. Matanya liar memerhati seluruh tubuh ku terutamanya peha dan kepala ku yang bertudung itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Boleh tak sayang pancut kat muka akak…? Akak pakai tudung satin hari ni…” pinta ku manja. Tangan ku tak henti melancapkan batangnya yang terlalu keras itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“uhhhhh.. kak Yahhhh……. Bolehhhhh… sayanggg… dah nak keluar dahhhh niiiiiii….” Salleh mengerang kenikmatan di lancapkan oleh isteri orang yang gebu montok itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku lihat, lubang kencing Salleh semakin terbuka, kepala cendawannya juga semakin berkilat. Aku tahu, masanya sudah tiba. Segera ku dekatkan muka ku di batangnya. Mulut ku buka luas agar air maninya boleh memancut masuk ke dalam mulut ku. Aku jeling Salleh di atas. Mukanya semakin kemerahan. Matanya penuh nafsu melihat kepala ku yang bertudung itu menadah muka di hadapan batangnya yang ingin memuntahkan benih itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ooooohhhh kak Yahhhh…… ”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Cruuuuttttttttt……… Cruuutttttttttttttt…… Crrrrruuuuuttttttttt!!!!”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya muka ku di cemari pancutan air maninya yang padu. Seperti biasa, jumlah benihnya yang banyak memancut ke mata, dahi, mulut hidung serta pipi ku. Malah pancutan pertama dan keduanya yang terlalu padu itu ku rasakan melepasi muka ku dan hinggap di tudung ku. Aku memerah batang Salleh semahu hatiku. Lancapan tangan ku di batangnya yang berterusan membuatkan Salleh menggigil dan merintih kenikmatan. Aku suka dengan keadaan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pancutan Salleh yang semakin berkurangan membuatkan air maninya tidak lagi memancut keluar, sebaliknya meleleh keluar dari lubang kencingnya. SeksFantasia.xlogz.com Aku sungguh berselera melihat air mani yang pekat meleleh keluar dari batang anak muda yang keras itu. Terus sahaja aku masukkan batangnya ke dalam mulut ku dan ku hisap penuh keberahian. Salleh mengerang dengan agak kuat kali ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaahhhhhh…… sedapppp…..nyaaaaaa!!!! Kak Yahhhhh!!!! OOhhhhhhh” Salleh mengerang menikmati mulutku yang menghisap batangnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Air mani yang meleleh keluar tadi ku hisap dan ku telan, seperti biasa. Memang sungguh indah ku rasakan. Aku berasa bangga dapat memuaskan lelaki yang aku cintai itu. Namun segala kenikmatan itu berakhir apabila…</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dah lama korang buat kerja ni!” bentak suami ku di muka pintu bilik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Serta merta aku berdiri bangun dan sambil membelakangi suami ku, aku lap muka ku yang penuh dengan air mani Salleh dengan lengan baju ku. Namun tidak sempat untuk ku lap kesemuanya, bahu ku serta merta di tarik ke belakang membuatkan aku terpusing menghadap suami ku. Aku terus terduduk jatuh di atas katil dengan muka yang masih penuh dengan air mani Salleh mengadap suami ku. Salleh yang sedang berdiri di sisi katil kelam kabut membetulkan seluarnya dan ketika itulah,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Bedebuk!”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penumbuk sulung suami ku hinggap ke kepala Salleh membuatkan Salleh terus berganjak beberapa tapak ke belakang. Kemudian suami ku beralih kepada ku pula. Penampar tiba-tiba hinggap di pipi ku yang gebu. Peritnya ku rasakan. Air mani Salleh yang masih meleleh di pipi terpercik akibat di tamper suami ku. Suami ku kelihatan melihat tapak tangannya yang ternoda dengan kesan air mani dari pipi ku yang di tampar tadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kau memang sundal Yah! Perempuan murahan! Dengan budak hingusan ni pun kau nak ke?! Kau sedar tak yang kau tu dah tua nak mamposss!!!” bentak suami ku bersama penampar yang sekali lagi hinggap di pipi ku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Abang.. maafkan Yah bang…. Yah janji tak buat lagi…. Tolonglah bang…. “ aku merayu kepada suami ku yang sedang menggila itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Abang, maafkan kami bang. Saya juga janji takkan kacau isteri abang lagi…” Salleh bersuara setelah kasihan melihatku di pukul sedemikian rupa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sudah! Kau pun sama! Dengan perempuan tua yang gemuk macam ni pun kau nak.. Apa dah tak ada perempuan lain ke dalam dunia ni?! Kau kerja kat mana?!” Tanya suami ku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Saya kerja kat pam minyak je bang” Salleh berbohong, namun aku tahu akan strateginya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sudah! Sekali lagi aku nampak muka kau, mampos kau aku kerjakan! Blah!” bentak suami ku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Serta merta Salleh berlari keluar dari bilik dan terus berlalu dari rumah ku. SeksFantasia.xlogz.com Yang tinggal hanyalah aku dan suami ku sahaja ketika itu. Terus sahaja suami ku menyuruh ku pergi bersiap. Aku menurut arahannya. Kemudiannya suami ku membawa ku ke pejabat kadi dan di sana, aku berasa sungguh malu sekali. Segala perlakuan seksual ku dengan Salleh di dalam bilik tadi di ceritakan secara terperinci. Rupa-rupanya suami ku sudah mengintai sejak dari kami mula bercumbuan di atas katil. Tidak ku sangka, permainan asmara ku dengan Salleh rupa-rupanya menjadi bahan tontonan suami ku. Aku sungguh menyesal. Akhirnya, aku diceraikan dengan talak 3 sekali gus. Hak penjagaan anak-anak juga suami ku yang dapat lantaran perlakuan ku yang buruk menjadi point untuknya memburukkan diri ku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selepas diceraikan, aku dan suami ku pulang ke rumah. Tujuannya adalah supaya aku boleh mengemas setiap barang-barang ku untuk ku bawa pergi dari situ. Namun, suami ku juga ingin menjamah tubuh ku buat kali terakhir. Walau pun aku sudah diceraikan olehnya, namun perlakuan seksnya yang terakhir kepada ku itu adalah atas dasar kegeraman dan penghinaan, bukannya persetubuhan antara suami isteri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku yang sudah lengkap bertudung dan berbaju kurung di paksanya supaya menonggeng melintangi pintu belakang rumah ku yang terbuka luas. Suami ku yang berlindung di balik dinding dapur menyelak kain ku dan dia terus menghenjut lubang dubur ku semahu hatinya. Gerakannya yang ganas dan kejam membuatkan kesakitan lebih banyak ku rasai berbanding kenikmatan. Aku menjerit dan merintih memintanya supaya berhenti namun tidak diendahkannya, malah ianya lebih mengaibkan ku kerana ianya mengundang perhatian jiran-jiran belakang rumah ku. Kelihatan mereka melihat aku menonggeng sambil mengerang di muka pintu dalam keadaan lengkap berpakaian. Mereka tidak nampak suami ku lantaran dia berselindung di balik dinding dapur. Nyonya belakang rumah ku berkali-kali menggelengkan kepala melihatkan diri ku yang kelihatan amat hina dan memalukan itu. Kedengaran seperti mengarut, namun itulah hakikatnya. Setelah puas menaburkan benihnya di dalam lubang bontot ku, suami ku akhirnya melepaskan aku keluar dari rumah itu bersama-sama 2 buah beg pakaian yang ku bawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tidak tahu kemana hendak ku tuju, hendak ke kampong halaman, tiada siapa di sana, adik beradik ku sudah jauh-jauh semuanya, kedua orang tua ku pula sudah lama tiada. SeksFantasia.xlogz.com Akhirnya aku mengambil keputusan menalifon Salleh. Salleh yang gugup menjawab panggilan kerana bimbang suamiku yang menalifonnya akhirnya memberitahu bahawa dia akan datang menjemput ku di perhentian bas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salleh menjemput ku tinggal di kondominium yang disewanya, sementara aku masih belum ada tempat tinggal. Sedikit kekesalan kelihatan terpancar dari wajah Salleh. Dia sedih melihat keadaan ku yang seperti sengsara. Sudahlah di pukul suami, di malukan di pejabat kadi, di ceraikan talak 3, malah, dimalukan di hadapan jiran-jiran. Aku faham perasaan Salleh, aku juga terasa menyesal atas apa yang telah aku lakukan selama itu. Selama 3 tahun aku menjalin hubungan sulit dengan Salleh tidak sangka begitu jadinya. Aku memberi Salleh peluang untuk meninggalkan ku, aku tak mahu dia menyesal kerana aku. Aku tak mahu ianya menjejaskan hidupnya. Namun Salleh tetap dengan pendiriannya. Salleh memelukku, mengucup lembut kepala ku yang bertudung, tudung yang masih jelas kesan air mani yang dilepaskan tadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kak Yah… Yang dah berlalu biarlah berlalu… Kita bina hidup baru… Kita berdua…. Kak Yah dan saya…. Berdua…. “ kata Salleh sambil tangannya memaut daguku dan mendongakkan mengadap wajahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku terdorong menatap wajahnya. Rasa bersalah dan kekesalan secara tiba-tiba hilang. Aku rasakan seolah-olah bebas dari segala kekangan. Aku merasakan kehangatan cinta lelaki yang berada di hadapan ku itu. Bibir kami bersatu. Hati kami menjadi satu, bersama cinta yang sungguh pelik untuk di perbualkan. Cinta antara anak muda berumur 31 tahun dan seorang janda berumur 48 tahun yang baru diceraikan. Sungguh unik. Biar pun umur kami berbeza 17 tahun, namun, nafsu telah mengikat percintaan kami bagai tiada akhirnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku akhirnya memutuskan untuk tinggal bersama Salleh. Tiada ikatan perkahwinan, tiada had nafsu. Walau pun ketika aku datang bulan, jika Salleh menginginkan, sudah pasti mulut ku menjadi medan pertempuran. Sejak hidup bersama Salleh, aku rasakan hidup ku seperti kembali kezaman muda. SeksFantasia.xlogz.com Aku seolah lupa umur ku yang kian lanjut ditelan usia. Kami hanyut di telan arus nafsu saban hari. Aku yang secara rasmi menjadi isteri Salleh secara tidak sah menjalani hidup yang penuh kasih sayang bersamanya. Lebih-lebih lagi tuntutan nafsu ku yang selama ini kegersangan akhirnya terubat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau diikutkan memang tidak logik, tetapi itulah hakikatnya. Kisah cinta yang tidak mengenal usia… Cinta yang sememangnya buta.. dibelenggu nafsu…</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-14644367279062321262012-09-27T11:20:00.001-07:002012-09-27T11:20:24.121-07:00Alin<div style="text-align: justify;">
Alin, sepupuku yang lapan tahun lebih muda dariku. Memang sejak dia kecil aku rapat dengan Alin. Memandangkan aku anak bongsu, aku anggap dia seperti adikku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada satu keistimewaan yang ada bagi diri Alin menyebabkan aku lebih rapat dengannya daripada sepupu-sepupuku yang lain. Aku selalu bermalam di rumah Uncle Noor dan Untie Ha (ibubapa Alin) ketika cuti sekolah dan akan tidur sebilik dengan anak-anak mereka, Iz anak lelaki sulung, Nis anak perempuan kedua dan Alin anak perempuan bongsu mereka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap kali aku ke sana, Alin yang masih keanak-anakan akan mahu tidur bersama aku. Pada mulanya aku tidak merasakan apa-apa, tapi setelah mula meningkat remaja, terasa kelainan apabila Alin tidur sambil memeluk aku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak dari dulu lagi kami gemar bergurau.Kami sering cuit-menyuit dan geletik-mengeletik sesami kami. Panggilan sayang telah menjadi lumrah. Memberi ciuman di pipi sudah menjadi kebiasaan. Sesekali kami bercium mulut ke mulut. Tapi itupun 'only a quick one'. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam keadaan bergurau, kadang-kadang Alin duduk d atas badan aku, atau lebih tepat duduk di atas kemaluan aku yang hanya memakai kain pelekat. Bila aku mula terangsang dan terasa ada yang mengeras, aku cuba mengalihkan Alin dari kedudukannya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun seringkali Alin akan cepat memegang tanganku dan mengepit pinggangku dengan kakinya. Dia cuma akan merenungku sambil tersenyum manja dan nakal bila aku minta dia beralih. Aku binggung memikirkan sama ada Alin melakukan ini semua dengan sengaja. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apabila Alin berumur 10 tahun, keluarga Alin berpindah ke rumah baru dan Alin mendapat bilik tidurnya sendiri, siap dengan bilik airnya sekali. Apabila bertandang ke rumah mereka, Alin akan merengek nak tidur bersama aku. Aku cuba berdalih kerana bimbang Uncle Noor dan Untie Ha marah. Tapi mereka buat tak tahu aje. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apabila aku mengalah, Alin akan tersenyum girang. Kami tidur sebantal kerana Alin hendak tidur dipeluk. Alin akan meminta aku menepuknya bila hendak tidur. Mulanya aku menepuk punggung Alin yang mula bergelar dara sunti itu. Bila darahku mula bergelora, aku mula mengusap lembut punggungnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin membuka mata sambil tersenyum. Dia mencium pipiku pula. Aku tahu dia senang dengan apa yang aku sedang lakukan padanya. Sesekali aku meramas punggung Alin. Dia seperti kegelian tapi akan tersenyum lantas mencium ku lagi. Setiap kali ini berlaku, aku akan cuba mengawal perasaan, agar tidak lebih terlanjur. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pernah satu malam, ketika Alin telah lena, aku menyingkap kain Alin dan cuba mengusap kemaluan Alin. Apabila tersentuh kemaluannya, Alin tiba-tiba bagaikan tersentak. Aku mula panik tapi mujur Alin tidak terjaga dari lenanya. Aku batalkan saja niatku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hubung kami semakin rapat. Kami mula bercium mulut ke mulut lebih lama dari biasa. Apabila berduan, tangan kami suka meraba sesama sendiri. Tapi ketika itu aku tak pernah meraba buah dada atau pun kemaluan Alin. Aku cuma membelai halus tengkoknya, kakinya hingga ke pangkal peha, perutnya dan punggungnya. Begitu juga Alin, semua anggotaku telah dibelainya kecuali kemaluanku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selepas SPM aku keluar negeri. Rinduku kepada Alin tetap membara. Walaupun beberapa orang pelajar perempuan (termasuk seorang orang putih) cuba rapat dengan aku, aku tetap teringatkan Alin. Bagiku Alin lebih baik dari mereka. Tak siapa yang dapat menandingi keayuan Alin, budi bahasanya dan tingkah-lakunya. Kami sering berutus surat untuk menghilangkan rasa rindu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika aku pulang dari luar negeri (umur aku masa itu 24 tahun dan Alin berumur 16 tahun), Alin begitu seronok menyambut kepulangan aku. Kali terakhir kami bertemu adalah tiga tahun lalu ketika aku pulang bercuti. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bila bertemu di rumahku, Alin seperti sudah tak sabar bergurau denganku. Mengeletik pinggangku, memelukku dari belakang dan sering kali tersenyum nakal sambil menjeling manja. Orang tua-tua (Atuk, Nenek, Ibu, Uncle Noor dan Untie Ha) cuma tergelak melihat telatah Alin. Meraka faham Alin manja denganku sejak kecil lagi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin mula menarik muka masam bila mereka terpaksa pulang. Mukanya mula berseri apabila Uncle Noor mengundangku ke rumahnya dan aku berjanji akan ke rumah mereka hujung minggu ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hujung minggu bersejarah itu pun tiba. Apabila malam tiba, aku mulanya bercadang tidur di bilik Iz (abang Alin) sahaja. Alin mula merengek mengajak aku tidur bersamanya. Aku keberatan kerana memandangkan Alin telah meningkat dewasa. Kerana tak tahan mendengar rengekan Alin, Uncle Noor menyuruh aku tidur saja di bilik Alin. Alin bagaikan mahu melonjak mendengarkan 'arahan' papanya kepada aku. Alin lantas menarik aku ke bilik tidurnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di bilik tidurnya kami mulanya cuma berbual, cuba nak 'catch up' cerita-cerita ketika kami berpisah. Setelah hampir setengah jam berborak (waktu tu pukul 11:30pm), Uncle Noor datang menjenggah. Aku tahu Uncle Noor nak 'menyiasat' apa yang sedang kami lakukan. Memandangkan ketika itu aku sedang menunjukkan album aku semasa di luar negeri kepada Alin, Uncle Noor mengucapkan selamat malam sahaja kepada kami berdua. Tinggallah kami berduaan di malam yang semakin sepi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sambil Alin berceloteh manja, aku menatap wajah Alin. Alin sekarang bertambah ayu. Kulitnya yang putih kuning menyerlahkan keayuannya. Rambutnya yang ikal menambahkan kecomelannya. Badan makin 'solid'. Buah dada seakan membusung di balik T-shirt labuh Alin. Peha dan betis kelihatan gebu berisi. Yang jelas, Alin sudah dewasa. Sesekali aku menyelak rambut Alin yang menutupi separuh wajahnya ke celah telinganya. Alin akan tersenyum manja. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin bangun mengunci pintu biliknya lalu memasang radio. Alin menutup suiz lampu utama biliknya dan membuka lampu tidur yang samar-samar menerangi biliknya sebelum kembali ke katil. Dengan senyuman nakal Alin duduk di belakang aku yang sedang meniarap dia atas katil dengan gurauan berkata nak buka pakaianku. Kami mula tertawa-tawa bergurau. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku membalas dengan menyatakan yang aku juga nak buka pakaiannya. Kami mula 'bergumpal'. Alin cuma bejaya melondehkan kain pelekatku. Tapi aku dengan kekuatan yang ada dapat menekan Alin di bawahku dan menanggalkan T-shirt labuh Alin. Sambil melemparkan T-shirt itu jauh-jauh, Aku bersorak kemenangan sambil duduk di atas peha Alin dan menekan kedua tangan Alin di katil. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin yang terbaring tidak dapat bergerak dengan himpitan aku. Kami tertawa kepenatan. Apabila tawaan kami mula reda, kami saling merenung mata dan keadaan menjadi sunyi. Yang kedengaran cumalah lagu di radio. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin kini hanya memakai coli dan panty. Darah aku mula bergelora melihat tubuh Alin yang amat memberahikan. Buah dadanya yang telah sempurna bentuknya, pinggangnya yang ramping, bahagian kemaluannya yang tembam di sebalik pantynya dan bibirnya yang merah. Aku ketika itu masih berbaju dan berseluar dalam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku dengan perlahan melepaskan tangan Alin lalu merapatkan bibirku ke bibirnya. Alin membalas ciumanku dengan penuh bernafsu. Tangan Alin yang tadinya merengkul leherku mula cuba membuka bajuku. Aku biarkan sahaja sambil bergolek ke sisi Alin. Alin beralih duduk diatasku pula. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku kini cuma berseluar dalam. Dapat aku rasakan Alin cuba mengesek kemaluannya ke atas kemaluaku yang sudah mengeras. Alin merenung mataku. Mata Alin bertambah kuyu. Kami berciuman lagi. Kali ini agak lebih aggresif. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanganku mula membelai peha Alin yang halus hingga ke bahagian punggungnya. Aku memasukan tanganku ke dalam pantynya sambil meramas punggung Alin. Sesekali Alin melepaskan ciuman kami seketika untuk mengerang keenakan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin bangun melutut. Tanganku yang tersangkut di dalam pantynya menyebabkan pantynya terlondeh sedikit. Sambil memegang tanganku Alin melurutkan pantynya. Alin kini berbaring di sebelahku. A </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
ku melurutkan pantynya hingga ke hujung kaki. Dapat ku lihat kemaluan Alin yang tembam dan bersih. Terdapat beberapa bulu halus di bahagian atas. Alin masih merapatkan kakinya. Aku baring di sisi Alin. Kami berpelukan sambil berciuman. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku membuka cangkok coli Alin. Maka terserlah kedua buah dada Alin didepan mataku. Kini badan Alin tidak ditutupi dengan walau seurat benangpun. Aku pernah melihat Alin berbogel semasa dia masih kecil. Tapi kali ini aku memandang Alin dengan penuh rasa membara. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin meletakkan kedua tangan ke atas bahagian kepalanya sambil memegang hujung bantal. Alin seolah-olah mengoda aku dengan bentuk badannya. Dengan sengaja membidangkan dadanya sambil melentikkan sedikit badannya. Sebelah lututnya ditinggikan sedikit. Matanya menjeling manja. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mula mencium dan menjilat Alin. Dari siku turun ke bahagian ketiaknya yang tidak berbulu. Alin megeliat menahan kegelian. Pelahan aku jilat buah dadanya sambil berputar sekeliling putingnya. Aura badan Alin amat mengasyikanku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin seolah-olah tak tahan dengan 'teasing'ku cuba mengerakkan badannya agar lidahku terkena putingnya yang telah menegang. Bila putingnya terkena lidahku, Alin berdesus kelegaan dan keenakan. Aku mula menyoyot puting Alin perlahan-lahan. Sesekali aku mengigit kecil putting Alin menyebabkannya menjerit kecil. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanganku yang tadi mengusap-usap peha Alin kini sudah tiba di pangkalnya. Alin mula membuka pehanya. Aku menyentuh kemaluan Alin, terasa hangat. Alin sudah mula basah. Perlahan-lahan jariku mengikut alur kemaluan Alin dari bawah sehingga jariku tersentuh suatu daging kecil yang menjojol di bahagian atas kemaluan itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin mendesah seperti terkejut. Kepalanya terdongak ke atas. Mulut terngaga sedikit. Matanya terbeliak keatas menikmati suasana. Tangannya menggenggam erat hujung bantal menahan rasa enak yang tidak terkata. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mula menggentil kelintit Alin. Keadaan Alin mula bertambah bernafsu. Jari kakinya kini dikejangkan menahan kenikmatan. Kepalanya mengeleng ke kiri dan ke kanan mengawal rasa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku bangun menghentikan aktivitiku tadi. Alin seolah melepaskan nafas lega. Matanya redup memandangku. Dengan penuh harapan, Alin menanti langkah aku seterusnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku menguak lembut lutut Alin. Alin kini terbaring sambil kedua kakinya terbuka, terkangkang. Aku mengalih tempat. Aku duduk di antara kaki Alin. Kemaluan Alin jelas di depanku. Sudah ternampak bahagian dalam kemaluannya yang berwarna merah jambu. Nafasku makin berat menahan rasa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku sambung semula kegiatan menjilatku. Bermula dari bahagian bawah lutut sehingga ke pangkal peha. Terasa peha Alin mengepit badanku, mungkin kegelian. Bau kemaluan Alin mula menusuk ke hidungku. Bau itu amat menaikkan berahi diriku. Aku mula menguncup dan menjilat kemaluan Alin. Desas dan desus Alin bertambah jelas. Tapi aku yakin tiada siapa yang akan mendengar rengekkan Alin di luar kerana ditenggelamkan oleh bunyi radio. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jilatanku semakin ganas. Sesekali aku menjelirkan lidahku ke dalam bukaan kemaluan Alin. Sesekali aku menyedut kelintit Alin. Asin air mazi Alin tak kuhiraukan. Beberapa minit kemudian, jilatanku lebih banyak tertumpu pada kelintitnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin bagaikan cacing kepanasan. Jari-jemarinya sibuk meramas rambutku. Lama-kelaman Alin mula mengerakkan punggungnya mengikut rentak jilatanku. Nafas Alin bertambah berat. Alin telah terangsang dan badannya cuma mengikut gerak nalurinya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin tiba-tiba menghentikan rentak punggungnya. Tangannya mengenggam erat kepalaku. Suaranya tertahan-tahan seolah-olah menahan dari menjerit. Kakinya mengepit bandanku dengan kuat. Serentak dengan itu badan Alin mula mengeletik, kakinya mengejang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku masih perlahan-lahan mengentel kelentit Alin sambil memenekannya dengan lidahku. Aku tahu Alin sedang menikmati kemuncak nafsu syahwatnya. Aku biarkan Alin menghayati keenakkan itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apabila Alin reda, aku mendonggakkan kepalaku memandang Alin. Wajah Alin seolah keletihan. Matanya layu. Alin perlahan-lahan menarik kepalaku keatas. Kami berciuman lembut. Nafas Alin masih termengah-mengah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bila ciuman itu terhenti Alin berbisik kepadaku bahawa itulah pertama kalinya dia tersama amat nikmat di seluruh tubuh badannya. Terasa ada elektrik yang menjalar di segenap sarafnya tambahnya lagi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan senyuman aku menerangkan begitulah rasanya apabila seorang perempuan mencapai puncak syawatnya. Tanya Alin lagi bolehkah lelaki menikmati rasa yang sama. Aku mengiakan pertanyaan itu sambil menambah, apabila air mani terpacar dari anggota kemaluan lelaki. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan penuh rasa ingin tahu Alin bertanya bagaimana lelaki boleh memancarkan air mani. Aku menjawab dengan mengurut bahagian kemaluan atau menjalin hubungan kelamin, istilah orang putih, 'make love'. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tersentak sedikit bila Alin menguatkan hujahku tadi, “seperti apa yang dilakukan oleh mama dan papa?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku cuma mengganguk. Di dalam benakku mula terfikir mungkin Alin pernah ternampak mama dan papanya 'make love' kerana Alin sering juga tidur di bilik mereka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami terdiam seketika. Aku terasa tangan Alin mula cuba melurutkan seluar dalamku. Aku bertambah tersentak bila Alin menyatakan, “Alin nak!” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku cuba mendapat kepastian dengan bertanya apa yang dia inginkan. Tanpa berselindung Alin menjawab, 'make love'. Aku mengingatkan Alin, sedarkah dia dengan permintaannya itu dan tahukan dia risikonya. Dia menjawab tegas yang dia sedar dan tahu apa yang dimintanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku menjadi serba salah. Dengan membisu, aku baring disisi Alin. Alin bangun sambil berkata, dia amat menyayangi aku dan dia tahu aku juga begitu. Mataku cuma berkelip-kelip memandang Alin. Tak tahu apa yang harus aku perkatakan. Dia mahu kepastian aku sama ada betulkah aku menyayangi dirinya. Aku mengangguk. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seolah anggukan itu tanda persetujuan atas permintaannya tadi, Alin melurut seluar dalamku ke bawah. Kini kami berdua bertelanjang bulat. Mata Alin seolah terbeliak memandang kemaluanku. Dadanya kelihatan berombak kembali menandakan nafsunya mula naik. Alin memegang kemaluanku. Kemaluanku seolah berdenyut tersasa sentuhan telapak tangan Alin yang halus dan lembut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin kini menjadi 'wanita' pertama menjamah kemaluanku dengan penuh rasa nafsu. Dengan ibu jarinya dia mengosok kepala kemaluanku yang kini basah dek air maziku. Aku mengejangkan badanku menahan rasa kenikmatan. Bak kata Alin tadi, terasa kejutan elektrik kecil menjalar ditubuhku. Aku hanya mampu memejam mataku sambil mengerang keenakan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin melepaskan kemaluanku. Lantas Alin naik ke atas tubuhku. Terasa kehangatan kemaluannya di kemaluan aku. Kemaluannya mula membasahi kemaluanku. Alin mengerak-gerakkan kemaluannya seolah-olah megurut-urut kemaluanku. Aku cuma mengkakukan badanku sambil mengenggam erat cadar katil Alin. Memandangkan aku cuma mendiamkan diri, Alin mencium pipiku sambil berbisik, “Alin nak make love dengan Abang, please!” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku merenung mata Alin yang penuh harapan. Hatiku kalah dengan rayuan orang yang aku sayangi itu. Sambil meramas buah dada Alin, aku menyatakan, “I'm yours if that is what you want.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin tersenyum girang dengan reaksi aku. Dia lantas mengucup bibirku. Kami berbalas ciuman. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin bangun meninggikan sikit punggungnya. Dengan sebelah tangan memegang kemaluanku, Alin menghalakan senjataku ke arah lubang mahkotanya. Aku mengingatkan Alin supaya perlahan sebab kemungkinan dia akan merasa sakit untuk pengalaman pertama ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apabila kepala kemaluanku sudah berada di bibir kemaluannya dan hujung senjataku sudah mula mengetuk pintu lubuknya, Alin memaut bahuku. Aku mengusap dan membelai belakang Alin. Alin yang kini dadanya di atas dadaku mula bergerak perlahan ke bawah agar tubuh kami bersatu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terasa ada sesuatu yang menghalang kemaluanku dari terus masuk. Alin mengetip bibirnya seolah-olah menahan sakit. Aku cuma dapat membelai rambut dan badan Alin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan satu tarikan nafas dan wajah orang yang nekad, menghentakkan kemaluannya terus ke arah kemaluan aku. Terasa kemaluanku telah dapat membolos benteng dara Alin. Alin menjerit kecil sambil menghempaskan kepalanya ke dadaku. Alin diam sebentar dan badannya terasa menggigil sedikit. Aku terus membelai Alin dengan penuh kasih sayang sambil bertanya, “are you okay sayang?”. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin cuma membatu. Aku kaget seketika. Aku menyahut nama Alin. Alin kemudian bangun sambil tersenyum manja kepadaku. Kami serentak memandang ke arah kemaluan kami. Kemaluanku sudah tidak kelihatan. Yang nampak cuma bulu kemaluanku bertaut dengan bulu Alin yang masih halus. Alin tersenyum manja kerana kini badan kami telah BERSATU. Kami berpelukan sambil bercium. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemaluanku terasa digenggam lubang kemaluan Alin yang terasa amat ketat. Sesekali Alin mengemut kemaluannya menyebabkan aku mengeliat menahan keenakan yang teramat sangat. Alin tersenyum bangga kerana dapat menghadiahkan aku suatu kenikmatan. Alin membelai dadaku sambil bermain dengan puntingku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasa sensasi di bahagian kemaluanku ditambah dengan rasa geli di pntingku menyebab desusanku makin kuat. Alin tersenyum nakal memainkan peranannya. Aku meramas-ramas buah dada Alin yang meranum. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku menggulingkan Alin. Kini aku pula menindih Alin. Aku lebih bebas dan Alin sekarang terpaksa akur dengan tingkahku. Kedua tapak tangan kami bertemu. Jari-jemari kami berselang-seli, bergenggam erat. Tubuh kami telah menjadi satu, kami kini menjalinkan hubung asmara. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami kekadang berkuncupan. Aku menjelirkan lidah kedalam mulutnya. Alin menyambut dengan mengulum lidahku. Kekadang Alin pula menghulurkan lidahnya untuk aku kulum. Aku telah mula menyorong dan menarik kemaluanku. Perjalanannya amat lancar disebabkan kemaluan Alin telah lama basah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin mula mengikut rentak sorong-tarikku. Bila aku menolak, Alin akan menyuakan kemaluannya agar kemaluanku dapat masuk sedalam-dalamnya. Rentak irama di radio yang romantis menyebabkan kami tidak terburu-buru menjalin asmara ini. Kami mahu menikmati pemgalaman pertama ini. Menghayati bagaimana keduanya menglepaskan rasa kasih. Badan kami mula bertindak-balas. Aku dan Alin sudah tidak boleh berkata-kata, cuma kami berdesas dan berdesus melahirkan rasa keenakan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami mula berguling lagi, Alin pula mengawal ayunan. Kali ini lebih laju sedikit. Alin sesekali mengigit dadaku menahan rasa kesedapan. Walaupun ini adalah pengaman kami yang pertama, kami seolah-olah telah biasa melakukan ini semua. Aku cuma mengikut gerak naluriku. Aku tahu Alin juga begitu. Keserasian antara kami menyebabkan kami begitu asyik melayan perasan sesama sendiri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami bertukar posisi lagi. Aku pula menghayunkan dayungan. Dayungan kini bertambah laju. Sesekali aku mengigit telinga Alin menandakan rasa geramku. Kemutan kemaluan Alin sesakali terasa kuat sambil badannya mengigil kecil. Alin mungkin merasakan kemuncak syawat kecilnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah beberapa ketika kami beguling lagi. Alin akan cuba mendayung pula. Sama seperti tadi ayunan kali ini lebih pantas dari sebelumnya. Tubuh kami telah mula berpeluh. Namun kami tidak pedulikan semua itu. Aku terus menjilat tubuh Alin yang terasa masin dan sesekali dapat menghisap punting Alin. Begitu juga Alin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kini tiba masa aku mendayung. Tapi kali ini ayunan lebih kepada hentakan. Aku menghentakkan senjataku sedalam-dalamnya ke lubuk sulit Alin. Alin akan menanti sambil menyuakan lubang nikmatnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin sudah mula tidak dapat mengawal rasa. Tangan memgenggam erat tanganku. Matanya tertutup rapat. Alin mengetip bibir sambil mengeluarkan erangan yang tersekat-sekat. Kakinya merengkul kuat pinggangku. Kepalanya mengeling-geling dan wajahnya seperti orang menahan rasa keenakkan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin sampai kemuncak syahwatnya. Badannya menggeletik sambil menggelupur. Aku junamkan sentataku sedalam mungkin dan membiarkan ia di situ. Erangan Alin cukup memberahikan bila aku mendengarnya. Kemutan lubang cintanya terasa amat ketat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bila rengkulan kaki Alin mula longgar, aku menerusan rejahan aku. Aku tahu beberapa detik lagi aku akan dapat rasakan apa yang Alin rasakan. Seluruh saraf mula terasa sensasinya. Apabila sensasinya tertumpu pada kemaluanku. Aku mencabut kemaluanku dan melepaskan air maniku diperut Alin. Aku terdampar di atas Alin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin megusap lembut rambutku. Sesekali terasa meremang bulu tengkukku bila Alin mengusap lembut tengkukku. Terasa kejutan elektrik mengalir di tulang belakangku bila Alin membelai belakang dan punggungku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin membisikan rasa terima kasihnya padaku. Aku membalas, “it's my pleasure.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lantas aku mengucapkan cintaku padanya. Dia membalas ringkas, '”love you too.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku beguling ke sisi Alin. Sambil berpelukan kami merenung mata. Terdengengar radio mengumumkan jam sudah pukul satu pagi. Dalam kehening malam berasama kesyahduan lagu di radio, aku nampak mata Alin mula berair. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku bertanya kepada Alin adakan dia menyesal dengan apa yang telah berlaku. Alin menjawab, “No regret.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Alin gembira yang Alin dapat mencurahkan kasih Alin pada Abang sebagai seorang kekasih. Alin telah lama memendam perasaan dan Alin tahu Abang juga begitu. Abang menyesal ke?'” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sambil mengesat airmata Alin dan tersenyum aku menjawab, “No regret!.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin tersenyum menambah seri diwajahnya. Aku bangun mengambil kainku dan mengelap air maniku di tubuh Alin. Ternampak air maniku berwarna kemerahan sedikit. Aku tahu itu darah dari selaput dara Alin. Aku membersihkan kemaluan Alin dan juga kemaluan aku untuk mengelakkan rasa tidak selesa. Aku kemudian menarik selimut dan kami tidur dalam keadaan bogel sambil berpelukan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah beberapa jam tidur, aku terjaga apabila terasa Alin sedang memainkan lidahnya di puntingku sambil tangannya mengurut kemaluanku. Sekali lagi kami menjalinkan hubungan kasih sayang. Kali ini lebih aggresif dengan penuh perasaan. Kami menyambungnya lagi sekali lagi di dalam bilik mandi Alin. Kami bangun awal pagi itu untuk menguruskan bilik tidur dan mengelakkan rasa wasangka Uncle Noor dan Autie Ha. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah Alin tamat persekolahan, hubungan kami bertambah intim. Aku mula berani meminta Uncle Noor kebenaran membawa Alin keluar 'dating' (bersiar atau menonton wayang). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kini Alin menuntut di salah sebuah pengajian tinggi tempatan. Hubungan kami lebih ketara seperti orang bercinta. Keluarga kami sedar dengan berkembangan itu. Mereka tidak pernah menghalang. Ibuku pernah menduga aku didepan Alin, Uncle Noor dan Untie Ha. Tanya ibu bila aku nak naik pelamin memandangkan umurku dah hampir lewat duapuluhan. Aku cuma menjawab sinis, “habis tu kawannya belum sedia dan masih belajar.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alin tertunduk malu. Uncle Noor dan Untie Ha tersenyum aje.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-77425818959551179832012-09-26T13:22:00.000-07:002012-09-26T13:22:06.086-07:00Anak Mami<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku memang selalu dah 'make love' ..... ngan bohsia aku tak main la... biasanya ngan awek orang, bini orang and ada gak ngan mak janda....tapi kali ni nak share satu cite ni... best tak best belakang kira la... berlaku pada new year baru ni.. bulan pose tu bib.....</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku kenal awek ni dah setahun lebih... since 1997 lagi.. ada gak aku keluar ngan dia sebelum ni.. tapi aku tahu dia awek orang... muka macam anak mami tapi melayu betul... nak kata aku geram kat dia.. memang la geram.. hidung mancung... putih... kurus.... tinggi...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Masa bulan pose aku kena assign kat negeri di utara semenanjung... so selalu gak aku call dia sebab dia pun kerja belah-belah utara ni... almost everyday aku sembang ngan dia... tambah lak bulan pose tak de geng.. Masa new year tu aku tak de plan.. so aku cadangkan kat dia... amacam kalau dia turun penang... dia kata ok aje n aku pun tak kisah la... aku pun jemput dia kat bus station butterwoth petang hari khamis tu... so memula aku ingatkan nak bukak pose then hantar dia rumah member dia.. tapi tetiba aje aku terpikir apa kata kalau aku jalan plan B... aku pun tanya dia samada ok or not tidur hotel... dia kata ok... tapi 2 katil.... ahhh itu aku tau la nak adjust camne... so aku drive terus gi kat area beach.. aku check in kat Sandy Bay Paradise... kul 6 lebih... aku saja jer mintak satu katil kat reception tu... then aku inform nina (ohh nama dia nina.. lupe nak habaq)... katil 2 mahal so aku ambil 1 katil... aku cakap tak pe la.. kalau takut aku tidur atas sofa... dia senyum ajer</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Check in kul 6 lebih.... then aku cakap kita mandi dulu then pergi bukak pose buffet kat bawah.. die kata ok ajer... masa nak mandi tu dia pakai towel ngan t shirt ajer... ishhh geram lak aku... tak pe la.. kalau ada rezeki dapat la aku malam ni.... mas atu puasa .. kena la tahan sikit nafsu ni..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Lepas bukak pose kitorang gi jalan-jalan kat shopping complex kat area penang , tengok wayang n pas tu makan kat padang kota... Balik bilik dah kul 11 lebih..... aku malas nak keluar dah.... so aku salin pakai short... di pun pakai short ngan singlet aje... then kitorang sembang-sembang aje la.... di letak bantal kat tengah katil sebab dia kata aku tak leh kacau dia... ishhh dia ni.. bersungguh betul... aku diam ajer.... so kitorang sembang-sembang.. dia cite pasal boipren dia la... itu la.. ini la... sambil tu tangan aku gosok-sosok kat lengan dia.... sesekali tu tercerita gak pasal sex ni... die pun ok.. open minded budak ni... so tak kisah sangat la... then tetiba aku tanya dia.. " u pernah make love ngan boifren u tak ? " dia jawab pernah tapi jarang sebab boifren dia kat UK sekarang ni... so aku tak tahu la... samada vurgin atau tak virgin lagi la minah ni..... tak pe la... ada can la aku... sambil sembang-sembang tu aku tenung mata dia cukup tajam.. dia tanya aku apsal tenung cam tu.. aku cakap geram tengok bibir dia.... die senyum aje... then dia kiss bibir aku sekali dan dia kata nak tidur .. aku pun mengalah la... then aku mintak good nite kiss... dia kiss pipi aku jer... then terus baring ngadap muka aku... dia pejam mata.. aku dok perhatikan muka dia ni... masa tu nafsu aku dah naik dah..... ishh budak ni..... kena malam ni... tetibe dia bukak mata then tanya lagi.. apsal tengok dia cam tu.. tidur la..aku tak cakap apa-apa pun... aku senyum aje..... aku tak cakap banyak terus aje mulut aku pi</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">cari bibir dia.. dia pun tak banyak soal..... terus berkulum-kulum lidah beberapa minit... mmmm sedap gak bau mulut dia ni... sebab tadi dah gosok gigi...aku pun dah stim ni.... aku ingat lama gak dok bercium mulut ni... mata dia kuyu aje..... pas tu aku mula la main peranan aku ni... perlahan-lahan dari bibir aku kiss tengkuk dia.... mengeliat si nina ni aku kerjakan.. tangan aku mule mengusap-usap perut dia dan perlahan-lahan naik ke atas breast dia...(34-A), aku mainkan puting dia ikut luar baju aje... masa tu mulut aku tak lepas-lepaskan mulut dan tengkuk dia.... dia dah mengerang gila... aku suka dengar perempuan mengerang bila aku make love.... aku memberanikan diri.. aku seluk tangan aku masuk dalam singlet dia... die cuba nak tepis konon... tapi aku berjaya gak masuk dan aku terus mainkan breast dia kat atas bra dia tu.... aku gosok perlahan-lahan dan kekadang aku meramas-ramas manja breast dia.... sesekali jari aku masuk usik puting dia yang dah mula nak tegang tu...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku cakap kat dia... "Nina.. i bukak baju u , kay.... ? " then dia jawab... "ok... tapi u bukak baju u dulu..." aku pun apa lagi... bukak baju aku.. then terus bukak singlet ia.... pehhh putih sial.. aku pun apa lagi... terus aku cium dari tengkuk turun ke dada.. dan lidah aku sesekali menjilat masuk ke celah-celah bra dia tu... memang minah ni nak asyik dah... aku punya kote pun dah tegang gila.... tapi rilek la sikit.... kena bagi yang power punye baru ada kelas.. then aku unhook bra dia dan menarik ke bra dia perlahan-lahan dengan mulut aku.... pehhhhhhh... cantik siall...... tau la.. kalau kulit putih..... breast mesti lagi putihnyer... puting dia kaler coklat muda n ada merah-merah sikit... apa lagi aku jilat puting sebelah kanan and tangan kiri aku dok gentel puting sebelah kiri.... then aku jilat lagi.... kali ni tangan aku dok gentel puting dia.. dan aku start mencium seluruh badan dia... bau badan dia memang best, aku suka bau cam ni....then aku start kissing dia lagi.. start dari breast... naik keatas ketengkuk.sambil cium ngan bibir... then sesekali lidah aku yang nakal tu keluar sambil menjilat-jilat disekitar dada, tengkuk dan puting dia... then mulut aku terus ke tangan kiri dia sampai ke jari.... then naik balik ke tengkuk..turun ke breast dia... then pergi ke tangan kanan lak..... "bangg.... u pandai la buat i stim gila.... " aku senyum aje.... aku kena bagi dia stim gila.. baru syokk.... takkan aku nak syok sorang kot... then aku terus cium bibir die lagi... tangan dia kali ni meramas-ramas rambut aku... dan sesekali dok tarik rambut aku ni.... aku turun lagi.. kali ni terus ke breast dia... aku jilat lagi... puting dia tegang gila.... then lidah aku turun lagi sampai ke pusat dia.... aku jilat pusat dia... mengeletek minah ni kena ngan ku.... memang dia menggeliat gila-gila nyer... Then aku turun lagi.... kat getah short dia... aku jilat-jilat lagi kat situ..aku cuba tarik seluar dia.. then dia pun angkat ponggong.. aku pun ape lagi.... sambil tangan aku tarik getah.... aku cium la kat tepi-tepi peha tu.... ikut seluar tu turun.... sampai kelutut aku cium..... sampai ke buku lali.... then tinggal minah ni pakai panties aje terbaring kat atas katil kat depan aku ni.... aku memang geram.. tambah lak dia pakai panties renda-renda- kaler merah... aku tengok body minah ni dari bawah sampai atas... memang best.. cantik.... tak rugi aku malam ni.. aku tak tunggu lagi.. terus lekapkan muka aku kat lurah dia yang masih berbalut ngan panties tu.. pehh.. harum siall minah ni... bau escape die kuat lagi... agaknya sampai ke pussy pun dia sembur perfume gak... aku dah tak tahan dah ni..... aku tarik getah panties dia .... then dia tak tak kata apa lagi dah.... terus aku bukakkan.. then tengok pussy dia...fuhhhhh.. memang cantik.. bulu trim gila..... putih.... bibir pussy dia pun cantik.... jarang kena main ni..... aku apa lagi...... aku kangkangkan dia.. then terus la cari bijik kelentit dia..... kali ni dia dah start meraung dah..... "aaahh uhhhh mmmmm sedap..... yess.. plissss lick me there.. yesss i love it...... u 're good fucker... " mengeliat gila... kalau ada orang pompuan baca cite ni.. mesti korang tahu macammana rasanya kalau hujung lidah dok jilat bijik kelentit kan.... pehhhh... minah ni dah tak tentu arah dah..... tangan kanan aku bukak pussy dia sikit.. memang clear aku boleh nampak bijik kelentit dia, pink kaler gitu........ aku jilat lama-lama.... jari tangan kiri aku mulakan main peranan.... seperti biasa la... aku gunakan fuckin' finger aku jolok masuk.... sambil lidah aku jilat kelentit... jari aku dah masuk dalam lubang pantat dia, aku merodok-rodok cari dia punya g-spot.... he he he he, lagi satu tempat kelemahan pompuan.. tul tak ?.... pehhhh....... aku buat gitu lama gak.... merengek gila.... batang aku usah cakap la betapa kerasnya... aku jilat kelentit dia...sampai dia tetiba dia cakap... dan badan dia kejang........ "yessss.... i can feel it... yess.... lick me.. yesss.... i wanna cumm... yess..... i wanna cumm.... YESSSS... I CUMMM.. YESSSSSSSSSS..... I CUMM.....yess....... arghhh.... uhhhh..." akujilat lagi bijik dia.... kali ni memang dia menggeletek gila-gila punyer.......... aku terasa.. air panas keluar meleleh.. kat tangan kiri aku..... pehhhh....... minah tu dah flat tapi .... masih power tu..... die senyum tengok aku....</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Then dia tolak aku berbaring..... kali ni giliran dia pulak.... dia start cium aku dari bibir... tengkuk.. dada... puting aku.... terus ke bawah..... minah ni dah tak tahan dah.... terus dia bukak seluar ngn underwear aku.. dah macam orang hilang akal.... terus dia sambar batang aku ngan mulut dia... habis semua dijilatnya... telur-telur aku pun habis kena jilat.. power bib...... dia blow job aku best gila... sesekali dia gigit batang aku... pehhh..... best siull.. blow job.. tak kena gigi pun..... power gila......</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku cakap kat dia.... buat 69... dia kata ok..... apa lagi... pussy depan mata.. aku jilat lagi..... lama gak gitu...... sampai aku dah rasa nak cum jugak... then aku cakap dia.. aku nak cum dah ni... dia kata tak pe la... dia nak air aku yang ni...... semakin laju dia suck batang aku.... dan aku yang dah tak keruan tu memang dah tak boleh tahan minah ni dari terus sedut air mani aku.... apa lagi..... terpancut la air mani aku kat dalam mulut dia tu..... masa tu aku kepit kepala dia ngan peha aku.... pehhh... minah ni power.... die sedut air aku gila-gila.. macam nak terkeluar semua isi badan aku tu... dia telan air aku habis licin... sampaikan air aku yang last kat lubang tu pun dia jilat habis..... dia cakap dia suka rasa air manilelaki.... lemakk..... he he he he..... aku senyum ajer.....</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Tak habis kat situ saja ..... aku cakap.. aku nak sambung.. kali ni aku nak fuck pussy dia and aku nak cum dalam pussy dia.... dia pun cakap dia nak gak.. sebab dia tau lepas ni mesti main lama.. sebab dua-dua dah cum seround dah.... aku senyum ajer.... then aku baringkan dia.... biasa la... aku kangkangkan dia sikit....dia cakap masuk pelan-pelan.... aku pun halakan batang aku yang memang keras dari tadi kebibir pussy dia tu.... aku gosok batak aku melurut dari atas kebawah kat pussy dia... pussy dia memang dah basah.. so saja aku lurut bagi ikut rentak dulu... basah kepala batang aku kena air pussy dia tu.... kemudian aku tekan perlahan-lahan... masukkan kepala dulu... then tarikk.. then tekan.... then tarik.... masa aku tarik keluar tu aku tengok 'kepala' batang aku tu kembang semacam ler.......(macam ular tedung... tapi ini ULAR TEDUNG SELUAR.. he he he). berkerut muka dia masa aku nak masukkan separuh batang aku... besar tak besar la.. normal aje.. panjang 6 inci.... ok la tu...... tapi yang aku pasti.. lubang dia masih ketat... berbeza ngan lubang bini orang yg aku pernah main sebelum ni.... aku pun apa lagi... mula-mula tu memang aku ayak dia perlahan-lahan... then kaki dia dah peluk rapat pinggang aku.... pehh..... aku biarkan batang aku terendam.... dan aku menjilat-jilat puting dia sampai tegang gila-gila punyer.... aku mulakan henjutan dan aku ambik jari dia dan letakkan kat bijik kelentit dia... aku tengok mata die pejam.. jari die dok gentel bijik kelentit dia.... batang aku dok keluar masuk lubang pussy dia... bila alir dia dah banyak keluar.. aku pun lajukan henjutan aku tu... licin ajer keluar masuk.... minah tu usah cakap la..... aku tak nak cakap besar la... tapi minah tu memang aku romen gila-gila malam tu.... sambil aku fuck dia... aku jilat tengkuk dia... aku ramas puting dia... pehh.. mata dia kuyu</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">gila....... mulut die usah cakap la.. dok ughh ahh ughh ahhh aje dari tadi......</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku rasa second round ni dekat sejam gak aku main.... sampai dia dah 3 kali orgasm... macam-macam style aku pulun ngan dia.... senget sana la... senget sini la...... aku angkat dia.... atas meja..... tepi katil.... pehhh........tapi antara yang best.. aku make love ngan minah ni.... tangan dia tahan kat meja... then ada cermin kat depan.... pehh... aku tengok senirik dalam cermin macammana aku henjut dia and tengok muka dia live gitu....... memang minah ni bau badan dia best.. bau pussy dia pun best.... sampai sekarang kalau aku teringat mesti stim punya....</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Last sekali memang aku henjut laju-laju.... aku dah tak larat nak henjut... apa lagi... aku baringkan dia kat atas tilam tu.. aku henjut gila-gila punya laju........ die punya jerit, sekali aku henjut.. sekali die mengerang.... korang bayang senirik la......peluh aku usah cakap la.... aku tak kira.. malam ni aku nak pancut dalam gak.. aku henjut sampai aku rasa nak klimaks dah..... then aku cakap.. aku nak tembak dah ni..... kaki dia lagi kuat peluk pinggang aku... apa nak buat.. pehhhh.... aku pun terasa nak terpancut.. dan.. terus kan henjutan......crutttt..... crittt.... crit......... PEHHHHHHHH............ pancut dalam... fuhhhhhh..... kaki dia memang peluk aku rapat-serapatnya.... batang aku terbenam sedalam yang boleh kedalam lubok pussy dia.... pehh.....aku tak kira la.. mengandung pun mengandung la.. itu belakang kira...puas gila malam ni........ dia cakap apa kat aku tau.... "i puas gila... tak pernah rasa macam ni.. rasa nak tercabut kepala lutut... habis badan lemah....... thankss.... " .....aku terus terbaring atas badan dia tu..... aku biarkan batang aku kat dalam pussy die untuk seketika.. sampai lembik baru aku cabut......... terus tertidur dua-dua ekor...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kul 3 pagi aku tersedar...... aku ingatkan mimpi... rupanya minah ni tengah dok menjilat batang aku.. apa lagi.. pekena lagi la...... pehhhhh....</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Hari raya baru ni aku gi rumah dia.... aku senyum aje... then next week kitorang janji nak lepak penang lagi... mesti dia dah syok kat batang aku la tu.... tapi aku kena tengok schedule dulu... takut nanti clash lak...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Itu la cerita aku...... kalau ada yang nak tukar-tukar pengalaman... email aku bayang69@hotmail.com aku sedia nak layan korang bercerita..... aku ada banyak cite lagi.. tapi aku sibuk hari ni... biasa la.. cuti raya pun 2 hari ajer.... kalau rajin nanti aku taip lagi...</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-18068258745758381502012-09-26T13:19:00.001-07:002012-09-26T13:19:35.788-07:00Azimah<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Saya rapat dengan Pn. Adzimah. Dia seorang yang baik hati dan peramah. Setiap hari Sabtu, saya menghadiri aktiviti persatuan. Pn. Adzimahlah guru persatuan tersebut. Saya selalu menghadiri aktiviti persatuan tersebut kerana Pn. Adzimah ini cantik dan seksi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Suatu hari, aktiviti persatuan telah dibatalkan, tetapi saya tetap pergi kerana rindu akan Pn. Adzimah. Kebetulan, dia ada di dalam bilik persatuan. Saya pun masuk tanpa dijemput. Masa itu dia tengah mengemaskan bilik persatuan. Dia minta saya membantunya. Dia panjat atas kerusi untuk mencapai sesuatu yang terletak tinggi di atas almari. Sambil itu dia menyuruh saya memegang kerusi itu. Kebetulan hari itu dia memakai baju kurung. Dia mangangkat baju kurungnya sampai ke paras lutut. ketika itu aku nampak dengan jelas seluar dalamnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Warna merah jambu. Dia menanggalkan kasut tumit tingginya dan panjat atas kerusi itu. Batang aku mulai tegang apabila melihat kakinya yang putih itu. Sambil memgang kerusi itu, aku mendekatkan hidungku pada kasut serta kakinya. Wah, begitu wangi, macam bau perfume. Tiba-tiba Pn Adzimah terjatuh. Nasib baik saya berjaya mendakapnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kami saling bertentang mata. Mukanya merah padam dan dia tersipu sipu. Aku mendekatkan bibirku pada mukanya, tetapi dia menolak. "Tak baik begitu. Saya dah bersuami." katanya. Akan tetapi, saya tidak peduli dan terus mencium bibirnya. Kali ini dia tidak menolak, sebaliknya dengan ghairah kami bercumbuan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Tangannya mendakap badanku dengan rapat dan kadang-kala merayap ke anggota badanku yang lain. Sambil itu, dia merengek -rengek kepuasan. Saya menanggalkan pakaiannya termasuk pakaian dalamnya. Dia juga membuka pakaianku sehinnga kami berdua sama-sama bogel. Teteknya agak kecil tetapi agak comel. Aku terus meramas dan menjilat teteknya dengan nafas yang tercungap-cungap. Adzimah menjerit jerit dan menangis kerana tidak tahan kesakitan. Aku juga menjilat cipapnya. Lepas itu kami besetubuh.</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-82931458413094653932012-06-28T10:02:00.001-07:002012-06-28T10:02:57.437-07:00Dosa-dosaku<br />
Dosa-dosa ku...<br />
Hidup dalam dunia ni, sapertimana orang tua kata ada asam garamnya. Setiap insan pasti, mengalami MASAM atau MASIN. Mungkin masin yang dimaksudkan itu adalah PAHALA dan masam tu DOSA. Walaubagaimanapun keduadua PERASA itu selalunya menjadi bahan penting MASAKAN seharian. Jadi, terpulanglah kepada induvidu membuat pilihan untuk menentukan yang mana jadi pilihan masakan hariannya atau kegemarannya.<br />
<br />
Saya, dalam kontek ini ingin menceritakan tentang ASAM hidup saya dengan salah seorang individu yang sebanyak sedikit mewarnakan corak hidup masa kini dan juga masamasa akan datang. Igauan corak yang diwarnankanya selalu memberikan impian keseronokan yang memenohi diharian kekosongan perjalanan hidup saya.Namanya 'DIN' Walaupunkini dia telah kahwin tetapi aku tetap bersedia jika 'Din" PERLUKAN aku. Aku harap 'DIN" dapat membacanya ...<br />
<br />
<b>Babak Pertama </b><br />
Setelah tamat pengajian ku ditingkatan lima, aku didorong olih kawan ku untuk melanjutkan pelajaran ditingkatan enam dikelas swasta. Olih kerana pergaulan yang tidak begitu sihat dan tidak dikawal nyaris aku dorogol olih kawan sedarjahku. Peristiwa ini menyebabkan aku berasa tawar untuk meneruskan pelajaranku dan seterusnya aku memohon kerja.<br />
<br />
Setelah aku diterima berkerja disebuah pejabat kerajaan, jiwaku mulai merasai satu masaalah - SEX. Ramai dari kalangan jejaka dipejabat sering mengajakku keluar malam untuk menekmati keseronokan dunia. Hari demi hari dan ajakan demi ajakan, dapat ku tolak. Namun, olih kerana desakan kawan aku mulai lupa.Peristiwa masam kedua aku lalui...<br />
<br />
Tayangan 'Awan tidak selalu cerah' membuatkan aku pertama kali keluar rumah diwaktu malam bersama kawan sepejabatku. Kami pergi makan dahulu dan menonton dipertunjokkan malam kedua pada jam 9.15. Ramly, salah seorang rakan pejabatku dari awal lagi telah menunjukan perangai sumbangnya. Dia selalu mencari peluang duduk disebelahku dan juga mengambil kesempatan untuk mengeselku. Didalam panggong wayang tangannya terlalu liar untuk meraba aku.<br />
<br />
Pada malam itu akau memakai baju yang agak MODERN dalammana sebahagian atas tetekku yang agak besar itu bebas menghirup udara kota. Ini menyebabkan mata Ramly selalu menjatohkan bolamatanya kesitu. Aku menjadi bangga pula kerana aku tahu tetekku kini menjadi tarikan ramai lelaki. Kini giliran aku dihantar pulang olih ramly. Ini kerana rumah ku yang terjauh dari kawanku yang lain saperti Gayah, Minah dan Asmah. Perjalanan sejauh 3 batu itu ku rasai amat lama. Ini kerana tangan ramly selalu menyentoh pehaku terutama semasa ia menukar tranmissionnya. Tibatiba kereta terhenti, ku tanya mengapa. Ramly mengelengkan kepalanya. 'Mungkin rosak' katanya. Dalam keadaan yang gelap dan sunyi itu, Ramly keluar dari kereta dan membuka pintu sebelahku. Dia mengajakku keluar. Dia meminta tolong untuk membantunya membaiki kereta. Dia membuka bonet keretanya. Dia menyuruh aku memegang wire didalam injin sedangkan dia cuba menghidupkanya. Namu injin masih tidak hidup. Dia kembali keinjin kereta. Sambil berjalan dia meraba buritku yang agak bulat. Dia mengajaku kembali kekereta.<br />
<br />
Setiba didalam kereta Ramly mulai menceritakan hal peribadinya, sambil bercerita matanya tidak lekang dari memandang tetekku dan sesekali matanya meluru kearah pantatku. Tangannya kini mula meraba seluarnya. Keadaan ini mula membuatkan ku resah. Tanpa ku sedari Ramly telah mengeluarkan butuhnya dan meminta aku menghisapnya. Ku takut kerana belum pernah dalam hidupku menghisap butuh. Ku menolak permintaannya. Kini dia merayu pula supaya menolong melancapkan butuhnya. Olih kerana kasihan lalu ku tolong walaupun aku benci serta malu. Aku terpaksa membongkokkan badanku. Ku pegang butuhnya dan memulakan rancapan. Ku dapat dengari dia mengerang. Sesekali dia mengambil air liornya untuk membasahkan butuhnya. Tanpa ku sedari tangannya mulai meraba tetekku. Dia memasokkan tangannya dari atas bajuku yang terbuka agak luas itu. Dia begitu kasar mencari puting tetekku. Ku biarkan juga kerana mungkin dengan cara ini dia akan lekas mengeluarkan air maninya. Sedang rancakku melancapkan butuhnya, ku rasai kepala butuhnya mulai membesar dan dalam masa yang sama kakinya terketar. Dalam keadaan itu dia menarik kepala ku dan membenamkan mukaku kebutuhnya. Kini air maninya terpancut dan membasahi mukaku. Ku lepaskan butuhnya dari gengamanku. Kini dia pula mengambil dari tugasku. Dia melancap dengan memulasmulaskan kepala butuhnya, dapat ku lihat ais maninya masih keluar tetapi tidak memancut lagi, hanya meleleh membasahi jarinya.<br />
<br />
Setelah reda, dia menoleh kepada ku dan 'Terima kasih. Has'. Ku hanya senyum dan kami beredar dari tempat itu. Setiba dirumahku dia menurunkanku dan aku terus kerumah dalam keadaan yang takut. Setiba dirumah aku segera kebilik air untuk membasoh bekas air mani ramly. Baunya sungguh keras, maung dan aku jijik. Ku menanggalkan semua pakaian ku untuk mandi. Ku lihat seluar dalamku basah, mungkin semasa Ramly meramas tetekku tadi air mazi ku keluar.<br />
<br />
<b>Babak Kedua</b><br />
Kini aku telah ditukarkan kerja diKuala Lumpur. Aku mrnginap diKelana Jaya. Tempat kerjaku hanya diJalan Ampang. Aku terpaksa naik bus untuk pergi kerja. Sebagai kerani disebuah Ibu Pejabat dengan 800 pekerja menyebabkan aku ramai kawan baik lelaki atau perempuan. Boss aku 'Din' namanya. Masih bujang dan handsome juga. Badannya gempal dan tidak begitu tinggi. Kulitnya yang putih dan selalu tersenyum itu membuatkan aku tertawan. 'Din' selalu membuat aku ketawa bila dia bercerita semasa 'Lunch hour'. Ceritanya selalu lucah, tetapi aku dapat menyesuaikan diriku dengan ceritanya. Ceritanya tidak pernah menyinggong perasaan sesiapa. Sifatnya yang selalu menolong membuatkan aku suka berkerja 'Dibawahnya'.<br />
<br />
Masa penyediaan peruntukkan kewangan tahunan telah tiba. Kami selalu mengejar masa untuk menyiapkannya. Namun kerja itu terpaksa dilaksanakan lepas masa kerja untuk menentukan kerja 'On time'. 'Din' mempengerusikan mesyuarat. Keputusan sebulat suara bersetuju supaya kerja ini mesti disiapkan dalam masa satu minggu.<br />
<br />
Petang pertama aku diberikan tugas untuk mengira keselurohan anggaran peruntukan yang tidak digunakan pada tahun ini. Kerja itu memerlukan penelitian dan aku selalu dijengahi' olih 'Din' untuk memastikan angka yang betul, aku pun selalu 'menganggu' dia untuk bertanyakan sesuatu yang aku tidak faham. Mereka yang sudah habis kerja untuk masa itu dibenarkan balik. Kini aku serta Ketua kerani dan 'Din' masih belum selesai kerja. Kami terpaksa tunggu sehingga pukul 10.00 malam. Kini perutku lapar. 'Din' menyuruh ketua kerani ku membeli 'Kentucky Fried Chicken', makanan kegemaran 'Din'. Setelah Ketua kerani berlalu, 'Din' memanggilku. Ku hampiri biliknya. Sejak dari pintu lagi 'Din'memandangku dari 'atas' hingga 'bawah'. Ku perasaan dimana matanya memusatkan pemerhatiannya - tetekku dan Buntutku. Ku biarkan saja kerana memang semua lelaki macam tu. Memang keduadua 'benda' itu ialah untuk 'lelaki'. 'Din' bertanya 'balik nanti naik apa ?'.'naik bus', aku menjawab. Tak apa ke kalau saya hantar 'HAS' balik nanti, tanya 'Din'. Aku senyum, ini kerana aku tahu dia baik orangnya. Takkan dia nak apa apakan aku. 'OK, nanti selesai tunggu saya dibawah.<br />
<br />
Semasa makan 'Kentucky' aku dapat melihat bagaimana 'Din' menelanjangkan peha ayam dan 'menghisap' tulang sehinggakan pipinya 'kempong'. Seronok aku melihatnya makan. Perasaanku melayang pada adingan SEX bila melihat 'Din' 'menjilat' jarinya yang terkena 'Saurce' kentucky. Aku mula terbayang bagaimana kalau dia menjilat 'Pantatku'. Kalaulah aku diberi peluang untuk bertemankan "din', memang aku suruh dia menjilat pantatku. Sedang fikiran aku melayang mengambarkan 'peristiwa' berahi itu ,' hai, jauh nampaknya fikiran melayang ? teringat buah hati ke ?'. 'Tak adalah, saya manalah ada buah hati'. Aku memang tak ada'Special' lagi dalam hidup ku. 'Din' sambil berlalu, ' macam ni ada canlah...'. Sempat juga 'Din' menjeling aku. Aku membalasnya dengan senyum, dan dalam hati ku berkata.. Kalau berani trylah!<br />
<br />
Tepat jam sepuloh aku mengemaskan mejaku dan terus turun kebawan menunggu 'Din'. Kini kereta 'Honda Accord ' biru 'Din' meluncur dan menghala kejalan Ampang. Sebelum membelok 'Din' bertanya, ' Lapar lagi ke ?' sambil dia senyum. Aku berkata"Lapar !' Terus 'Din' memacu keretanya ke'Ming Court Hotel'. Inilah kali pertama aku menjejakkan kaki keHotel bertaraf Antarabangsa. Setelah makan aku pun dihantar balik ke Tasik Ampang. Didalam perjalanan itu 'Din' menceritakan banyak perkara termasok cerita ' jenaka LUCAHnya'.Pendekkata malam itu ku amat gembira kerana selain dari 'kebaikkan Din' juga kami sangat mesra.<br />
<br />
Setiba dirumah sudah jauh malam dan 'Din' segera pulang kerana kami akan berkerja besoknya. Awal pagi lagi 'Din' sudah berada dipejabat. Aku pun turut awal kerana aku tidak suka lewat. Sementara menunggu masa pejabat sempat juga kami berbual dan menjalinkan perhubungan kami. Semasa semua staff nak balik, kecuali yang akan berkerja lebih masa 'Din' memanggil aku. 'Nak pergi 'Dinner' tak ?' Sebenanya dinner untuk meraikan peserta sukan yang berjaya didalam pesta sukan diperingkat ibu pejabat. Tanpa banyak berfikir akupun 'Ya, bolih juga'. Ku nampak 'Din' senyum sambil matanya meleret ketetekku.<br />
<br />
Pada malam ini aku diberikan tugas untuk menentukan bilangan jumlah talipon kepada semua staff dibangunan ibu pejabat. Aku diasingkan disebuah bilik kerana aku memerlukan meja yang luas untuk meletakkan peta unutk semua tingkat. Bilik 'Din' telah dipilih untuk menjadikan tempat 'operasiku'. Kami memulakan kerja dan saperti biasa setelah pukul 10 malam semuanya balik. Pada malam itu ketua kerani ku tidak hadir kerana isterinya sakit. Aku didalam bilik tidak perasaan bahawa semu staff sudah balik.<br />
<br />
<b>Babak Ketiga</b><br />
Sedang aku meneliti peta ditingkat 13 , tibatiba lampu padam ! Aku mendiam kan diri. Ketika itu 'Din' datang dan memberitahuku bahawa kerja akan disambong besok. Sedang aku mengemaskan mana yang nampak 'Din' datang dari belakang lalu memegang jariku. Berderau darahku ketika itu. 'Op, sorry' kedengaran suara 'Din' dari belakang ku. Suara itu amat jelas ini menunjukkan 'Din' amat hampir denganku. Ku pusingkan mukaku dan terus mukaku kena mukanya. Kini kami terdiam. Disaat itu debaran jantongku amat deras sekali. Ada takut dan fikiranku berkata, 'wah, mungkin ini can untuk aku memikatnya!' belum sempat fikiran aku melayamg 'Din' telah mencium bibirku. Cecahan bibirnya membuat kan aku terkaku dan kudapat rasakan jari 'Din' mula mencari jariku. Kini ku sambut dan ku gengam tangannya. Seterusnya kami merapatkan bibir kami, lalu bertauplah bibir kami. Ku tak tahu bagaimana sebenarnya bercium bibir bertemu bibir. Tapi dengan bantuan 'Din' aku telah memberikan balasan yang ku rasa seronok, mungkin ini permainan hidup. Kata orang tu kalau dah 'nak jadi tu' semua nya senang.<br />
<br />
'Din' memang pandai memainkan peranannya. Segala perbuatannya aku rasakan sedap dan seronok. 'Din' tidak gelojok, Lidahnya yang masok dimulutku bagaikan sesuatu yang aku tunggu tunggu. Ku hisap lidahnya dan sebentar kemudian giliran aku pula dihisap olihnya. Hisapannya membuatkan puting tetekku tegang dan pantatku mulai mengeluarkan air mazi. Tangan 'Din' kini minta dilepaskan, aku benarkan. Kemudian ku rasai tangannya meraba belakangku. Aku keseronokkan dan dengan itu aku lagi merapatkan badanku kepadanya. Ku tak sedari kedua tanganku merangkuli dilehernya. Tangan 'Din' terus memainkan peranannya. Ku tidak halang kerana apa yang 'Din' lakukan semuanya 'SERONOK'. Zip kainku 'Din' tarik kebawah dengan perlahan. Aku menolongnya dengan menanggalkan hook dibahagian depan. Kain ku terlambak kebawah. Kemudian tangan 'Din' meraba belakangku mencari hook bra. Ku lengkongkan badanku supaya memberi kesenangan pada 'Din' untuk membukanya. Tetekku yang telah tegang itu memudahkan braku terbuka. Setelah itu 'Din' memberhentikan ciuman dan mula mencium tetekku pula. Kini bibirnya telah 'dapat' puting tetekku. Dijilat putingku dengan hujung lidahnya. Ini membuatkan ku lagi seronok dan air maziku bagaikan aliran sungai mengalir keluar.<br />
<br />
Sedikit demi sedikit lidahnya merayau kebawah pula. Lubang 'pusat' pula menjadi sasarannya. Hujung lidahnya masok kedalam pusatku dan misainya yang lebat itu membuat kan kelazatan saperti makanan ditambah 'Aji no moto' Din membuatkan badanku 'menjerit meminta sesuatu yang tidak pernah aku impikan. Apabila lidahnya sampai diTundunku yang ditumbuhi bulu itu ku rasakan jarinya meramas mesra buntutku. Oh.......seronoknya. Tidak pernak aku rasakan selama ini. Ku tak sabar rasanya. Pantatku meminta sesuatu. Ku gembira kerana 'Din' fakam permintaanku itu. Jilatan pertamanya mengenai hujung biji 'kelentitku' ah...........alangkah sedapnya jilatan pertama itu. Olih kerana terlalu sedap aku tidak sedar aku telah membuka luas pantatku untuk memberikan laluan lidahnya yang kini memang ku tunggu tunggu. Kini permintaan dan jeritan pantatku telah dipenohi olih lidah 'Din'. Permainan lidahnya itu amat seronok dan tidak ada perkataan yang hendak aku samakan. Setiap sentohan bagaikan sentohan electric yang membuatkan aku makin sesak nafas. Dalam keadaan keseronokkan itu, ku terasa satu kejangan badanku. Ku mengeliat dan ku dapati 'Din' melajukan hisapan dan juga jilatannya pada kelentitku. Kini aku rasa pantatku saperti nak pecah dan ku tak sedar aku mengerang ah....ah.... dan kini aku telah climax. 'Din' masih lagi meneruskan jilatannya, ini lagi membuatkan seluruh badan ku rasa terbakar. seluroh pantatku 'basah'. Air mazi dan air lior 'Din' bercampor menjadikan keadaan pantatku begitu lembab sekali.<br />
<br />
"Din' bangun dan membawa aku kekerusinya. Aku terus duduk dan terasa amat lesu sekali. Sesekali bila tergesel biji kelentitku.....ia amat ngilu sekali. Kini ku tahu, aku telah kalah dalam permainan ini. 'Din' membongkok mengambil baju,bra dan kainku serta seluar dalamku. Ku nampak semasa ia mengambil seluar dalamku 'Din' mencuri menciumnya. Ku tahu dia memang seronok dengan bau pantatku. Dia membawa baju ku kepadaku dan mengatakan supaya aku memakainya semula. Dengan longlai aku memakainya. Ku tidak memakai seluar dalam ku kerana 'Din' telah mengambilnya. Aku minta seluar dalamku darinya, tapi 'Din' kata dia nak simpan sebagai kenangan.<br />
<br />
Setelah berpakaian aku keluar dan terus kebilik air untuk mengemaskan 'lipstick' ku. Aku terus dihantar pulang. Semasa menaiki keretanya aku berangan, alangkah bagusnya jika aku menjadi 'isterinya'. Orangnya baik dan 'pandai' pula ! Perhubungan aku dengan 'Din' semakin intim. Ramai dari gadis dipejabat itu iri hari dengan perhubungan aku itu.<br />
<br />
<b>Babak Keempat </b><br />
Petang ini adalah petang terakhir kerja lebih masa. Ku dapat rasakan bahawa tidak begitu lama kali ini kerana hanya menyusun semua kerja yang sudah siap. Ku rasakan sekejap sahaja sudah seminggu, ini kerana aku seronok berkerja dengan 'Din'. Selepas kerja aku sibok mengemaskan 'diri aku - menghias' ku pasti aku dapat lama bermesra dengan 'Din'. Tetapi 'Din' masih tiada dipejabat. Jam didinding telah menunjukkan pukul 6.00 petang. Semua orang sedang sibok menyiapkan kerja masing masing. Aku kebingongan kerana selalunya 'Din' yang memberikan aku kerja, tapi kali ini dia tiada !.<br />
<br />
Sedang aku membantu menyimpan fail yang sedah siap, tibatiba 'Hello, sorry kerana lambat !' Suara itu 'amat' aku kenali. 'Din' muncul dengan berbaju 'T' dan berseluar 'Levis'. Sambil berjalan bau harum minyak wangi 'Din' mengikuti belakangnya dan serentak dengan itu aku dapat rasakan suasana pejabat menjadi ceria semula. Hati ku gembira dan terus aku menuju kebiliknya dan bertanyakan apa lagi yang perlu dibuat. Sebentar kemudian 'Din' memanggil semua staff untuk mengadakan mesyuarat. 'Din' mengucapkan terima kasih dan berjanji akan mengadakan 'small party' untuk semua yang berkerja menolong menyiapkan kerja selama seminggu ini. Seterusnya 'Din' meminta ketua kerani dan aku tunggu sementara yang lain dibenarkan pulang. Ketua kerani pula meminta izin untuk balik cepat kerana urusan peribadi.' Hai, takkan lah malam jumaat ni nak mula awal?' gurau 'Din' dengan ketua kerani ku. Ku faham maksud nya itu. Semua orang ketawa dan ketua kerani ku pun turut senyum.<br />
<br />
Kini tinggal aku dan kesayanganku 'Din'. Lama juga dia meneliti semua kerjakerja yang telah siap tu. Hampir pukul 9 malam 'Din' keluar dari biliknya sambil tersenyum memanggil aku kedalam biliknya. Ku turuti dan terbayang aku peristiwa malammalam yang lepas perkara yang aku lakukan bersama 'Din'. Tiba didalam 'Din' memberitahuku bahawa kerja sudah siap dan mengajakku makan malam. Keretanya meluncur keluar dari kawasan pejabat menghala keKuala Lumpur. 'Nak kemana ?' aku bertanya. 'Ikut sajalah...kita 'makan' special malam ni'. Setiba dipersimpangan Jalan Ampang kereta kini menghala kesungai besi. 'Kita pergi kekajang makan satay'. Din memberitahuku sambil tangan nya mencubit mesra pipiku. Ku pegang tangannya dan membawanya kepehaku. Tak kusangka setibanya dipehaku, tangan nakal 'Din' terus mencubit 'tundun' ku. 'nantilah dulu...tak sabar.' 'Din' mereruskan mengosok tundunku. Ku dapat rasa kepanasan tangan nya. Kini ku letakkan tangan kananku diribanya. Dengan pantas 'Din' membawa tangan ku kebutuhnya. Ku faham, 'Din' telah naik nafsunya bila dia memainkan tuntunku dari tadi. Kini aku membalasnya pula dengan mergusap butuhnya dan sekejap sahaja butuhnya dah naik. 'Nah, keluarkan.' Pujuk 'Din' sepaya aku mengeluarkan butuhnya dari penjara seluarnya. Dalam keadaan itu fikiran aku terbayang bahawa aku akan laksanakan permintaannya kerana aku memang sukakannya dan aku cuba sedaya aku untuk membuatkannya suka padaku. Aku mempunyai rancangan untuk menjadikan 'Din' kesayanganku ini sebagai suami yang 'sah'.<br />
<br />
Kini aku melepaskan tali keledarku untuk memudahkan aku 'bermain' dengan butuh 'Din'. Ku buka tali pinggang kulitnya yang mempunyai emblem CD dan zipnya dengan perlahan. Sambil membuka itu 'Din' membetulkan tempat duduknya untuk mencari tempat yang selesa. Kini aku ternampak seluar dalamnya yang berwarna biru langit. Ku lihat butuhnya telah mula 'mengkal' dan deagan manja aku masokkan tangan ku kedalam seluar dalamnya. Hangat dan dimulut butuhnya telah basah. Mungkin air mazinya telah lama keluar sejak kami bercium tadi dan semasa tundunku diusap. Ku usap kepala butuhnya. Ini membuatkan din membawa kereta tidak 'constant' lajunya. Din meluaskan kangkangnya. Ku tidak sabar untuk melihat butuhnya. Telah lama aku idamkan butuh ini. Kini baru ku dapat. Akan ku layan butuh ini dengan baik dan akan ku berikan layanan yang istimewa diatas segala permintaannya.<br />
<br />
Dalam sinaran lampu 'dash board' kereta Accord itu aku kini mengeluarkan butuhnya dari seluar dalamnya, serentak dengan itu 'bau' butuhnya menusuk masok didalam rongga hidungku. Ku rasa bau itu sedap, dan membangkitkan nafsuku yang kini sedang membara dengan perlahan. Ku baring atas ribanya. Setelah keselurohan butuhnya keluar aku memulakan tugasku. Butuhnya tidak begitu panjang,tetapi 'tebal'. Kepala butuhnya saperti topi perang german dan berkilat. Ku mula menjilat kepala butuhnya dengan hujung lidahku, kemudian dikeliling kepala dan juga hingga kepangkal. Setiba dipangkal butuhnya, bulunya yang lebat dan 'thick' itu masok kedalam hidungku. Bau butuhnya semakin kuat dan menyemarakkan lagi nafsuku. Ku dapat rasakan pantatku mulai basah. Tangan kiri 'Din' pula memainkan buntutku. Hangat tangannya terutama bila dia membenamkan jarinya kealor buritku. Sesekali jari telunjuknya membenamkan dialor buritku. Ku semakin bernafsu. Ku membuat pusingan dengan lidahku dikepala butuhnya sambil menghisap mesra. Kepala butuhnya kesedapan dan mengeluarkan air mazinya. Semua itu habis ku hisap. Rasa suam apabila air itu melalui ruang dileherku. Kepala butuhnya licin akibat campura air lior dan air mazinya.<br />
<br />
Sambil menghisap batangnya, tangan kiriku meraba kontolnya. Ah.......... emm............ suara 'Din' menahan kesedapan. Kini tangannya menyelak kainku dan terus meraba buntutkt. Setelah lama, kini tangannya manyingkap seluar dalamku danterus mencari pantatku melalui alor buritku. Ku teruskan hisapanku, kini aku menghisapnya agak kuat sehinggakan pipi ku kempes kerana jarinya kini telah masikkedalam lubang buritku. Apabila tiba dikepala butuhnya aku mengeselkan dengan gigiku. Kaki 'Din' tegang menahan keseronokkan. Tidak berapa lama ku rasakan butuhnya membesar dan 'nah....hisap kepalanya...' suara 'Din' menyuruhku, serentak dengan itu ku tumpukan hisapanku dikepala butuhnya. "nah, 'Din' nak .....keluar' dan ku rasakan pancutan air maninya kedalam rongga mulutku. Pancutan kedua mengenai anak tekakku. Rasa hangat air mani 'Din' dapat ku rasakan memenohi mulutku. Semuanya pancutan air maninya ku hisap dan ku telan walaupun rasa itu amat anih bagiku. Aku rasa sedap dan ku teruskan juga hisapanku. Setelah itu ku rasakan kereta berjalan perlahan dan terus berhenti. Ku bangun dan lihat 'Din' berpeloh . Ku mengambil 'tissue' untuk mengesat bekas air mani yang terdapat dibutuhnya. Apabila tissue itu melalui kepala butuhnya ku dapat rasakan 'Din' mengeliat kerana ngilu. Ku kesat saperti ku mengesat bayi kecil. Sambil itu 'Din' mengusap kepala ku dan berkata 'pandai nah buat, kejap aja dah keluar' Ku senyum dan ku faham 'Din' puas dan suka cara aku menghisap butuhnya.<br />
<br />
<b>Babak Kelima</b><br />
Kini kereta 'Din' meluncur semula. Selang beberepa minit ku lihat papan tanda 'Selamat Datang kePort Dickson'. 'Kita tidor disini malam ni nah, penatlah rasa badan' Din memulakan perbualan setelah beberapa ketika untuk menhgilangkan penatnya. Sampai dihotel 'Ming Court' terus kami bersama menuju kemeja pendaftaran. Ku masih ingat lagi bilik no 234. Setelah minum di'Cafe' kami terus kebilik. Setiba dibilik 'Din'membuka semua bajunya dan terus kebilik air. 'Nah, mari sini' Aku melangkah terus kebilik air. Tiba dibilik air ku lihat 'Din' sedang berendam dalam Bath tub yang berwarna 'pink'.Ku selak curtain dan tangan ku terus di tarik dan aku dibawa kedalam bath tub. Habis baju ku basah. Kini 'Din' menolong aku membuka kesemua bajuku. Kini kami 'Berbogil' didalam bathtub. Air yang jernih itu jelas ku lihat butuh 'Din' yang bersih dan dihiasi dengan bulu yang lebat serta hitam. 'Din' mula menyabon belakangku dan setelah siap aku memusingkan badanku supaya bahagian hadapan pula disabun. Gerakan tangannya menyabon memberikan satu nekmat padaku terutama bila jarinya mencecah puting tetekku. Bahagian pantatku pula disabon. Olih kerana kelicinan sabon ku terasa jarinya menyelinap masok kedalam pantatku, geli dan seronok bercampor bila terkena hujung biji kelentitku. Burit ku disabon dengan baik dan kini semua anggotaku telah bersih dan bau sabon melekat dibadanku.<br />
<br />
Ku sambut sabon dari tangan 'Din' dan kini giliran aku pula. Ku mulakan dengan menyabon bahagian hadapannya. Dadanya mula ku usap dan ku lalui dengan sabon. 'Din' memejamkan matanya. Ku turunkan kebawah dan kini dibutuhnya pula. Bekas air lior dan maninya ku buang dan batangnya ku lalukan dengan sabon supaya bersih. Ku seronok mengentel butuhnya. Buahnya kini keras kerana kesejukkan. Kami membilas dengan air bersih sambil berdiri. 'Din' mula mencium pipiku dan aku mengigit manja cuping telinganya. 'Din' menyelak curtain dan mengambil towel putih untuk mengelap badanku. Setelah kering kami berjalan kekamar untuk memakai baju.Sementara aku menghias 'Din' menbuka briefcasenya untuk mengambil dokumen kerjanya. "Din' memulakan kerjanya.<br />
<br />
Setelah aku menghias diriku untuk menjadi santapan 'Din' malam ini, aku menuju kebalcony untuk menghirup udara laut. Angin sejuk membuatkan kulitku yang hanya berbalut dengan baju tidor terasa sejuk. Bintik disetiap bulu badanku timbul. Begitu juga puting tetekku. Ku memelok badanku untuk menghilangkan sejuk. 'Din'. Sejuk abgin diluar ni', Aku sengaja memanggilnya untuk mendapatkan pelokan 'Din'. 'Tunggulah....sekejap lagi..' jawapan 'Din'. Sebentar kemudian 'Din' menghampiriku dengan hanya berseluar pendeknya. Setibanya disebelahku, saperti yang aku idamkan, 'Din' terus memelokku dan masok kedalam baju tidorku. Kini kami berpelok dengan memakai satu baju sahaja. Kehangatan badan 'Din' amat terasa dibelakangku. 'Din' mencium pangkal tengkokku. Ku mengeliat manja, menunggu tindakan seterusnya. Tangan 'Din' yang memelok ku ramas sambil ku goyangkan badanku denganperlahan. Hidong 'Din' kini menjelajah keseluroh belakang badanku. Ku kegelian dan ku pusingkan badanku menghadapnya. 'Din' menyambutku dengan memberikan ciuman dibawah cuping telingaku. 'Din' memang pandai mencari tempat yang sensative dibadanku. Sambil mengigit cuping telingaku, "din' membisikkan sesuatu padaku, 'malam ni nak brapa kali...' 'Ikut rasa. Kita tengok siapa kalah malam ni, kalau kalah kena...' Belum sempat aku menghabiskan ayatku itu, mulutku telah disentoh dengan bibirnya. 'Din' mengigit lembut bibir atasku. Ku rasa bagaikan satu kejutan letrek keseluroh badanku. Setelah bibir atas ku digigit, dihisap, kini bibir bawahku pula digeromol, hanya caranya berlainan. Gigitannya kini menjadi liar, lidahnya pula memainkan dikeselurohan bibirku.. 'Din' kini menjadi hangat begitu juga bahagian tetekku dan pantatku. Kesejokkan angin sudah tidak ku rasai. Sambil kami hisap menghisap, "din' membawa aku kakatil. "din', tutup lampu...' aku menyuruhnya menutup lampu, ku kira agak ganjil 'membuat' didalam keadaan terang. 'Nanti tak nampak...' 'Din' menjawab sambil membuka baju tidor ku dan kemudian dia pula menanggalkan seluar pendeknya. Keadaan suhu 'bilik' memberikan kenyamanan pada badanku yang tidak ada seurat benang pun yang menutupinya.<br />
<br />
'Din' menyuruh aku 'keatas', kini keselurohan badanku mencecah badan 'Din'. Bulu pantatku dan bulu butuhnya bertemu. Kehangatan butuhnya dapat kurasakan walaupun masih belum 'bangun' lagi. 'Din' mencium seluruh mukaku dan gigitan ditelinga amat disukainya. Aku juga turut seronok. Kini bahuku pula digigit dengan perlahan, gigitan tiu mengetarkan keselurohan badanku. Kini baruku tahu disitu 'switch' badanku. Gigitan demi gigitan, air maziku pun turut bersama mengikut alunan gigitan 'Din'. Aku ingin mengatakan sesuatu pada 'Din' , tapi keadaan keseronokan itu menyebabkan fikiran ku terapong dan khayal. Tangannya yang suam panas itu mula memecal buntutku yang bulat dan sesekali jari nya mencuri dan mengetok pintu lubang buritku. Ku kegelian serta seronok. Keadaan ini menambahkan kegairahanku. Ku kini tidak tahan dengan permainan 'Din'. Ku tak sabar untuk menikmati selanjutnya. Ku kini menjadi ganas saperti harimau membaham mangsa. Ku jilat keseluruhan dadanya serta ku gigit puting teteknya yang kini sudah membesar saperti beras 'siam'. 'Din' memejamkan matanya, hanya tangannya yang memainkan peranan menyemarakkan nafsuku. Mulutku ku turuni kebawah, kini dipusatnya. Tiba disitu 'Din' mula mengerang em...........mungkin pintu berahinya kini telah terbuka luas. Ku turuni lagi hingga kebulu butuhnya. Ku jilat bulunya dan gigitanku dibulunya menambahkan selera aku untuk menjamah butuhnya. Saperti biasa bau butuhnya kini menyelubungi hidungku. Amat memberahikan aku. Sudah beberapa kali aku rasakan air maziku mengalir, saperti aliran period yang sudah masok hari kelima. Kini kurasakan butuhnya mulai bangun dan membesar, kepala butuhnya kian berkilat kerana pembesaran itu. Hujung jari kakiku kini mencecah lantai. Kedudukan ini memberikan keselesaan bagi ku untuk bermain dengan butuhnya. Kali ini aku akan kalahkan 'Din'. Akan ku belai butuhnya dengan segala pengetahuan yang aku ada. Akan ku persembahkan 'permainan'yang excelent demi untuk memenangi hati 'Din' kesayanganku.<br />
<br />
Tidak saperti biasa, kini aku mulai dengan kontolnya. Ku buat pusaran dikeselurohan kontolnya dan sesekali hujung lidahku mencari lubang buritnya. Setiba disitu biasanya 'Din' akan mengangkatkan buntutnya untuk menahan rangsangan berahinya. Sambil jari jemariku mengurut butuhnya, bibirku berganding bahu dengan lidahku menikmati juadah kontol dan lubang buritnya. 'Din' kini sudah mula mabok nafsu dan ku dapati benteng ketahanan nafsunya kini kian pudar. Tanpa ku sedari tangannya memegang kepalaku dan membawanya kekepala butuhnya. Ku faham, 'Din' dah tak tahan lagi. Mungkin kepala butuhnya minta diusap dan dihisap.<br />
<br />
Sebagai 'Raja' dengan rakyat, aku menjunjung duli. Sebelum aku mulai, tangan sebelah kiriku memasokkan jari telunjuk kelubang pantatku yang basah, dan seterusnya ku majukan hemuka 'Din'. Dengan pantas 'Din' menyambut dan terus memasokkan jariku itu kemulut dan terus menghisapnya. Ku peramati cara 'Din' menghisap, mengkin ia menyuruhku menghisapnya dengan cara itu atau lebih imeginative. Jariku tidak dilepaskan dari mulutnua. Kini 'Din' bangun untuk mencapai buritku. Ku buka luas pehaku. Setelah tangan nya sampai kelubang pantatku, aku terus mulai acara ku.<br />
<br />
Dalam keadaan 'rukuk' itu memberikan aku kebebasan untuk membelai butuh 'Din'. Begitu juga secara langsong memudahkan jari 'Din' meneroka keduadua lubang pantat dan buritkau yang kini menunggu dan tersdia. Ku mulai dengan bahagian pangkal butuhnya, gigitan petama ku menyebabkan aliran darah kebutuhnya saperti ombak - keras dan tersentak ! Tapi setelah itu ku pujuk dengan memberikan jilatan dikepala butuhnya. Air mazi dihujung butuhnya kini melelih kepangkal lidahku. Ku hirup. Keliling kepalanya ku jilat dan ku hisap. Aku sangat suka bermain dengan kepala butuhnya. Keras dan panas. Kali ini akan ku cuba untuk memasokkan keselurohan butuhnya didalam mulutku. Mulanya ku cuba memasokkan sebahagian dari butuhnya. Ku keluarkan semula sambil mahu menghisapnya. Setiba dikepala butuhnya aku sengaja mengenakan gigi depanku. Perbuatan ini memang disukai olih 'Din'. Selalunya bila gigiku mengenai krpala butuhnya 'Din' akan mengangkatkan ponggongnya dan seterusnya mengusap kepalaku. Ku ulangi perbuatan itu. Suara ngerangan 'Din' kini lantang ku dengari. Lanyas aku memasokkan keselurohan butuhnya kedalam mulutku. Apabila bibirku mencecah pangkal butuhnya, ku rasai Kepala butuhnya mencecah sama anak tekakku. Mulanya aku nak muntah. Tetapi kegairahan ku telah membuatkan geseran kepala butuhnya dengan anak tekakku kian compromasi. Kini suara 'Din' berbunya' nah....lagi....' Ku rasa kepala butuhnya sudah membesar. Lantas ku keluarkan dari mulutku. Ku tidak mahu 'Din' keluar terlalu cepat. Aku bangun dan mensari mulut 'Din'. Kami berkucup dan terasa pantatku ditujah butuhnya. Ku berharap dengan cara ini membuatkan pancaran air maninya tertunda.<br />
<br />
Dengan pantas 'Din' melongsorkan badanya kebawah supaya pantatku mencecah mukanya. Mungkin olih kerana nafsunya telah memuncak, ku rasakan lidahnya masok kedalam lubang pantatku agak kasar. Ini ku biarkan, ku tahu 'Din' memang gemar menjilat dan menghisap pantatku. Biji kelentitku pula menjadi tumpuan lidahnya. Air maziku yang banyak itu lagi membangkitkan nafsu 'Din'. Kedengaran olih ku bunyi yang lucah bila 'Din' menghisap dan memasokkan lidahnya kedalam pantatku. Aku mulai khayal hasil dari perbuatan 'Din' yang nakal itu. Jarinya bermain keluar masok didalam buritku dengan dibantu olih air maziku dan air liornya. Ku keseronokkan dan ku rasa jika perkara ini diteruskan ku akan climax. Belum sempat aku menarik 'Din' keluar dari lubang pantatku, Ku rasakan 'Din' sudah melakukan nya dahulu. Sungguh pandai ! Kini 'Din' menelentangkan aku. Aku memberikan pertolongan. Pehaku ku buka bila 'Din' bersedia untuk memasokkan butuhnya kedalam lubang pantatku. Inilah kali pertama 'Butuh' memasoki dalam pantatku. Ku akan layani butuh 'Din' saperti yang aku janjikan. 'Din' membetulkan 'position'nya. Sambil tangan kanannya menghalakan butuhnya kemulut pantatku, tangan kirinya menampong kedudukannya supaya tidak menghempapku. Setelah hujung butuhnya mencecah mulut pantatku, 'Din' melepaskan tangan kanannya dan terus memelok aku dan hujung jarinya memaut bahuku. Ku faham, 'Din' tidak mahu aku bergerak, ini mungkin memudahkan butuhnya masok. Air mazu kami bercantum dan memberikan kemudahan untuk butuhnya masok. Ku rasakan kepala butuhnya yang panas itu telah berada dimulut pantatku dan sedikit demi sedikit kepala butuhnya meneroka masok. Kini kurasakan 'Pedih' dilubang pantatku. Kini ku sedar bahawa 'Dara' ku akan di ambil olih 'Din'. Ku mengerang kepedihan. Layaran 'Din' membuatkan kepedihan itu dapat ku tahani. Pelayaran 'Dun' diteruskan. 'Din' memgemaskan pelokkannya. Mulutnya kini mencari lidahku. Setelah lidahku dijumpai, hisapan dimulakan dan aku dibuai kesedepan. Sedang aku menikmati hisapan itu, butuh 'Din' maju dan ku rasa amat pedih dan terasa ada halangan untuk butuhnya maju lebih dalam lagi. Tapi 'Din' tetap maju. Akhirnya kepala butuhnya menembusi daraku. Apabila ini berlaku ku rasakan saperti robek pantatku. Pelohku terasa sejok dan ku pelok 'Din' dengan kuat. 'Din' memberhentikan hayunan butuhnya. Hanya sebahagian butuhnya yang telah masok. Kini 'Din' mengeluarkannya semula. Keadaan ini memberikan ku kelegaan semula. Sambil senyum 'Din' mencium dahiku. Mungkin 'Din' berterima kasih pada ku kerana babak itu telah berlalu dan 'Din' yang memilikinya. Aku memandang mukanya dan membisikkan kepadanya. 'Din, nah nak.....' 'Din' senyum lagi,kali ini dia bangun dan mencium tundunku.<br />
<br />
Kedudukannya diperkemaskan dan aku juga membantu. Sedikit demi sedikit butuhnya masok semula kedalam lubang pantatku melalui benteng yang baru pecah. Masih juga ku rasakan kepedihannya. Setibanya didasar pantatku, 'Din' menarik dan masok dengan alunan yang amat sedap sekali. Ku dapat rasakan kepala butuhnya yang keras itu melalui lubang pantatku dan ku tahu dimana kedudukan kepala butuhnya didalam pantatku. Ku rasakan pantatku penoh dan membesar kerana memberikan ruang untuk butuh 'Din'. Alunan kini mulai laju dan sesekali bila didasar pantatku, 'Din' cuba memasokkan butuhnya hingga habis. Ku lawani dengan mengigit butuhnya dengan mulut pantatku. Gigitan pantatku ini membuatkan 'Din' lemas dan mengerang em.......... em................. diikuti dengan tarikan nafas panjangnya saperti orang kelemasan. Aku pun saperti itu juga. Pantatku kini telah biasa dengan alunan 'Din' itu. Kami telah bersefahaman. Setiap alunan 'Din' aku ikuti dengan gigitan samaada semasa masok atau keluar. Kini 'Din' mengubah variasi kedudukan, aku diatas dan dia dibawah. 'Din' mengajar aku ' Women dominant...' katanya. Ku rasa aneh pada permulaannya kerana kedudukan ini selalu aku lakukan semasa dibilik air. Setelah kedudukan diperkemaskan, aku mulai memasokkan butuhnya dan kali ini aku menjadi kemudinya. 'Din' hanya menentukan pelayaran kami tidak terganggu. Ku mula membuat 'turun' naik. Semasa aku membuat acara 'naik', ku dapati 'Din' terangkat sama. Ku rasakan cara ini 'Din' dapat menikmatinya dengan sepenohnya. Dalam keadaan itu 'Din' mencium dan menghisap tetekku dan setelah puas menghisap dia meramas pula tetekku dengan memberi tumpuan gentelan kepada puting tetekku. Rambutku yang panjang itu mencecah dadanya dan sesekali meliputi mukanya. Dalam keadaan itu rambut saperti kena angin pantai kerana hembusan nafas 'Din' yang agak kencang. Keadaan kami telah berpeloh, terutama disekitar buntutku dan juga dilurah dadaku diantara dua 'bukit' kesayangan 'Din'. Ku layani 'Din' dengan rapi, kemutan pantatku ku buat bila kepala butuhnya tepat pada tempat kemutan yang kuat. 'Din' mengerang agak kuat bila perkara itu aku lakukan dengan berulang. Ku juga mengerang sama terutama bila butuhnya sampai kedasar pantatku, bila butuhnya ku tarik keatas dengan pantatku, ku amat keseronokan bila biji kelentitku mengenai pada kepala takoknya. Ku rasakan masa itu aku ingin lama berkeadaan itu, sementara 'Din' pula inginkan perbuatan keluar masok itu diperderaskan. Walau bagaimanapun kami compitable. Permainan kami tidak berat sebelah. Kami berdua sama rasa keseronokkan dan kesedapan. Kakiku mulai penat, namun keseronokan dan kesedapan butuh 'Din' memberikan 'tenaga' kepaka operasiku. Kini 'Din' menyuruhku melunjurkan kakiku, keadaan ini membuatkan pantatku rapat dan agak susah juga untuk aku membuat operasi 'keluar' masok itu. Sapertiku katakan 'Din' memang pandai, dia pula membantu menbuat tolakan keatas bila aku membuat operasi kebawah. Kami berbuat saling membantu. Ku lihat 'Din' kini memelok ku dengan kuat dan nafasnya kian pantas saperti kuda kepenatan. Peloh jantan dibadan 'Din' kini dimerata dadanya. Dimukanya pun turut berpeloh. "nah, din ........' serentak dengan itu aku rasakan ledakan air maninya memancut didalam pantatku. Panas air maninya kini memenihi ruang pantatku. Setiap pancutannya dapat kurasakan. Sambil memancut itu 'Din' mengeliat dan hembusan nafasnya saperti nafas kuda. Tangannya erat memelok badanku dan hayunan buntutnya keatas dan kebawah dilajukan dan aku tidak bolih melawan hanya megemot pantatku dengan kuat. Akhirnya hembusan nafasnya reda. Didalam pantatku, ku dapat rasakan bila pergerakan dilakukan kepala butuhnya menjadi besar. Kini ku mengerakkan buntutku keatas, dia mengerang kerana ngiliu dikepala butuhnya. Sambil itu ku kucupi mulutnya, 'Din' menyambut dengan rakusnya menyebabkan aku lemas.'Din', nah belum lagi...... nah... hendak.. lagi...' bisikku ditelinganya. Dalam keadaan terang itu dapat aku melihat 'Din' senyum kerana kepuasan. 'OK,... tapi tunggu sekejap... penatlah..' 'Hai,...tak kan baru satu.......' belum sempatku habiskan ayatku itu 'Din'telah mencubit buntutku yang putih itu. Keadaan itu membuatkan aku terangkat dan butuhnya terkeluar dari lubang pantatku. Kini aku baring sebelahnya dan mengereng menghadapnya.'Penat....?' 'tak.... sedap.....' Jenakanya masih tidak hilang walaupun dalam keadaan itu. Ini yang aku sayang padanya. Inilah identiti 'Din'. Gurauannya tetap ada walau dimana dan dalam keadaan apa pun.<br />
<br />
<b>Babak Keenam</b><br />
Desakan nafsuku tidak dapat ku tahan, ku gigit telinganya dan menjilat dibahagian dalam telinganya. Tanganku kini mencari butuhnya. Ku gosokkan kepala butuhnya dengan tapak tanganku. 'Din' kegelian dan terus menyambar dan memelokku. Tanpa berbicara 'Din' terus memulakan langkahnya. Kini 'Din' diatas badanku. Peloh badanya menitis diatas dadaku walaupun pendingin udara yang kering itu sesejuk 70 darjah F. Leherku dijadikan sasaran diperingkat awal. Ku keseronokkan dan aku memejamkan mataku dan mungkin masa itu mulutku terganga kerana kegelian dan seronok. Keduadua tangannya memainkan peranan dengan baik. Ku kini lemas. Pantatku mula berair semula dan keseluruhanbadanku 'meminta' dari 'Din'. Nafsukan kian memuncak dan tidak dapat ku sabari. Muka 'Din' ku tarik kebawah supaya misai dan lidahmya mencecah pantatku. Tiada halangan daripada 'Din'. Saperti biasa kesukaan 'Din' dan keseronokkanku dipenohi. Jilatan dan hisapan 'Din' menyebabkan aku nak 'sampai'. Tapi 'Din' tidak mahu perkara itu terlalu cepat.<br />
<br />
'Din' mengangkat kaki ku agak luar biasa kali ini. Butuhnya kini tidak mahu pantatku lagi, tetapi lubang dibawah pantatku - buritku! Air maziku yang melimpah keluar itu membantu kemasokkan kepala butuhnya kelubang buritku. Ku tak pernah rasai sesuatu memasoki kedalam buritku, hanya 'keluar'. Sambil butuhnya membuka lubang buritku, mukanya dibongkokkan supaya dapat memandang butuhnya yang kini memasoki lubang buritku. Kesakitan telah mula ku rasai diburitku. Ku menolak butuhnya keluar , tetapi 'Din' tidak berganjak dengan tujuannya. 'Buka lagi nah...,tak pa kejap lagi....' dalam masa yang sama 'Din' meneruskan majunya. Ku rasa buritku akan carik kerana butuhnya yang besar itu masok. Fikiranku mengimbas balik tujuan ku terhadap 'Din'. Ku perlu menolongnya walaupun sakit yang amat sangat ku hadapi. Ku buka lubang buritku dengan melakukan saperti ku berak. Akhirnya kepala butuhnya masok dan ku dapat rasakan kehangatan kepala butuhnya didalam buritku. Setelah kepala butuhnya masok, 'Din' mula memelok dan meletakkan tangannya dibahuku supaya badanku dapat dikawalnya. kakiKu kini telah mencecah bantal dikepalaku. Keadaan ini memudahkan butuhnya masok terus kedalam lubang buritku. Sedikit demi sedikit butuhnya masok kedalam buritku. Setelah separoh masok kini ku rasakan kenikmatan pula. 'Din' tidak memasokkan sampai habis, tapi ditariknya semula dengan perlahan dan memasokkannya semula apabila kepala butuhnya tiba dimulut buritku. Alunan ini dilakukan berulangkali untuk mendapatkan penyesuaian buritku. Kini buritku telah sanggup untuk menerima kesemua butuh 'Din', 'Lagi...din' bisikku ditelinganya walaupun kesakitan masih dirasai. Serentak dengan itu 'Din' terus menghayun butuhnya dengan rentak yang laju sedikit. Keadaan ini saperti kali pertama butuhnya masok dalam pantatku. 'Din' memang pandai memantat dan memujukku. Kini kesemua 'lubangku' telah diterokai - mulutku, pantatku dan kini buritku..<br />
<br />
Agak lama juga 'Din' memantat buritku. Aku khayal dengan 'pelayaran' din. Sedang ku berkhayal, 'Din' mencabut butuhnya dan memasokkannya kedalam pantatku pula. Geselan kepala butuhnya kena pada biji kelentitku yang memang lama menunggu disentoh. Sentohan ini menyemarakkan berahiku dan ku tidak tahan tunggu lebih lama lagi. Bara berahiku kini telah marak dan akan segera aku 'bakarkan'. Ku mencabut butuhnya dan aku pula naik keatasnya. Giliran aku pula. Ku mencangkong diatas butuhnya dan aku mulakan rentak pilihan aku. Rentak ku berlainan dari rentaknya. Ku pilih rentak agar biji kelentitku tetap bergesel dengan butuhnya disetiap alunan. "din... nah..... nak....... oh....... oh.........' ku mengeloh dan mengerang bila rentak pilihanku itu 'on time and the right place' emmmmmm..........emmmm.....ku sunggoh tak tahan. Ku rasakan ledakan didalam pantatku dan badanku mengigil serta peloh sejuk ku rasakan. Dalam keadaan itu 'Din' membantu ku dengan mengalunkan dari bawah. Ku mengeliat dan kini telah tiba 'waktu'nya yang selama ini aku tunggu tunggu. Serentak jeritanku , ku pelok 'Din' dengan kuat dan ku gigit dadanya nya untuk 'melepaskan' climax ku. Ah........ah............... 'Dinnnnnnn, dinnnnnnnnn......... ku menjerit keseronokkan. Kini ku rasakan dunia ini amat lapang sekali. Tak pernah ku rasakan saperti ini didalam hidupku. Sekarang baruku tahu apa ertinya 'CLIMAX'................... Pengalaman 'indah' ini telah ku dapati melalui 'Din' kesayanganku. Setelah reda , ku mencium 'Din' dengan sepuas hatiku sambil barkata melalui bisikanku ' Din, nah seronok dengan 'Din'.... nah nak 'Din' selalu DALAM nah' Din memandangku dan menganggokkan kepala nya sambil mengucupi dahi ku. Kini ku baring diatas pundaknya dan dapat ku dengari degupan jantungnya ........... Ku tak sedar bila ku terlena.......... KU PUAS....<br />
<br />
<b>Babak Ketujuh</b><br />
Sejak peristiwa diMing Court Port Dickson itu, setiap kali aku berjumpa dengan 'Din' aku akan melakukan persetubuhan 'Haram'. Dalam keadaan aku datang bulan pun 'Din' tidak peduli. Tak bolih lubang pantatku, lubang buritku dimasokinya. Perbuatan menghisap butuhnya adalah satu kepastian bila kami berjumpa. Walau bagaimanapun aku seronok dengan 'Din'.<br />
<br />
Saperti janji 'Din', Party dihujung minggu ini akan diadakan dirumahnya di Ampang Jaya. Pukul lapan malam semua kakitangan yang berkerja lebih masa dulu datang. Tidak ketingalan aku. Semasa party itu aku saperti tuan rumah. Segalanya aku yang merancangkan. 'Din' sibok melayan tetamu. Kedapatan juga kawan 'Din' yang aku tidak kenali saperti 'Borhan', Hamidi, dan juga 'Sulaiman'. Kawannya itu semuanya oficer. Bagi gadis pejabatku yang masih bujang tu, sibok melayan kawan 'Din'. Namu aku tidak peduli kerana aku sudah ada 'Din' kesayanganku.<br />
<br />
Setelah hampir jam dua belas malam seorang demi seorang balik. Kini tinggal 'Din', aku, 'Borhan' bersama kenalan barunya 'Normah dan 'Hamidi' bersama 'Melati'. Kami berenam masih lagi menjamu makan dan juga menari. Setelah jam pukul 1.00 pagi muzik diperlahankan dan kami semua berkumpuk diruangan tamu yang telah dipadamkan lampu untuk berbual.<br />
<br />
Sebentar kemudian 'Din' kebiliknya dan bila turun 'Din' membawa botol yang lehernya panjang berwarna hitam. Ku tahu botol itu ialah 'Air Setan' 'Din' menyuruhku mengambil glass didapornya. Kuturuti dan kini semua gelas telah diisikan dengan air setan. 'Din' mengambil satu persatu dan diberikan kepada semua termasoklah aku. 'Selamat untuk semua...' 'Din' mengangkat gelasnya dan diikuti olih 'Borhan' dan 'Hamidi'. Kami yang perempuan terpaksa ikut kerana sudah bersama. Sedikit demi sedikit keadaan menjadi bingar.<br />
<br />
Ku tidak sedar bila kawan yang lain telah balik, cuma yang tinggal "din' , aku, Normah dan Hamidi. Ku lihat Normah sedang mengeromol Hamidi dan "din' sedang seronok melihatnya. Aku diam sahaja. Aku rasa malu nak 'joint' dia orang. Tiba-tiba aku lihat 'Din' bangun dan membuang seluar bajunya. 'Din' kini telah telanjang bulat. 'Din' terus masok dalam arena Normah dan Hamidi. 'Din' mulakan tugasnya menanggalkan baju Hamidi, kini Hamidi pula berbogel. Selepas itu giliran Normah pula. Inilah pertama kali aku melihat persetubuhan ''RealAudioVideo" and live.<br />
<br />
Mulanya aku marah juga kerana 'Din' kesayangan aku nak membuat sex dengan orang lain. Cemburu aku meluap dan aku kini memikirkan apakah yang perlu aku lakukan. Setan mula memberikan buah fikiran. 'Baik aku masok sekurangnya 'Din' bolih aku control dari bersetubuh dengan orang lain. Jadi aku akan bersetubuh dengan 'Din" Aku menghampiri 'Din' dan rupanya 'Din' menyuruh aku melihat sahaja. Mungkin 'Din' tidak mahu aku campor. Mungkin juga 'Din' sayang aku ?<br />
<br />
Kini dua orang melawan satu. 'Din' mencium pantat Normah sementara Hamidi mengucupi mulut Normah. Kini mereka bertiga sibok dengan tugas masing-masing. Kini ku lihat Hamidi bangun dan menelentangkan Normah. Lalu butuhnya masok kedalam pantat Normah. Ngerangan Normah kedengaran olih ku. Ku lihat butuh Hamidi panjamg dan besar. 'Din' pula memberikan butuhnya supaya dihisap oilh Normah. Hayunan Hamidi membuatkan pantatku berair. Ku mula tak tahan, ini ditambah pula dengan dorongan 'Air Setan'. Setelah kian lama Hamidi mengeluar masokkan butuhnya kepantat Normah, maka dicabutnya dan kelihatan berkilat butuhnya oilh sinaran lampu. Ku jadi gelisah. Kini Hamidi baring dan Normah pula diatas. Keadaan ini menyebabkan aku mengingatkan bagaimana aku disetubuhi olih 'Din'. Tanpa ku sedari tangan ku mulai meraba pantatku. Ku masokkan tangan ku kedalam seluar dalamku. Ku mela mengentel biji kelentitku dan aku khayal sejenak. Sedang aku berkhayal, ku lihat 'Din' mula bangun dan menghalakan butuhnya keburit Normah. Normah mengerang. Kemudian 'Din' mencangkong dan mula memasokkan jarinya kedalam burit Normah. Satu, dua jari 'Din' masok. Kini Normah sudah bersedia untuk menerima butuh 'Din'. 'Din' bangum dan menghalakan butuhnya pada burit Normah, kali ini 'Din' memegang butuhnya untuk membantu memasokkan butuhnya kedalam burit Normah. Ahhhhhhhh, jerit Normah bila kepala butuh 'Din' mula menyelinap dalam buritnya. Aku seakan terasa butuh 'Din' masok kedalam lubang buritku. Keadaan ini membuatkan aku GILA nafsu. Ku cucuk jari basahku kedalam lubang buritku, ku anggap jariku itu butuh 'Din',namu tidak saperti butuh "din' besar dan panas. Namu aku gerudi juga lubang buritku sambil memejamkan mataku membayangkan butuh 'Din'.<br />
<br />
Kini 'Din' menghayunkan butuhnya didalam pantat Normah. Ku lihat kedua-dua butuh masok keluar mengikut irama, bila masok kedua-dua butuh masok, satu lubang pantat dan satu lagi lubang burit. Kini aku bangun menuju kearah 'Din'. Aku tak tahan. Aku mencium bibir 'Din' dan disambut baik olih 'Din' Aku membuangkan bajuku dan juga braku. Putingku yang dari tadi dah tegang kini aku membawanya kemulut sayangku 'Din' Ohhhhhhh, alangkan lapangnya bila impian ku dipenohi. Aku dapat dengan bunyi air pantat Normah bila kedua butuh masok keluar dikeduadua lubang Normah. Bunyi suara Normah, Hamidi serta kami 'Din' dan aku membuahkan satu irama yang menambahkan nafsu berahiku....... Oh........, Ahhhhhhhhhh, Emmmmmmmm ngerangan Normah.<br />
<br />
Sedang aku ashik dengan sedutan mulut 'Din' pada puting tetekku, aku terasa benda keras diburitku. Keseronokkan itu menyebabkan aku tidak menghiraukan apa yang menujah dari belakangku. Seketika pula aku dapat rasakan seluar dalamku dilorotkan kebawah dan serentak dengan itu aku rasakan benda panas dan basah diburitku. 'Din' melepaskan mulutnya dari puting tetekku, kini aku menolih dan Hamidi telah dibelakangku. Dia menyuruh aku rukuk dan menguakkan kakiku supaya mengangkang lebih luas. Kedudukan aku begitu menyebabkan lubang buritku ternganga. Hamidi mula memasokkan butuhnya kedalam lubang buritku. Dalam keadaan rukuk itu aku dapat lihat jelas butuh 'Din' keluar masok dalam burit Normah. Kini aku dapat menikmati dua dalam satu masa. Buritku masok butuh dan mata ku melihat dengan dekat butuh 'Din' dan burit Normah. Kini aku dapat bayangkan bagaimana buritku dimasoki butuh. Air pantat Normah menitis dan 'Din' mula melajukan hayunannya. Tidak pernah aku mengalami keseronokan begitu. Butuh 'Din' kini mengembang dan aku agak 'Din' nak memancutkan air maninya, dan dengan cepat aku menarik butuhnya keluar dan ku gemgam dan terus air maninya keluar dengan pancutan mengenai mukaku. Bau air mani 'Din' memang aku seronok. Kini aku bangun dan mengeluarkan butuh Hamidi. Aku pelok 'Din' dan mengucup bibirnya, aku mahu butuh 'Din' dalam buritku pula.'Din' faham dan 'Din' membaringkan badannya ke carpet. Butuhnya ku kesat dan mula aku menghisapnya, kini butuh 'Din' telah mula bangun. Ku kangkang luas dan hujung kaki ku kini telah bersebelahan dengan muka ku. Keadaan ini memberikan posisi yang baik untuk butuh 'Din' masok kedalam buritku. Butuh 'Din' kini telah mencecah lubang buritku. Ku pelok 'Din' dan keadaan itu membuatkan butuhnya terus menjunam masok kedalam buritku, Ahhhhhhhhhh...ku rasai amat seronok. "din'.....lagi...lagi kataku. Melihat itu hamidi datang menghampiriku. Dia meletakkan butuhnya kemukaku, olih kerana seronok aku tidak ingat butuh itu telah masok kedalam buritku....ku hisap dan keseronokkan membuatkan aku lupa segala bau dan...... Ledakan air mani 'Din' membuatkan aku gatal pada biji kelentitku, ku cabut dan masokkan kedalam pantatku, walaupun kini butuh 'Din' mulai kecil namun yang pasti dia berada didalam pantatku. Dalam hatiku berkata, kalah juga aku.<br />
<br />
Kami semua baring kepenatan. Aku baring atas perut 'Din' dan pipiku mengenai butuh 'Din'. Hamidi pula baring sebelah Normah. Sambil itu aku mengeselkan pipiku pada butuh 'Din' sesekali butuh 'Din' bergerak, mungkin kegelian dan seterusnya tangan 'Din' membelai rambutku.<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-4831226976800210062012-06-28T08:53:00.000-07:002012-06-28T08:53:02.480-07:00Projek Haram Di Dusun Durian<br />
Ceritanya begini..... sesudah baru tamat mengambil peperiksaan SPM aku pun mulalah carik kerja kat kilang. Dapatlah aku kerja sebagai operator. Kena pulak aku dtempatkan kat Assembly, pergh... ramai awek.... Masa tu rapatlah ngan sorang awek nama Zarina. Hari hari la aku dok melakukan pengusyaran.. Cute giler cakap lu hehe... kulit putih, body pun cukup ngam untuk melasak kan konek aku ni.. tapi awek di bertudung siut. Kekadang tu aku sajalah buat trik kotor nak mengorat dia... Bila kerja shif malam aku selalu gak beromen ngan dia. Tapi dia ni takda experience langsung, terpaksalak aku ajar cemana nak kulum lidah hehehe.<br />
<br />
Satu hari aku ajaklah dia pi makan buah durian kat dusun bapak aku.. dia pun setujulah. Memandangkan dia duduk bujang, senanglah aku nak jemput dia.Masa tu aku belasah motor bapak aku laaa. Suzuki RC 100 bapak aku... Petang tu aku jemput dia.. Aku dah planning baik punya strategi. "Ina, nanti kiter pergi dusun petang petang sikit yer." Aku bagitahu dia. Dia senyum ajer macam tahu lak maksud aku.<br />
<br />
Lebih kurang dah berjaya bodek belanja makan ngan tengok wayang.. petang tu pukul 2 petang aku pun bawaklah Ina pi dusun tu.. Dusun tu line memang clear.. tengah dusun tu ader satu pondok jaga durian bapak aku yang buat... ader tilam sekali pasal aku pi jaga durian kalau kerja shift siang. Sampai ajer kat sana... aku pimpin tangan dia pergi kat pondok tu. "Ina jom kiter pergi bawah sana kot kot ader durian jatuh" Ina pun ikut sahaja belakang aku.. masa tu aku peluk pinggang Ina dan sesekali aku meraba punggung Ina yang padat tu... dia diam ajer. Konek aku sebenarnya memang dah tegang mencanak canak semasa Ina masuk kat dusun tu. Aku nekad dah... hari ni aku mesti taji minah ni. Rugi lah aku kalau tak merasa cipap dia hari ni. Masa sedang leka carik buah durian, aku gi dekat Ina dan terus memeluknya dari belakang, Ina menjerit manja... sambil tu aku meramas-ramas buah dada Ina.. aku rasa besar jugak buah dada dia ni.. "hmmm... keras la buah dada Ina" kataku sambil berbisik kat Ina... aku terus meramas dengan lebih serius lagi sambil aku membuka tudung Ina..Aku cium tengkuk Ina samapai dia lembik. Konek aku perghhh! Cerita banyak tak guna.. korang pun mesti tahula kan.<br />
<br />
Aku ajak Ina lepak kan pondok pasal aku dah tak tahan nak pancut. Sampai ajer kat pondok aku terus bukak seluar dan baju aku.. hehehe... Ina ketawakan aku.. aku tarik Ina kat tilam.. aku baringkan dia dan aku romen giler sambil aku aku lucutkan pakaiannyer... Susah jugak nak bogelkan minah ni.. melawan... kaki menendang nendang macam kuda.. aku tak kira.. aku buat slow slow... setelah aku berjaya membaraikan colinya aku terus menghisap dan menggigit putting tetek Ina yang comel tu.. aku nampak badannyer terangkat angkat menahan sedap.. sambil tu tangan aku meraba cipap Ina yang masih di baluti ngan seluar dalamnyer. Aku tengok Ina dah hampir tak sedar diri menahan kesedapan.. aku pun cuba membuka seluar dalamnyer.. Perghhhh.... tu dia... terserlak sekeping cipap yang cukup tembam untuk hidangan aku hari ni... aku memegang cipapnyer... berlendir Gilerrr....... Semasa aku menghisap teteknyer yang tegang itu aku terus menjilat pusat dan seterusnyer aku menghalakan muka ku ke cipapnyer. Aku terus menjilat cipapnyer yang masih dara itu dengan lahapnyer... aku mengangkangkan sedikit kakinyer untuk melihat lebih jelas lagi cipap Ina. Peh, tembamnyer. Bulu cipap Ina halus dan aku percaya pantat Ina ini masih belum berusik lagi. Aku terus menjilat hingga air Ina banyak keluar dan punggung Ina terangkat angkat bila aku menjilat dengan lebih kasar sikit.<br />
<br />
Dan setelah puas menjilat kini giliran dia pula untuk mengulum konek aku…'Hisap batang abang sayang" pinta aku pada Ina... Ina terus menganggukkan kepala dan aku berbaring... Ina mengusap batang aku perlahan lahan dan memainkan telo ku dengan jarinyer... kepala konek aku dah berair ngan air mazi akibat urutan lembut tangan Ina tadi.. Aku tengok muka Ina masa tu memang penuh bernafsu.. Dia menggenggam batang ku erat erat dan menggoncangkannyer perlahan lahan... Arghhhhhhhhhh ssssssssssssssss.... suara ku keluar.. Bila kepala banar ku semakin basah dek air mazi Ina memasukkan kepala butuhku dalam mulutnye dan menghisap serta menyedut kepala konekku... Arghhhhhhh... Ina terus menhisap dengan lebih kuat.. aku dah rasa tidak dapat menahan lagi.. konek aku dah keras giler... Ina terus mengucup bibir ku dan kami bermain lidah.. masa tu aku ajak Ina melakukan aksi seterusnyer... aku membaringkan Ina di atas tilam dan aku mengangkakangkan kaki ina yang putih itu. Aku parkingkan kepala butuh aku ke atas cipapnyer. Aku memasukkan sedikit kepala butuhku pada lubang cipapnyer... lubang cipap Ina sangat sempit.. maklumlaa anak dara lagi.. aku terus romen Ina supaya ia stim dan untuk membolehkan airnyer keluar banyak lagi... Ina merengek dan mengadu pada ku kerana ia tidak dapat menahan kesedapan lagi.. aku terus memasukkan konekku kedalam lubang cipapnyer... Aaaaaahhhhhhhhhh.... terdengar suara Ina menjerit kecil.. aku terus menekan sedaya upaya untuk melepaskan batangku melepasi lubang cipap Ina.. akhirnya aku berjaya memasukan batangku dan aku rasa cipap Ina memang padat kerana batang aku macam digenggam kuat... semasa aku mengayun batang aku... aku nampak ada kesan darah bercampur lendir kat batang aku…Ina tidak sedar dan aku lihat Ina tercungap cungap masa masa aku menghayunkan batang aku kedalam cipapnyer.<br />
<br />
Aku cuba menahan dan menenangkan diri kerana air aku hampir nak keluar... aku mengajak Ina membuat style 69.... aku pun baring dan Ina duduk atas perutku dan membongkokkan kepalanyer ke konek aku.. dan aku menarik punggung Ina mengarah ke mukaku. Aku pun menguakkan sedikit punggungnyer dan menjilat cipapnyer... aku nampak kelentit Ina tersembur keluar dan aku mengulum kelentit Ina ngan bibir aku... sambil itu aku meramas tetek Ina.. bagi merangsang Ina supaya tidak sedarkan diri.... Yang si Ina pula aku tengok sudah hampir lupa diri semasa menghisap Konek aku.. aku mengajak Ina menukar posisi..<br />
<br />
Kali ini Ina sudah duduk diatas perutku... Dia mengangkat punggungnyer sedikit dan memegang konekku lalu memasukkan konekku kedalam lubang cipapnyer. Ina memasukkan perlahan lahan lalu menghayun sedikit sedikit dan seturusnyer menghenjut cipapnyer kat konek aku. Arghhhhhhhhh... nikmat sungguh.... aku rasa pada mula rasa perit sikit pasal kering lagi.. pas tu aku mula rasa licin kerana air Ina dah keluar.. masa tu lah aku rasa ader terasa kelainan dalam diri aku... air ku nak keluar.. aku memberitahu air aku nak keluar. Ina terus mengeluarkan batangku dari cipapnyer dan melancapkan dan masa itulah air ku keluar memancut membasahi tangan ina... arghhhhhhh aku menjerit kesedapan.. biasalah orang lelaki, kalau air dah kuar mesti rasa puas dan menyesal... tapi aku rasa best dan puas hati. Aku tengok Ina memain mainkan air manikau dengan tangannyer.…Aku suruh dia rasa... tapi dia taknak... kami pun bangun lalu memakai pakaian lalu berlalu pulang . Aku pun menghantar dia balik ke rumah.<br />
<br />
Selepas tu kami berdua dah macam suami isteri.... pantang jumpa mesti nak punya.. tersentuh sikit mesti jadik.. hehehehe.. masa kerja kat kilang tu selalulah aku main ngan awek aku tu. Kat celah kotakpun jadik.. tambah lagi kalau kerja shif malam.. tapi sekarang aku dah clash ngan awek tu pasal dia ikut jantan lain... tapi aku rasa tak nyesal pasal aku dah rasmikan dulu dara dia muahahahahahahaha..<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-30846053138338307762012-06-28T08:45:00.001-07:002012-06-28T08:45:57.928-07:00Ibu Dahlia<br />
Hai.....nama gua Ricky. Kejadian ini terjadi waktu gua kelas 2 SMA. Gua anak yang pemalu. Di sekolah gua ada guru Bhs. Indonesia yang cakep banget. Semua teman cowok gua paling seneng kalo ada pelajaran tsb. Soalnya ibu gurunya cakep banget, namanya ibu Dahlia. Nggak terlalu tinggi, wajar ajalah.... Tapi body-nya wuuiiihhhh........kayak gitar spanyol. Kenceng dan padat berisi. Kayaknya sih umurnya sekitar 26-an. Pas abis TPB di masuk ke kelas gua. Anak-anak udah pada ribut nanyain nilai. Tapi dia bilang belum selesai diperiksa. Ada yang mau bantuin ibu periksa hasil ujian, dia bilang. Semua pada diem krn kayaknya males kalo hrs bantuin meriksa begitu banyak hasil ulangan, soalnya di sekolah gua kls 1 nya aja ada 8 kelas. Kalo gitu siapa yang rumahnya paling deket ama rmah ibu, dia tanya. temen-temen gua langsung teriak "Riiicckyyy..........." Emang sih rumah gua yang paling deket ama rumah ibu Dahlia dibanding ama temen-temen gua yang lain. "Bagaimana Ricky.....kamu mau bantu ibu ?" dia tanya ke gua. Karena ditanya seperti itu gua terpaksa bilang iya.<br />
<br />
Akhirnya, malam harinya gua dateng ke rumahnya. Setelah dia persilahkan gua masuk, gua liat rumahnya enak juga, terawat dan bersih meskipun nggak terlalu besar. Lalu kita ke ruang tengah. Diatas meja sudah ada lembaran-lembaran hasil ujian yang harus diperiksa. Setelah diberitahu cara memeriksanya gua langsung periksa hasil ujian yang gua perkirakan sekitar 400 lbr. Ibu Dahlia duduk di seberang gua. Setelah kira-kira setengah jam, ibu Dahlia yang cantik itu bilang "Kita istirahat dulu Rick...." Kemudian dia ke dapur bikin minuman untuk kita berdua. Setelah meletakkan minuman di atas meja di kemudian duduk di sebelah gua. Karena gua pemalu, dan disebelah gua duduk cewek yang cantik banget, keringat mulai membasahi dahi gua. "Kenapa kamu berkeringat Ricky....?" tanyanya ke gua. "Ah....nggak pa-pa bu" kataku. "Kenapa....kamu malu duduk deket ibu ?" Gua hanya diem. Keringatku semakin deras mengucur. Lalu ibu Dahlia mengambil tissue dan berkata "Boleh ibu lap keringat kamu....?" Sebelum gua jawab dia langsung merapatkan duduknya ke badanku dan mengeringkan keringat yang sudah mengalir deras di dahiku. Aroma tubuhnya begitu harum, matanya yang bercahaya menatap gua, bibirnya begitu menarik.<br />
<br />
"Kamu udah punya pacar Ricky..............?" tanyanya kepadaku. "Belum bu" "Lho....kenapa ? Anak seumur kamu kan biasanya udah pacaran...?" "Saya orangnya pemalu bu....." jawabku. "Mau ibu ajarin biar kamu nggak malu ?" Gua hanya terdiam. Lalu tiba-tiba Ibu Dahlia meletakan tangannya dipaha gua. Gua begitu terkejut. "Kenapa kamu terkejut..... Ibu hanya memegang paha kamu aja kok........." Kemudian Ibu Dahlia mengambil tangan gua, lalu dia mulai menciumi tangan gua. Mmmmmmhhhhh.......gua merasakan barang gua mulai bangun. Ibu Dahlia mulai menciumi leher gua, kemudian bibir gua di lumat juga. Dia masukin lidahnya ke dalem mulut gua, tanpa gua sadar gua kulum lidahnya. Napasnya mulai nggak beraturan gua denger. Sementara kita asik berciuman, tangannya mulai ngeraba-raba barang gua. Dia remes-remes pelan. Gua juga mulai berani. Gua masukin tangan gua ke dalam bajunya untuk meraba toketnya. Gua masukin tangan gua ke dalam branya, terus gua remes-remes. Aaaaahhhhhhh......dia mulai mendesah. "Kita pindah ke kamar aja yaaaa........" katanya sambil menarik gua ke kamar tidurnya.<br />
<br />
Begitu masuk dia langsung menyuruh gua naik ke tempat tidur, sementara dia melepaskan bajunya satu per satu. Mata gua nggak berkedip sedetik pun. Gua nggak mau melepaskan pemandangan yang indah itu dari mata gua. Ibu Dahlia melepaskan bajunya. Kelihatan branya berwarna putih tipis sehingga toketnya kelihatan. CD nya juga berwarna putih tipis dan agak transparan. Gua bisa lihat belahan memeknya yang nggak ada bulunya itu, kelihatannya udah dicukur. Lalu dia melepaskan branya, toketnya yang lumayan besar itu seperti loncat keluar dan mulai berayun-ayun. Membuat gua makin tegang aja. Kemudian dia melepaskan CD nya. MMMMHHHHH.......memeknya begitu menarik, rada kecoklatan warnanya, bekas bulu-bulunya kali. Lalu Ibu Dahlia jalan menghampiri gua yang duduk di tempat tidur. "Ibu buka baju kamu yaaa.....Rick ?" katanya. Gua hanya mengangguk. Satu-satu baju gua dia lepasin. Kaos, jeans, cd gua. Lalu dia jongkok di depan gua dan menyuruh gua membuka kaki gua lebar-lebar. Barang gua yang udah ngaceng itu tepat di depan mukanya. Lalu dia mulai mengelus-elus batang gua dan tangan satunya memijit-mijit bola gua.<br />
<br />
Aaaaaahhhhhh.......gua mengerang kenikmatan. Kemudian dia masukin barang gua ke mulutnya. Dia isep batng gua, terus dia emut-emut batang gua. Dia gerakin kepalanya naik-turun dengan barang gua masih di dalem mulutnya. Makin lama kenikmatan yang gua rasakan semakin meningkat sampai akhirnya sperm gua keluar di dalem mulutnya. UUUUUUhhhhhhhh.....dia telen semuanya. "Punya kamu enak Rick........ibu suka" katanya. "Sekarang giliran kamu yaaahhhh........." pintanya. Kemudian dia berbaring di tempat tidur dan kakinya dikangkangin lebar. Dia menyuruh gua menjilat memeknya yang kelihatan udah basah. Baru pertama kali itu gua lihat memek secara langsung. Dengan agak ragu gua pegang memeknya. "Jangan malu-malu" katanya. Gua gosok-gosok tangan gua di memeknya itu. MMMmhhhhhhh..... mmmmmhhhhhhh........dia mulai mengerang. Lama-lama clitorisnya mulai menebal dan mengeras. "Kamu jilat dong......" pintanya. Kemudian gua menunduk dan mulai menjilat mmeknya yang udah merah itu........mmmmmhhhhh.....enak juga gua pikir. Gua makin semangat menjilati memeknya ibu guru gua sendiri. Sedang asik-asiknya gua jilatin tuh memek......tiba-tiba badan ibu guru gua mengejang .....desahannya makin keras....AAAAHHHHHH.....AAAAAHHHHHHHH......lalu keluar cairan dari lubang memeknya....banyak banget langsung aja gua isep abis tuh cairan.....mmmmhhhh....enak yaa.........<br />
<br />
Kemudian dia minta supaya punya gua dimasukin ke memeknya. Langsung aja gua masukin......terus mulai deh gua naik turun di atas memeknya......aaaahhhhh......aaahhhhh.....lama kelamaan gua rasain barang gua seperti dipijit-pijit.....aaaaahhhhh.......enak sekali rasanya.........gua liat mata dia merem.....sedang menikmati gua pikir.......dia mulai mendesah lagi.....ooohhhhh......rickkkkkyyyyy.......mmmmmhhhhh..........aaaaahhhhhh...... gua percepat gerakan gua........pijetannya juga makin keras....aaaaahhhh.....gua nggak tahan......sampe akhirnya gua muncrat di dalem memeknya. Uuuuuuhhhhhh........gua lemes banget......badan gua basah oleh keringat...gua lihat ibu Dahlia.....dia tersenyum sambil berkata "Kamu hebat Ricky...." Terus dia peluk gua.............mmmhhh.....gua nggak nyangka gua bisa nikmatin memeknya ibu Dahlia yang cakep ini. Sejak saat itu gua sering disuruh ke rumahnya. Sekarang gua udah kuliah. Gua juga nggak tahu gimana kabarnya ibu guru gua yang cakep itu.<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-72927583676958515722012-06-28T08:41:00.001-07:002012-06-28T08:41:17.692-07:00Wati Dahaga<br />
<span style="font-family: inherit;">Beberapa tahun dulu sewaktu aku di Kuala Lumpur , ada staff perempuan baru yang jadi receptionist di tempat kerja aku. Di sebabkan aku salah seorang senior management staff. So dia panggil aku Encik Dan la..tapi aku ni tak suka sangat orang panggil aku macam tu…cukup la dengan nama. Yang canggihnya dia ni potongan badan dia….wow…yang dalam seluar tu tak diam jadinya…kat office ni office boy semua pasang jerat. Aku pun fikir jugak dapat bagus ni. Dia ni someone wife dalam linkungan 26. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Selepas 6 bula bekerja dia dapat promotion jadi PA aku.Satu hari dia datang office aku untuk discussion pasal last minute project submision.That day dia pakai blouse terbuka kat dada. Masa dia tunduk nak exlain kat aku nampak semua buah dada dia ..pakai bra lace yang nipis…nipple kemerahan …my dick get so stiff and because of my dick size I feel so painfull……….tak tahan masa ni…rasanya dia tahu aku nampak buah dada dia…dia buat tak kisah aje….sepanjang perbincangan tu dick aku ni asyik keras aje…dah kemana pergi otak aku entah le….. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Kami habis jam 8 malam so aku ajak dia dinner dulu sebelum balik. Okay saja…..masa dinner tu dia cerita la..dia dah kawin anak seorang ..hsband main luar..sebab dia jumpa panties perempuan lain dalam kereta husband. Dah banyak kali dah…….aku ni lagi la teringin nak rasa……entah bila ya……Habis dinner bila nak balik dia bagi tahu tertinggal purse kat office. Tak apalah aku kata..kita singgah ambil on the way back.. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Sampai kat office gelap aje…mana ada orang jam 11 malam. Nak masuk tak boleh..tapi aku ada password dan kunci . Mau tak mahu terpaksa teman kan dia…dah tu hujan pulak lebat masa tu. Dari parking lot ke office basah habis. Masuk dalam office merayau cari suis tapi tak boleh jugak sebab black out…dalam gelap ni teraba-raba ke meja dia. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">I dah jumpa Dan my purse, kata Wati </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Okay..let go …balas ku </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Bila dia berjalan ke arah aku tiba-tiba dia terlanggar aku dan kami terjatuh atas lantai…..secara spontan aku terpeluk dia dilantai dan muka dia tersembam ke muka ku……. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Emmmm…..sorry kata ku.. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">That okay…..balas wati…… </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Waktu nak bangun tu aku peluk dia sebab dalam gelap ….and my hand was holding her ass…..opsss ..sorry wati…I feel nice …wati kata.. Hmmm ..dalam hati kata why not I try to kiss her So Aku cium bibir dia…lidah menghisap setiap titisan air liur dari bibir wati…menerjah kedalam mulut dan menjilat setiap inci lelangit …… Hug..hummm…..ahhhhhhhhhhh….keluhan keluar dari mulut wati……nafsu terlalu tinggi ku kira waktu tu…..baju yang basah sebab hujan pun dah jadi kering oleh bahang nafsu…… Dari mulut aku hisap telinga wati..ke leher dan ke dadanya… </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Do it to me Dan….I want to tear each part of you…… </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Satu persatu aku tanggalkan butang blouse Wati…….breast dia masih dalam bra lace …..aku unhook bra Wati…dan mula menghisap putting nya..susah benar sebab tenggelam…..aku sedut dan hisap macam bayi kecil …aku mula menggigit-gigit keceil putting Wati….Setipa bahagian tetek wati aku jilat……aku turun kebagian perut….dan jilat semula ke bahagian tetek Wati……Her breast is so firm about 34…..My dick ni punya la keras…macam nak pecah seluar…….. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Dalam hati memang nak fuck this Wati tonight……let her remember me…..forever….. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Wati dah kuat bunyi suara nya……..Dan..please…suck it more….more…I want to come …..coming…ing……gosh….dammm good…….wati coming sewaktu aku asyik menyoyot dan meramas buah dadanya…. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Shall we continue tempat lain seba aku tak selesa di office ni… </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">She said…my place…..my parent is not arround and my husband didn't stay with me anymore now……bisik wati…. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Kami cepat-cepat berpakaian dan terus ke rumah wati…..dalam kereta kami diam saja……sampai kawasan rumah dia…gosh…..her parent much be rich….punya besar rumah…… </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Masuk saja dalam…wati tutup pintu and we start to kiss each other…..wati terus melucutkan setiap pakainannya…cuma yang tinggal panties G-String…aku ni bila tengok G-String lagi la keras menggila……..berahi……she take off all my cloth and leave only my Calvin Klien Boxer……trill kata Wati…… </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">We atarted to kiss ech other……Wati baring di ruang tamu……aku mula mencium dan menjilat setiap bahagian Wati..dari hujung rambut..aku belai dan cium di hujung dahi ……hidung wati aku jilat dan cium……terus ke telinga…aku hembus perlahan-lahan…meremeng bulu roma wati </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">AHHHHHH…….EMMMMMMMMM……I'm wet honey…… </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Bantal-bantal kecil yang di pegang Wati..di ramas…bagai nak hancur rasanya bantal tu……kalau di ramas batang ku entah macamana rasanya….. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Aku kembali mecium Wati…..puas rasanya berciuman dan melihat reaksi wajahnya…….di ofice kan gelap..ini cerah…..nampak segalanya…….muka wati layu..aku menhisap lidah Wati dan entah berapa banyak air liur wati dalm mulut aku……. Ahhhhhhhhh….kuat bebar suara Wati….semakin kuat semakin bernafsu aku…. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Aku kembali ke buah dadanya..indah..subur….dan masih enggelam putingnya…..aneh….jarang di pakai rupanya…..seluruh buah dada Wati penuh dengan air liur ku…..aku menggigit lembut daging pejal buah dadanya…..aku sedut dan entah berapa banyak tanda merah di buah dadanya aku sendiri tak tahu…… </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Aku mula turun keperut dan menjilat bahagian pusatnya……..Wati merenget manja dan tak senang duduk jadinya….. seterusnya…aku turun ke bahagian pussy wati…..basah meleleh…G-String panties…banyak mana sangatla dapat menutup kesemuanya…..aku jilat dan menyelinap masuk lidah ku di celah panties dan menyentuh bulu-bulu halus Wati……</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Take me Dan……I beg you……I'm so horny…………please……..fuck me ….. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Aku masih menghisap dan menjilat kemaluan Wati dari luar dan celah panties….terkejang Wati sekejap…dah coming la tu….. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Mula menurun ke bahagian paha dan membelai dengan hujung lidah……aku hisap dan terus menjilat…tereangkat-angkat kepala wati dari atas carpet di ruang tamunya…….lidah aku terus turun ke bahagian buku lali dan aku masukan lidah di celah-celah jari kakinya…… </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">OOOOOO….my God……I never feel like this……You are damm good……aku masih mahu explore setiap bahagian Wati……don't have to rush ……let enjoy it Wati……..Setiap kali aku jilat jari kakinya…berdenyut-denyut ku lihat pussy Wati….. Turn arround Wati….. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Bila Wati berpusing menirap……aku semakin bernafsu…Wati cuba memengang zakar ku…..be patient honey…you will touch it later…I want you to let you have the pleasure first……..jawab ku.. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Please Dan..I dah tak tahan ni…….let me see you dick….. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Aku buat tak kisah ..dan kembali mengusap punggung wati…bulat . pejal..dan paling ghairah …panties dicelah punggung Wati…sebab tu aku suka G-string….. gigitan kecil dan ramasan pada ass Wati ku lakukan…..aku usap dan menjilat alur punggung Wati …menggigil nya ……. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Dah hampir 1 jam oral sex ….entah berapa kali wati klimak entah la…mata dah kuyu angat…bila tengah stim bayangkanlah muka mana….. Aku pusing dan wati menolak ku ke lantai…..boxer ku ti rentapnya..dan tersembul dick aku… Dan………….gosh…really tick and huge…..urat dick you sampai timbul ye…….bisik Wati di telinga…… </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Wati mula menghisap…..di jilat bahagian kepala zakar…dengan rakus dia kerjakan kepala zakarku…lidah nya menyucuk hujung akar…terangkat aku dan bagai nak terpancut mani ke dalam mulut………sikit demi sedikit kepala Wati turun kebawah hibgga separuh zakar aku dah masuk ke dalam mulutnya..air liur meleleh keluar dari mulut…….tanpa membuan masa Wati memainkan sebahagian zakarku dengan tangannya….kesan air liur tadi melicinkan pergerakan…….zakarku terlalu tegang dan keras tapi aku masih boleh menahan mani dari keluar…itulah kelebihan yang aku ada…… </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Berdenyut-denyut zakarku…… </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Emmm…..Dan…I boleh rasa dick you semakin menegang……….wati terus pula menhisap telur ku…..wow……….melayang badan ni…….. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">You want my dick now……..aku bersuara….. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Do it..pump..it…stick it…….I'm yours baby……….. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Wati kembali menelentang…….terkankang……..melelih air mazi keluar melimpah…….Wati pegang kepala zakarku dan memainkan di hujung kelentitnya……. Agggggggg……………..fushhhhh….kuat benar bunyi keluar dari mulut Wati…. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Sedang wati memainkan di hujung pussy….tiba..tiba……zuppp..aku terus tekan masukan dick aku…separuh masuk…dan Wati………. OOHHHHHHHH…yes…….damm good…huge babyyyy……………melopong mulut wati… Aku mula pump in and out……more honey..more…….akhirnya aku tekan kesemuanya masuk …ooo..oh..oh…..so deep …..harder ..harder………… </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Aku mula tari kembali keluar….tinggal hanya hujung akar dan terus tekan kembali……..nasib baik rumah wati kosong…kalau tidak mau satu rumah dengar suaranya……bau air pussy wati menaikan lagi nafsu ku…….semakin di tekan semakin banyak air yang keluar……basah bulu wati…dah tu pussy nya masih ketat….aku respect dia ni punya barang…………. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Wati meluruskan kakinya dan mengepit zakarku…….sedap betul…terasa tembamnya pussy dia…….kami bercuiman semela manakala zakar masih lagi terbenan keluar masukk……..sambil bercium tangan ku tak lepas merapa setiap bahagian tubuh Wati dan bermain di breast ……aku turunkan tangan ku kebawah…sambil menekan keluar masuk tanganku berain di kelentit wati….aku ambil tangannya dan bermain bersama ……. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Dammm you…so good…I'm…coming………dan aku terus menhentak kuat………… Oohhhhhhhhh………… </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Aku masih belum sampai…………dah dua jam begini…masih kuat berdayung kami berdua…….. Turn your back babe……. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Wati menirap dan meluruskan badannya……..aku mainkan dick aku di celah pehanya dan terus masukan ke pussynya dari belakang…..menjerit kuat…………more baby more……. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Bila aku pump dari belakang nikmatnya makin sedap sebab Wati mengemut dengan lebih kuat lagi……sambil menhentak aku pegang ass wati dan terus menunggangnya dari belakang………. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Ummm..um……ummmmmmmmm………… </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Bergoyang badan wati…….kelihatan buah dadanya juga turut bergoyang……aku mula meramas dari belakang……sambil buluku bergesel di bahagian punggungnya…………….it nice…..honey………….I'm cominggggggg………………ooooooooooooooo </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Wati kembali menelentang,…..aku kembali memasukan zakarku dari hadapan…….sampai kembang dan terbuka luar faraj wati di kerjakan……..aku masukan kembali kedalam faraj …….zakarku kembali menegang di dalam pussy Wati… </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Wah…you can still go on Da…Yes baby balasku.. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Zakar yang mula menurun kembali menegang di dalam pussy wati……Aku ankat kepala wati dengan tangan dan biarkan di dadaku…..separuh badannya terangkat dan aku kembali menerjag faraj wati…hampir setengah jam…aku rasa dah nak klimaks…… </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Aku semakin menekan …….suara kami derdua jelas kedengaran….ohh…umm….yeees..yeahhh usssh….. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">I will shoot inside you baby……..yes..dan do ..it………..nowwwwww……. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Aku benamkan dan terus memancutkan semuanya dedalam faraj wati…………Ohhhhhh go are good honey kataku….you tooo….. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Aku lihat jam dah 4 pagi waktu tu…..nasib baik esok hari sabtu tak kerja….. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Pagi jam 7 aku bangun …dan pulang ke apartment ku……Wati kata nak datang ke apartmentku malam nanti……………. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Why not …..I will take your ass this time balasku… I never do that… Me too watii Okay we try honey…………… </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Hubungan aku dengan Wati berjalan hanpir 3 tahun…..kadang-kadang di office pun jagi…dia datang tak pakai panties…..sambil bekerja aku seluk dalam skitnya…..kadang-kadang aku fuck dia dengan hanya menyelak skirt yang di pakai waktu lunch kat office……nice to try something different….. </span><br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-63921736342044887362012-06-28T08:38:00.000-07:002012-09-27T11:48:26.429-07:00Aku dan Daddy<br />
<br />
Just call me Tasha, Kisahnya bermula pada satu petang pada tanggal 16 January 1996 . Masa tu I baru 15th. Masa tu I cuma tinggal berdua di rumah dengan daddy I , namanye Rosli . Mother I, Diana kat oversea for her buss. schedule. Macam biasa petang-petang I dan daddy biasanya enjoy swimming kat pool dalam rumah . That day pun macam tu, I dan daddy mandi dekat pools.<br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Hari tu, I pakai my new swimming suit yang boleh kata seksi gila. Buah dada I yang memang mengkal tu memang nak terkeluar setiap kali I menyelam. Daddy plak cam biasa pakai dia punya swimming trunk hitam favourite dia.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Dah agak setengah jam swim, I penat sangat. Daddy plak tengah tersadai kat tepi kolam. I pun swim pergi kat daddy nak mintak tolong di picitkan badan I. Daddy pun urut dan picit badan I dengan dia bertenggek atas tangga pool atas dan I tenggek kat tangga bawah.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Sedap betul daddy picit sampai nak tertidur rasanya. Suddenly, daddy kiss leher ini dan belai-belai rambut I buatkan I rasa geli tapi sedap. I dapat rasakan daddy jilat leher I dengan bersungguh. I pusingkan muka I ke arah daddy dan I nampak muka daddy dah merah. Mulut I ternganga tengok keadaan daddy. " Daddy, kenapa muka......! Belum sempat I habiskan ayat I daddy terus kiss mulut I menyebabkan bibir kami bertaup mesra. I terpempan , terkejut. Lama kami berkucup .Daddy lepaskan bibir I. Ahh.. I rasa sesak nafas tapi lazat. Kami berpandangan dan I rasa macam berkiss dengan bf I saja tapi dengan bf I cuma takat cium pipi saja. Badan I tiba-tiba panas dan I nakkan belaian lebih dari daddy.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">I senyum. Daddy pun senyum pandang I. daddy kiss bibir I semula .Kali ni I sambut dengan lebih mesra dan bertaup ganas hingga berdecit bunyinya. Perlahan-lahan tangan daddy mengusap buah dada I dari luar s/suit I. Sedapnya rasa pertama kali buah dada I kena usap macam tu. Tangan daddy beralih ke cipap I. Diusap-usapnya cipap I walaupun dari luar , I dah rasa sedap sangat lalu terpancut dan basah lagi walaupun memang dah basah sebab kita dalam kolam. Perlahan-lahan daddy bukakan s/suit I dan I dah bogel depan daddy I sendiri sekarang ni. I pun tak tunggu I tanggal s/trunk daddy dan nampaklah batang daddy yang besar dan dah keras berbulu lebat. Wow, daddy menjilat dan menggentel puting buah dada I dengan lidah sambil jarinya dicucuk ke dalam cipap I menyebablkan nafas I dah tak menentu. I pegang batang daddy dan I urut dan usapkan dengan tangan I. Tiba-tiba daddy angkat I ke pinggi kolam dan kami berbaring dengan posisi 69. daddy suruh I kulum batangnya dan sambil tu daddy menjilat cipap I dengan lidahnya dimasukkan ke dalam cipap virgin I. I kulum betul-betul tapi batang daddy ni besar dan panjang sangat, dekat 5 minit baru boleh masuk semuanya. Itupun tak lama sebab I dah tak boleh bernafas sebab batang daddy penuh dalam mulut I sampai kena tekak. Dah tu daddy dok asyik jilat cipap I hingga I pancutkan lagi sampai kena muka daddy. Suddenly, daddy pun tak tahan terus pancutkan air mani dia dalam mulut I. I terkejut tetapi dah banyak dan pekat lalu I pun telan semua. Umm,,,,not bad.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Kami bertukar posisi. Daddy dan menghadap I . Dikangkangkan kaki I sehingga terbuka luas.. Daddy usap batang dia sambil dibawanya ke arah cipap I. Terbayang di fikiran I apa yang akan berlaku sepertimana yang I tengok dari video tape yang I curi-curi tengok dalam bilik daddy masa they all takde. I dah lama nak rasa macam tu, dan I rasa this is the time. Paling best, daddy I sendiri yang akan buat I. Daddy letakkan betul-betul depan lubang cipap I. Dengan one shot daddy tusukkan batangnya ke dalam cipap I. "Daddy, sakitnya, please daddy jangan...." I menrintih pada daddy bila batangnya mengoyakkan sesuatu.. I rasa my cherry dah koyak . Daddy tak peduli. Terus daddy tolak masuk hingga kesemua batangnya mencecah cipap I rapat hinggakan bulu kami bertemu. Aghhhhh.....daddy,sakitt.... I merintih sakit sangat.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Daddy mula menjalankan tugasnya menyorong masuk keluar batangnya ke dalam cipap I dengan laju. Kesakitan hilang. Nikmat yang terlalu sedap berganti. Ughhhhh..daddy sedapnya, fuck me daddy, make me a woman daddy.....daddyyyy, sedapnya....! I mengerang kesedapan yang amat sangat.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Telah dua puluh minit bertarung, daddy mengubah posisi. I di atas. Aku memegang batangnya yang keras dan berlendir serta bercampur darah dara I lalu I masukkan ke dalam cipap I. I mula mengenjut dan daddy menolong I henjut dengan lebih kuat lagi. I dan daddy mendesah. Badan kami berpelluh dan melekit. Kesedapannya tak dapat I gambarkan lagi. I makin kuat mengenjut hingga satu peringkat I dah tak tahan lagi lalu terus I terpancutkan cairan I mambasahi batang daddy.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Daddy bangun lalu menyuruh I menonggeng. Doggy style katanya. Dari belakang daddy menusukkan batangnya ke dalam cipap I. Sungguh sedap sekali. Cipap I dah banjir.Semakin lama semakin kuat tusukan daddy. Kami lalu kembali ke posisi asal I di bawah telentang dan daddy di atas. daddy semakin kuat mendayung. Ahhhh...ughhhh, daddy I want more daddy, suara I semakin tersekat menahan kesedapan yang amat sangat. At last I last dayungan, dengan kuat daddy menghentak cipap I dan serentak dengan itu daddy mengerang dan dengan itu juga daddy memancutkan air maninya ke dalam cipap I dengan banyak sekali serta pekat sekali hingga meleleh keluar ke cipap I. Daddy keluarkan batangnya dan I pun terus kulum dan I hisap batangnya sehingga licin semua air maninya I telan.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Selepas tu, kita pun lap badan masing-masing dan buat last wash. After that case I dan daddy carry on fucking each other bila ada kesempatan sama ada di rumah bila mother takde ataupun di bilik ofis papa dan juga di hotel mewah di KL ni bila I mother ada kat rumah. Sampai sekarang I enjoy be fuck with my daddy but very lucky mother tak perasan.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Ok, that’s all. I hope u enjoy the story.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-11356634986794482592012-06-22T10:58:00.000-07:002012-06-22T10:58:04.880-07:00Tante Genit<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"></span></span><br />
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Yuli, 29 tahun, adalah seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak 3 dan 5 tahun. Suaminya, Herman, 36 tahun, adalah karyawan dari salah satu perusahaan swasta besar di Bandung. Perawakan Yuli sebetulnya biasa saja seperti kebanyakan. Yang membuatnya menarik adalah bentuk tubuhnya yang sangat terawat. Buah dadanya tidak terlalu besar, tapi enak untuk dipandang, sesuai dengan pinggangnya yang ramping dan pinggulnya yang bulat.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kehidupan rumah tangga mereka sangat harmonis. Dengan 2 anak yang sedang lucu-lucunya, ditambah dengan posisi Herman yang cukup tinggi di perusahaannya, membuat mereka menjadi keluarga yang cukup di hormati di lingkungan kompleks mereka tinggal. Yuli pada dasarnya adalah istri yang sangat setia kepada suaminya. Tidak pernah ada niat berkhianat terhadap Herman dalam hati Yuli karena dia sangat mencintai suaminya. Tapi ada satu peristiwa yang menjadi awal berubahnya cara berpikir Yuli tentang cinta..</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Suatu siang, Yuli sedang mengasuh anaknya di depan rumah. Dikarenakan kedua anaknya waktu itu berlari jauh dari rumah, maka Yuli langsung mengejar mereka. Tapi tanpa disengaja, kakinya menginjak sesuatu sampai akhirnya Yuli terjatuh. Lututnya memar, agak mengeluarkan darah. Yuli langsung berjongkok dan meringis menahan sakit. Pada waktu itu, Darmawan, anak tetangga depan rumah Yuli kebetulan lewat mau pulang ke rumahnya. Ketika melihat Yuli sedang jongkok sambil meringis memegang lututnya, Darmawan langsung lari ke arah Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Kenapa tante?” tanya Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Aduh, lutut saya luka karena jatuh, Wan…” ujar Yuli sambil meringis.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Bantu saya berdiri, Wan…” kata Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Iya tante,” kata Darmawan sambil memegang tangan Yuli dan dibimbingnya bediri.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Wan, tolong bawa anak-anak saya kemari.. Anterin ke rumah saya, ya…” kata Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Iya tante,” kata Darmawan sambil segera menghampiri anak-anak Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Sementara Yuli segera pulang ke rumahnya sambil tertatih-tatih. Waktu Darmawan mengantarkan anak-anak Yuli ke rumahnya, Yuli sedang duduk di kursi depan sambil memegangi lututnya.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ada obat merah tidak, tante?” tanya Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ada di dalam, Wan,” kata Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Kita ke dalam saja…” kata Yuli lagi sambil bangkit dan tertatih-tatih masuk ke dalam rumah.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Darmawan dan anak-anaknya mengikuti dari belakang.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ma, Donny ngantuk,” kata anaknya kepada Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Tunggu sebentar ya, Wan. Saya mau antar mereka dulu ke kamar. Sudah waktunya anak-anak tidur siang,” kata Yuli sambil bangkit dan tertatih-tatih mengantar anak-anaknya ke kamar tidur.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Setelah mengantar mereka tidur, Yuli kembali ke tengah rumah.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Mana obat merahnya, tante?” tanya Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Di atas sana, Wan…” kata Yuli sambil menunjuk kotak obat.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Darmawan segera bangkit dan menuju kotak obat untuk mengambil obat merah dan kapas. Tak lama Darmawan segera kembali dan mulai mengobati lutut Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Maaf ya, tante.. Saya lancang,” kata Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Tidak apa-apa kok, Wan. Tante senang ada yang menolong,” kata Yuli sambil tersenyum.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Darmawan mulai memegang lutut Yuli dan mulai memberikan obat merah pada lukanya.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Aduh, perih…” kata Yuli sambil agak menggerakkan lututnya.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Secara bersamaan rok Yuli agak tersingkap sehingga sebagian paha mulusnya nampak di depan mata Darmawan. Darmawan terkesiap melihatnya. Tapi Darmawan pura-pura tak melihatnya. Tapi tetap saja paha mulus yuli menggoda mata Darmawan untuk melirik walau kadang-kadang. Hati Darmawan agak berdebar.. Biasanya dia hanya bisa melihat dari kejauhan saja lekuk-lekuk tubuh Yuli. Atau kadang-kadang hanya kebetulan saja melihat Yuli memakai celana pendek.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Darmawan biasanya hanya bisa membayangkan saja tubuh Yuli sambil onani. Tapi kini, di depan mata sendiri, paha mulus Yuli sangat jelas terlihat. Yuli sepertinya sadar kalau mata Darmawan sesekali melirik ke arah pahanya. Segera Yuli merapikan duduknya dan juga menutup pahanya. Darmawanpun sepertinya terkesima dengan sikap Yuli tersebut. Darmawan menjadi malu sendiri..</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Sudah saya berikan obat merah, tante…” kata Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Iya, terima kasih,” kata Yuli sambil tersenyum.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Sekarang sudah mulai tidak terasa sakit lagi,” ujar Yuli lagi sambil tetap tersenyum.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Darmawan, 16 tahun, adalah anak tetangga depan rumah Yuli. Masih duduk di bangku SMP kelas 3. Seperti kebanyakan anak laki-laki tanggung lainnya, Darmawan adalah sosok anak laki-laki yang sudah mulai mengalami masa puber.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Kenapa kamu nunduk terus, Wan?” tanya Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Tidak apa-apa, tante…” ujar Darmawan sambil sekilas menatap mata Yuli lalu menunduk lagi sambil tersenyum malu.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ayo, ada apa?” tanya Yuli lagi sambil tersenyum.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Anu, tante.. Maaf, mungkin tadi sempat marah karena tadi saya sempat melihat secara tidak sengaja…” kata Darmawan sambil tetap menunduk.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Lihat apa?” tanya Yuli pura-pura tidak mengerti.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Lihat.. Mm.. Lihat ini tante,” kata Darmawan sambil tangannya mengusap-ngusap pahanya sendiri. Yuli tersenyum mendengarnya.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Tidak apa-apa kok, Wan,” kata Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Kan hanya melihat.. Bukan memegang,” kata Yuli lagi sambil tetap tersenyum.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Lagian, saya tidak keberatan kok kamu melihat paha tante tadi,” kata Yuli lagi sambil tetap tersenyum.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Kamu kan tadi sedang menolong saya memberikan obat,” kata Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Benar tante tidak marah?” tanya Darmawan sambil menatap Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Yuli menggelengkan kepalanya sambil tetap tersenyum. Darmawanpun jadi ikut tersenyum.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Tante sangat cantik kalau tersenyum,” kata Darmawan mulai berani.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ihh, kamu tuh masih kecil sudah pintar merayu…” kata Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Saya berkata jujur loh, tante,” kata Darmawan lagi.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Kamu sudah makan, Wan?” tanya Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Belum tante. Saya pulang dari rumah teman tadi belum makan,” kata Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Makan disini saja, ya.. Temani saya makan siang,” ajak Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Baik tante, terima kasih,” kata Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Mereka menikmati makan siang di meja makan bulat kecil. Ketika sedang menikmati makan, tanpa sengaja kaki Darmawan menyentuk kaki Yuli. Darmawan kaget, lalu segera menarik kakinya.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Maaf tante, saya tidak sengaja,” kata Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Tidak apa-apa kok, Wan…” kata Yuli sambil matanya nenatap Darmawan dengan pandangan yang berbeda.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ketika kaki Darmawan menyentuh kakinya, seperti terasa ada sesuatu yang berdesir dari kaki yang tersentuh sampai ke hati. Yuli merasakan sesuatu yang lain akan kejadian tak sengaja itu.. Tiba-tiba Yuli merasakan ada sesuatu keinginan tertentu muncul yang membuat perasaannya tidak menentu. Sentuhan kaki Darmawan terasa begitu hangat dan membangkitkan suatu perasaan aneh..</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Kamu sudah punya pacar, Wan?” tanya Yuli sambil menatap Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Belum tante,” kata Darmawan sambil tersenyum.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Lagian saya tidak tahu caranya mendapatkan perempuan,” ujar Darmawan lagi sambil tetap tersenyum. Yulipun ikut tersenyum.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Pernah tidak kamu punya keinginan tertentu terhadap perempuan?” tanya Yuli lagi.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Keinginan apa tante?” tanya Darmawan. Yuli tersenyum.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Kita habiskan dulu makannya. Nanti kita bicara…” kata Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Selesai makan, mereka duduk-duduk di ruang tengah.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Kamu ada sesuatu yang harus diselesaikan di rumah tidak saat ini?” tanya Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Tidak ada, tante,” kata Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Tadi tante mau tanya apa?” kata Darmawan penasaran.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Begini, apakah kamu suka kepada wanita tertentu? Maksud saya suka kepada tubuh wanita?” tanya Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Kita bicara jujur saja, ya.. Saya tidak akan bicara pada siapa-siapa kok,” kata Yuli lagi.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Kamu juga mau kan jaga rahasia pembicaraan kita?” kata Yuli lagi.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Iya, tante,” kata Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Kalau begitu jawablah pertanyaan tante tadi…” kata Yuli sambil tersenyum.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ya, saya suka melihat perempuan yang tubuhnya bagus. Saya juga suka tante karena tante cantik dan tubuhnya bagus,” kata Darmawan tanpa ragu.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Maksudnya tubuh bagus apa,” tanya Yuli lagi. Darmawan agak ragu untuk menjawab.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ayolah…” kata Yuli sambil memegang tangan Darmawan. Tangan Darmawan bergetar.. Yuli tersenyum.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Mm.. Saya pernah.. Pernah lihat majalah Playboy, juga.. Juga.. Juga saya pernah lihat VCD porno.. Mm.. Mm.. Saya lihat banyak perempuan tubuhnya bagus…” kata Darmawan dengan nafas tersendat.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Oh, ya? Di VCD itu kamu lihat apa saja,” kata Yuli pura-pura tidak tahu, sambil terus menggenggam tangan Darmawan yang terus gemetar.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Mm.. Lihat orang sedang begituan…” kata Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Begituan apa?” tanya Yuli lagi.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ya, lihat orang sedang bersetubuh…” kata Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Yuli kembali tersenyum, tapi dengan nafas yang agak memburu menahan sesuatu di dadanya.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Kamu suka tidak film begitu?” tanya Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Iya suka, tante?” kata Darmawan sambil menunduk.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Mau coba seperti di film, tidak?” kata Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Darmawan diam sambil tetap menunduk. Tangannya makin gemetar. Yuli mendekatkan tubuhnya ke tubuh Darmawan. Wajahnya di dekatkan ke wajah Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Mau tidak?” tanya Yuli setengah berbisik.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Darmawan tetap diam dan gemetar. Wajahnya agak tertunduk. Yuli membelai pipi anak tanggung tersebut. Lalu diciumnya pipi Darmawan. Darmawan tetap diam dan makin gemetar. Yuli terus menciumi wajah Darmawan, lalu akhirnya dilumatnya bibir Darmawan.. Lama-lama Darmawanpun mulai terangsang nafsunya. Dengan pasti dibalasnya ciuman Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Masukkan tangan kamu ke sini…” kata Yuli dengan nafas memburu sambil memegang tangan Darmawan dan mengarahkannya ke dalam baju Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Masukkan tangan kamu ke dalam BH saya, Wan.. Pegang buah dada saya,” kata Yuli sambil tangannya meremas kontol Darmawan dari luar celana.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Sementara tangan Darmawan sudah masuk ke dalam BH Yuli dan mulai meremas-remas buah dada Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Mmhh.. Terus sayang…” kata Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Tangan saya pegal, tante…” kata Darmawan polos.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Uhh.. Kita pindah ke kamar, yuk…” ajak Yuli sambil menarik tangan Darmawan. Sesampainya di dalam kamar..</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Buka pakaian kamu, Wan…” ujar Yulipun melepas seluruh pakaiannya sendiri.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Iya, tante…” kata Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Yuli setelah melepas seluruh pakaiannya, segera naik dan telentang di tempat tidur. Darmawan terkesima melihat tubuh telanjang Yuli. Seumur-umur Darmawan, baru kali ini dia melihat tubuh telanjang wanita di depan mata. Apalagi wanita tersebut adalah wanita yang sering di bayangkannya bila onani. Kontol Darmawan langsung tegang dan tegak..</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Naik sini, Wan…” kata Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Iya, tante…” kata Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Sini naik ke atas tubuh saya…” kata Yuli sambil mengangkangkan pahanya.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Darmawan segera menaiki tubuh telanjang Yuli. Yuli langsung melumat bibir Darmawan dan Darmawanpun langsung membalasnyanya dengan hebat. Sementara satu tangan Darmawan meremas buah dada Yuli yang tidak terlalu besar. Sementara kontol Darmawan sesekali mengenai belahan memek Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ohh.. Mmhh.. Terus remas.. Terus…” desah Yuli sambil memegang tangan Darmawan yang sedang meremas buah dadanya, dan tangan mereka bersamaan meremas buah dadanya.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ohh.. Sshh…” kata Yuli. Darmawanpun dengan bernafsu terus meremas dan menciumi serta menjilati buah dada Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Wan, jilati memek ya, sayang…” pinta Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Tapi saya tidak tahu caranya, tante,” kata Darmawan polos.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Sekarang dekatkan saja wajah kamu ke memek, lalu kamu jilati belahannya…” kata Yuli setengah memaksa dengan menekan kepala Darmawan ke arah memeknya.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Darmawan langsung menuruti permintaan Yuli. Dijilatinya belahan memek Yuli sampai tubuh Yuli mengejang menahan nikmat.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ohh.. Mm.. Ohh.. Terus jilat, sayang…” desah Yuli sambil meremas kepala Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Wan, kamu jilati bagian atas sini…” kata Yuli sambil jarinya mengelus kelentitnya.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Lalu lidah Darmawan menjilati habis kelentit Yuli.. Yuli kembali menggelepar merasakan nikmat yang teramat sangat.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Teruss.. Sshh.. Ohh…” desah Yuli sambil badannya semakin mengejang.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Pahanya rapat menjepit kepala Darmawan. Sementara tangannya semakin menekan kepala Darmawan ke memeknya. Tak lama..</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ohh…” desah Yuli panjang. Yuli orgasme.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Sudah, Wan.. Naik sini,” kata Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Darmawan lalu menaiki tubuh Yuli. Yuli lalu mengelap mulut Darmawan yang basah oleh cairan memeknya. Yuli tersenyum, lalu mengecup bibir Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Mau tidak kontol kamu saya hisap,” kata Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Mau tante,” kata Darmawan bersemangat.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Bangkitlah.. Sinikan kontol kamu,” kata Yuli sambil tangannya meraih kontol Darmawan yang tegang dan tegak.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Darmawan lalu mengangkangi wajah Yuli. Yuli segera mengulum kontol Darmawan. Tidak hanya itu, kontol Darmawan lalu dijilat, dihisap, lalu dikocoknya silih berganti. Darmawan tubuhnya mengejang menahan rasa nikmat yang teramat sangat. Tangannya berpegangan pada pinggiran ranjang.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ohh.. Tantee.. Enaakk…” jerit kecil Darmawan sambil memompa kontolnya di mulut Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Masukkin ke memek, sayang…” kata Yuli setelah dia beberapa lama menghisap kontol Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Darmawan lalu mengangkangi Yuli. Sementara tangan Yuli memegang dan membimbing kontol Darmawan ke lubang memeknya.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ayo tekan sedikit, sayang…” kata Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Darmawan berusaha menekan kontolnya ke lubang memek Yuli sampai akhirnya.. Bless.. Bless.. Bless.. Kontol Darmawan berhasil masuk dan mulai memompa memek Yuli. Darmawan merasakan suatu kenikmatan yang tiada tara pada batang kontolnya.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Bagaimana rasanya, Wan?” tanya Yuli sambil tersenyum dan menggoyang pantatnya.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ohh.. Sangat enakk, tanttee…” kata Darmawan tersendat sambil memompa kontolnya keluar masuk memek Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Yuli tersenyum.. Setelah beberapa lama memompa kontolnya, tiba-tiba tubuh Darmawan mengejang. Gerakannya makin cepat. Yuli karena sudah mengerti langsung meremas pantat Darmawan dan menekankannya ke memeknya. Tak lama.. Crott.. Croott.. Croott.. Croott..</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Ohh.. Hohh…” desah Darmawan. Tubuhnya lemas dan lunglai di atas tubuh Yuli.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Udah keluar? Bagaimana rasanya?” tanya tante Yuli sambil memeluk Darmawan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">“Sangat enak, tante…” kata Darmawan.</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8770239515699486132.post-26837738920340890082012-06-22T10:41:00.000-07:002012-06-22T10:41:14.480-07:00Atie<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kejadian ini benar-benar berlaku kira-kira 12 tahun yang lalu dan tetap segar dalam ingatan dan kadang-kadang aku melancap sendirian bila terkenangkan peristiwa itu!!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Sebenarnya perkenalan aku dengan Atie ini bermula masa aku menyewa sebuah rumah di Cheras Baru. Atie ini tinggal berdekatan dengan rumah sewa aku dan asyik memerhatikan aku. Pada mulanya aku tak perasan, maklumlah waktu itu aku telah memiliki sebuah motosikal Yamaha YPVS350.. ada 'class' di tahun 1986... dulu</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Boleh dikatakan setiap kali dia berjalan pulang dari tempat kerja dia sentiasa pandang pada aku sambil tersenyum manis. Aku agak serba salah kerana aku tahu yang Atie ni selalu juga menelefon kawan serumah aku yang bernama Mansur. Aku balas balik juga senyumannya... Begitulah setiap kali yang berlaku sehingga suatu malam Atie melefon ke rumah ketika aku berseorangan pasal kawan-kawan yang lain belum pulang dari pejabat masing-masing.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Bermula dari situ kami berkenalan dan saling bertukar nombor telefon.Dan semenjak itu kami sering juga keluar ke KL bersama-sama tanpa pengetahuan Mansur.Hubungan kami agak intim juga..tapi aku tak menaruh harapan pada dia pasal Atie ni berusia 4 tahun lebih tua dari aku.sedangkan ketika itu aku baru berusia 23 tahun..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Pada pertengahan tahun 1986 kami berpecah dan aku menyewa sebuah rumah dengan kawan-kawan lain di Taman Ehsan, Kepong.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Pada Sabtu selepas aku habis game sepaktakraw kira-kira jam 7.00 malam kami telah berjanji nak jumpa di KFC berhadapan Panggung REX ( aku tak pasti panggung itu ada lagi atau tidak sekarang ni). Oleh kerana pakaian aku tidak sesuai dan berpeluh-peluh, aku cadangkan agar Atie tunggu aku di KFC dan beri aku satu jam untuk aku balik mandi. Nampaknya dia tidak setuju dan ingin ikut aku balik. Oleh kerana dia beria-ia sangat nak ikut, aku benarkan kerana sebelum ini aku tak pernah ajak Atie atau perempuan lain ke rumah!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Sesampai aku ke rumah, aku dapati tiada seorangpun rakanku yang ada..maklumlah malam minggu..masing-masing ada program!. Atie masuk ke ruang tamu dan aku bukakan lampu dan televisyen sambil menunggu aku mandi serta bersalin pakaian.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Setelah selesai mandi aku lihat Atie sedang membaca sebuah novel yang berjudul "Kembalinya Mona Gersang". Entah mana dia dapat novel itupun aku tak tahu. Kelihatannya Atie agak gelisah..dan aku pasti Atie sudah mulai ghairah kerana aku begitu pasti jalan cerita dalam buku itu amat boleh menimbulkan berahi....lalu aku suruh Atie masuk saja ke bilikku untuk menghabiskan bacaannya sambil aku di ruang tamu menonton Berita Perdana jam 8.00 malam</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kira-kira setengah jam kemudian, aku pula masuk ke dalam bilik dan aku lihat Atie masih khusyuk membaca buku itu sambil meniarap di atas katil. Perlahan-lahan aku naik ke katil sambil mengusap-ngusap rambutnya yang ikal wangi. Tanganku mengurut-ngurut belakangnya hingga ke punggung yang pejal berisi..Lama aku berbuat begitu dan batang senjataku mengeras.. Aku yang masih berkain pelikat tanpa berseluar dalam cuba untuk menindihnya sambil mengenakan batangku yang menegang keras itu ke celah lurah</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">punggungnya..." emmm..."....Atie mengerang sambil menoleh dan tersenyum. Aku pun mula menggosok- gosok batangku turun naik di celah itu sambil mengucup belakang leher, menjilat serta menggigit kecil telinga kiri dan kanannya. Atie semakin terangsang dan mengeluh kesedapan. Tanganku meraba-raba belakangnya sambil berbisik.." Atie..tolong buka baju sayang...."..Atie bangun perlahan-lahan dan terus membukakan butang baju kurungnya.. aku juga membantu menarik bila kedua tangan Atie cuba melepaskan..bajunya..lalu.. terdedahlah dua buah bukit yang sederhana besarnya yang masih bertutup dek coli berwarna pink..kelihatan dada Atie berombak-ombak dan kedua buah dada yang menonjol.. Dan tanpa menunggu lebih lama, aku terus saja membuka cangkuk coli Atie..tersirap darah aku melihat dua buah dada yang masih segar terpacak kerana inilah kali pertama aku melihat buah dada seorang gadis secara langsung tambahan pula aku berpeluang untuk memegang dan menikmati kelunakan dan kelembutan buah dada dan gadis itu pula sedia menyerahkan tubuhnya lantas aku ramas dan menguli-uli kedua-dua buah dada itu dengan penuh bernafsu sekali..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Atie mendesis.."ssss..uuhhh" sambil cuba menyuakan puting buah dadanya untuk kuhisap. Puting buah dada yang sudah mengeras itu terus saja aku nyonyot dengan penuh ghairah..tangan Atie menarik-narik rambutku tanda dia juga amat terangsang apabila aku meramas-ramas lembut buah dadanya..Setelah kupuas menguli dan meramas yang sebelah kiri, aku alihkan ke sebelah kanan pula.. begitulah silih berganti..mata Atie sekejap pejam sekejap celik sambil mulutnya tak henti-henti mengerang manakala kakinya pula asyik menolak-nolak ke tilam hingga bantal dan selimut yang ada di atasnya jatuh ke atas lantai.. Atie meminta aku melucutkan kain pelikatku...aku dapat mengagak yang Atie juga ingin melihat dan memegang batang senjataku yang sedia keras itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Sebelum aku membuangkan kainku, aku berkata berbisik meminta pada Atie "...Tie...buka kain dulu..." Atie mengangkat punggungnya dan aku segera menarik kain yang di pakai... mataku tertumpu pada benda tembam yang masih ditutup oleh seluar dalam berwarna hitam di cela kangkang Atie. Aku telanjang di hadapan Atie..dia tersenyum dan melurut-lurut batangku yang sedia keras menegang dengan lembut..terasa kelembutan tangan seorang gadis mengurut-urut batangku.."uuhh"..aku pula yang mengeluh dan bertambah berahi kerana tak pernah batangku diurut begitu..selama ini aku sendiri yang mengurut dan melancap bila menonton 'blue film'..Aku rasa Atie berpuashati dengan keadaan batangku yang agak besar..standard orang Melayulah..6 1/2". Di peringkat ini aku mula tertanya-tanya dalam hati.."apakah Atie ni dah biasa dengan keadaan begini ataupun baru pertama kali?'..ah..persetankan itu semua..yang penting aku akan dapat apa yang diidamkan iaitu pantat di celah kangkang Atie yang tembam itu dapat ku teroka..hmm..hmm batangku akan dapat menyelam ke lubuk nikmat idaman semua lelaki itu malam ni..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Tanganku terus menerus mengusap-usap celah kangkang Atie sambil mulutku terus menyonyot puting buah dadanya.. Atie mengerang-ngerang dan merintih kesedapan... Setelah kulihat Atie bagai tak berdaya menahan seranganku..aku bisikkan lagi.."Tie..telanjang Tie.." Mulanya Atie agak ragu-ragu untuk telanjang..katanya.." macam ni aja udah lah..." " Ala..buka ajela seluar tu...I dah telanjang ni.. I pun nak tengok you punya ...kan kita sama-sama telanjang...apa nak dimalukan...." rayuku pada Atie...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Setelah agak lama merayu-rayu sambil menyudu nyudu pantat tembam yang masih berseluar itu...akhirnya Atie mengangkat punggungnya agar mudah aku menarik seluar dalamnya. Hatiku berdetik gembira kerana sebentar lagi dapat ku saksikan sekujur tubuh seorang gadis telanjang tanpa seurat benang di hadapanku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Dengan perlahan-lahan aku menarik seluar dalam Atie dan terserlahlah celah kangkang Atie yang sangat kuidamkan-idamkan selama ini..hmmm...pantat Atie begitu tembam di hiasi pula dengan bulu-bulu yang agak halus begitu mempesonakan mata yang memandang..dan tanpa membuang masa..aku menyembamkan hidungku ke celah alur berahi Atie dan lidahku menari-nari dan mencari-cari biji mutiara keagungan wanita..akhirnya kutemui biji mutiara tersebut lalu kugunakan lidahku untuk menggentel-gentel .."..fusss..aahhh..ahh"..Atie makin kuat mendesah..punggungnya terangkat-angkat ..rambut ku di tarik-tarik ..Aku amat pasti Atie sedang menikmati kelazatan yang amat sangat bila ku perlakukan begitu..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Celah alur nikmat Atie semakin basah...basah dek lendir dari dalam lubuk nikmat bercampur dengan air liurku..kepala batangku juga kurasa basah kerana air maziku juga telah meleleh-leleh dari tadi.. Biji mutiara Atie yang kelihatan merah ..menonjol tak henti-henti kunyonyot-nyonyot sepertimana aku menyoyot puting buah dada Atie...Atie semakin galak.. menggelepar..sambil mengerang.."sssedapnya...uuhh..lagi..ssseeedappp".. bagaikan ikan yang kelemasan di atas daratan...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kepala batangku yang basah dari tadi asyik menganguk-angguk dan kembang kuncup tanda bersedia untuk menyelami lubuk nikmat Atie..tetapi..fikiranku masih boleh bertenang..kerana kalau Atie ni masih dara, alamat aku akan 'terikat' padanya dan pasti dia akan menuntut agar aku kahwin dengannya satu hari nanti.. lalu saja aku bangun dan turun dari katil sambil menyuruhnya memakai semula pakaiannya..aku pula memakai kain pelekatku..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Atie tidak bergerak langsung dan dia bagai tak pedulikan suruhanku agai mermakai pakaiannya semula...Atie merenungku ...matanya berkaca-kaca..aku tidak pasti kenana Atie diam membisu..Aku bertanya pada Atie.."kenapa sayang...sudahlah..cukuple setakat ini" aku menduga..padahal dalam hatiku terasa menyesal kalau-kalau Atie menuruti kehendakku memakai pakaiannya Alamat melepaslah batangku dari menyelami lubuk nikmat Atie...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku berbaring semula di sebelah Atie..dan bertanya lagi " Tie..kenapa tak nak pakai baju tu...jomlah kita keluar.." Atie masih juga diam. Matanya semakin redup memandangku..aku dapat rasakan nafsunya masih bergelora..lalu aku menduga dengan pertanyaan.." Atie nak bagi kat abang ke?..".Aku lihat Atie mengganggukkan kepala sambil tersenyum.."Atie tak nyesal bagi kat Abang.? tanyaku lagi. Atie hanya menggeleng..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ini satu petanda yang baik..Atie sudah merelakan tubuhnya untuk kunikmati..dan tanpa membuang masa lagi aku mula menindih Atie semula dan membuang semua pakaian dari tubuhnya yang tidak diusik dari tadi..batangku yang masih keras menegang diurut-urut dan diacukan tepat kecelah alur oleh Atie sendiri..Perlakuannya membuat aku berkeyakinan yang Atie ingin juga menikmati kelazatan bersetubuh denganku.. Sambil dia berbaring telentang..kakinya dikangkangkan seluas-luasnya agar memudahkan aku memasukkan batangku itu..namun sebelum itu aku mengambil sebuah bantal untuk ku lapikkan di bawah punggungnya untuk agar lebih aku menusuk alur nikmat Atie..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Sebelum aku membenamkan batangku..kugentel-gentel sekali lagi biji mutiara Atie menggunakan ibu jari kiriku manakala tangan kananku memegang batang dan menyuakan kepala batang konekku tepat-tepat ke lubang yang sedang menganga menanti kemasukan batang konekku yang kerans..Atie semakin mengerang..merayu agar cepat ku benamkan ke lubukknya.."..bang...cepatlah..Tie dah tak tahan lagi ni..."..rayu Atie..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Perlahan-lahan aku mula membenamkan batang konekku..sedikit demi sedikit ..batangku mula menusuk lubuk nikmat Atie...aku dapat rasakan lubuk Atie menyedit-nyedut dan terasa bagai di genggam erat batang ku didalamnya." Aduzz...ssss...sedapnya tak terkata keluhku bila batangku diperlakukan begitu. Tetapi agak menghairankan kerana Atie tidak menunjukkan apa-apa perlakuan yang menandakan yang dia pecah dara dan aku pula tidak terasa apa-apa halangan bila keseluruhan batangku masuk ke lubuk nikmat Atie.." si Atie ni dah tak ada dara lagi rupanya..patutle dia beria ia nak melakukan persetubuhan ini...mungkin dia ni dah biasa kot!."...bisik hati kecil ku..kalau macam ni boleh le selalu aku mintak kat Atie..hati kecilku bertambah girang..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Setelah agak lama terendam di dalam dan membiarkan batangku di kemut-kemut oleh lubuk nikmat Atie..aku mula menggerak-gerakkan batangku turun naik perlahan lahan..Atie terus mengerang dan berbusik.."sssedap bang..sedapnnya..batang abang panjang sampai senak" Atie mengaya-ayakkan punggungnya ...uuhh...uhh.."..keluh Atie...sesekali aku benamkan sedalam-dalamnya hingga terasa ke bahagian pintu rahim Atie..dan ketika itu Atie menjerit "..Ahhh..".. Dengan batangku yang masih di dalam lubuk nikmat, aku mengayun-ayun punggungku sambil aku meramas-ramas punggung Atie..mulutku pula menyonyot puting buah dada Atie..Atie kelihatan amat terseksa kelazatan.. Atie benar-benar menikmati persetubuhan itu..ternyata aku dapat mempraktikkan apa yang pernah aku tonton dalam 'blue film' sebelum ini amat berguna..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Atie semakin tidak tentu arah bila aku melajukan ayunan punggungku dan kerandut telurku pula menghentak-hentak bahagian bawah alurnya..kedua-dua kaki Atie yang masih tergantung dibahuku juga tidak menentu.. bagaikan nak menendang dinding bilik ku pula..Mata Atie lebih banyak pejam dan dahinya berkerut-kerut menahan nikmat yang sedang dirasainya..sesekali aku dapat lihat mata hitam Atie juling ke atas dia betul-betul kuyu dan layu menikmati hentakan batang senjataku..aku masih tetap meneruskan ayunan sehingga beberapa minit kemudian ..Atie membisik lagi .."..bbbaa..bbaang..Tie nak kelllluuaar...uhh..uss..sssttt..bbbbaaaang.. uuhh!!...uuhhh..aaabbbaannnggg...."..ke dua-dua kaki Atie mengejang dan tangannya mencengkam punggungku begitu erat manakala kepalanya menggeleng-geleng ke kiri ke kanan...Aku begitu pasti yang Atie telah mencapai orgasm..kerana serentak dengan reaksi sedemikian terasa kepala batangku begitu hangat diseliputi cairan dari dalam lubuk nikmat Atie...Aku menghentikan ayunan dan membiarkan Atie mengemut-ngemut batangku ...selepas beberapa ketika, aku mulakan ayunan dengan rentak yang perlahan. Aku mencabut batangku dan meminta Atie menungging kerana aku ingin mencuba secara 'doggie'. Atie hanya tersenyum dan menuruti kehendakku. setelah Atie bersedia, aku membenamkan lagi batangku dari arah belakang Atie..sebelah tangan ku meraba-raba buah dadanya dan yang sebelah mengelus punggung Atie.. Ternyata cara sebegitu batangku terasa amat ketat di lubuk nikmat .. Atie juga tidak tentu arah bila aku mula membuat ayunan...semakin laju aku mengayun, semakin sedap rasanya batangku..aku semakin hampir untuk mencapai kemuncak rasa..untuk melepaskan air maniku..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku sempat bertanya pada Atie.."..Abang nak keluarkan air abang kat mana Tie...kat dalam atau kat luar..?.."Kat luar ajer lah bang...Tie takut ngandung..." jawab Atie lemah.."OK..kalau gitu ..elok Atie terlentang.." pintaku pula.. Atie baring telentang dengan kedua kakinya mengangkang luas..lututnya dinaikkan..ku lihat lubang di celah alur itu kembang kuncup menanti hunjaman batangku..aku merangkak dan menghalakan tepat ke arah lubang itu dan meneruskan lagi adegan seterusnya.. menancapkan batangku sedalam yang mungkin .. Dengan perasaan yang semakin membara, aku membenamkan keseluruhan batangku yang dengan tempo ayunan yang agak laju pula..tak sampai beberapa minit..aku terasa bagai nak terkencing menyelubungi tubuhku..batang ku terasa menggeletar..dan aku pasti air maniku akan terpancut bila-bila masa saja..dengan pantas aku cabut dari lubuk nikmat Atie dan aku halakan ke arah dadanya..dan..terhambur air maniku.. sebahagian air maniku terkena ke muka Atie dan sebahagian lagi ke atas dada..Atie tersenyum puas..." Sedapnya main ngan abang...Atie puas betul...sebenarnya Atie keluar tiga kali ..tadi.."...bisik Atie penuh manja..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Sungguh hebat rasanya bersetubuh dengan seorang wanita..jauh lebih nikmat dari melancap..!!!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Aku saja yang tidak puas sepenuhnya lantaran tidak dapat memancutkan air maniku di dalam lubuk nikmat Atie..namun itulah kali pertama aku menikmati persetubuhan dengan seorang perempuan....</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Macamana aku boleh agak lama main ngan si Atie nikira-kira hampir 45 minit.., sebenarnya masa aku mandi sebelum ini aku telah melancap terlebih dahulu...dan tak disangka-sangka pula aku akan berpeluang bersetubuh dengan Atie..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Sejak hari itu..aku sering saja bersetubuh ngan Atie bila ada peluang..nampaknya Atie juga tidak pernah menolak permintaanku..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Sekarang ini aku sendiri tak pasti di mana Atie berada ..kerana aku telah berpindah tempat kerja..</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0